Salah satu yang mengancam keutuhan komunitas adalah anggota yang mudah dipengaruhi oleh orang-orang yang tidak menginginkan sebuah komunitas tumbuh berkembang. Tentu saja, gangguan seperti ini akan terjadi di mana pun, baik komunitas yang sudah mapan maupun komunitas yang baru terbentuk.
Ada banyak motif mengapa ada saja pihak yang menggoda anggota komunitas. Bisa jadi ia memiliki misi tertentu sehingga ingin mengambil panggung dengan cara membuat komunitas tersebut tidak solid. Jika ada gesekan sesama anggota, ia akan mudah masuk dan melaksanakan misi-misinya.
Motif seperti ini masih sering terjadi, apalagi bila komunitas tersebut tidak menyediakan sistem yang terukur dalam persaingan positif di antara sesama anggota. Tidak ada aturan baik tercatat maupun tidak, sehingga membuka peluang bagi terjadinya praktik yang menghalalkan segala cara.
Makanya, perlu ada code of conduct bagi setiap anggota komunitas. Ketika ada perselisihan, sudah ada cara untuk menyelesaikannya, tahapan demi tahapan. Sistem yang sudah terbentuk akan mudah diikuti anggota komunitas ketika ada gejolak.
Yang sulit dipahami adalah ketika ada anggota komunitas yang memengaruhi anggota lain untuk membuat kekacauan tanpa misi apa pun, selain membuat kekacauan itu sendiri. Tampaknya ia tidak enak badan karena tidak melihat adanya gesekan di antara sesama anggota komunitas. Dia tidak untung dari kekacauan tersebut, bahkan ikut merugi. Ini sama seperti penumpang perahu yang membocori perahu karena tidak setuju dengan sang kapten. Tapi tindakannya malah membunuh semua, termasuk dirinya sendiri.
Makanya penting untuk menjaga suasana kondusif dalam sebuah komunitas ag
ar tidak mudah dipengaruhi oleh orang-orang yang tidak senang ketika melihat keharmonisan. Tipe anggota seperti ini ada di mana saja, kadang melakukan aksinya secara frontal, tetapi ada juga yang secara diam-diam. Apa pun itu, frontal atau diam-diam, dampaknya tetap buruk.
Untuk menghindari pengaruh-pengaruh buruk yang merugikan anggota komunitas dan organisasi itu sendiri, setiap anggota harus mengedepankan kepentingan organisasi. Ia harus sadar ketika ada pengaruh buruk yang masuk seolah-olah untuk kepentingan pribadi orang yang dipengaruhi, sebab dengan cara itu orang paling mudah terpengaruh.
Di sinilah juga pentingnya mengenal karakter dan rekam jejak setiap anggota. Bagi organisasi yang baru terbentuk, ini menjadi tantangan tersendiri. Jangan mudah dipengaruhi, sebaliknya harus bisa memengaruhi anggota lain untuk kebaikan bersama.***