Green Youth Camp Essay

Menerut Riset Greeneration, sebuah organisasi nonpemerintah yang telah 10 tahun mengikuti isu sampah. Satu orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik pertahun. Itu berarti jika dijumlahkan sampah plastik disekitar lingkungan kita mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Dan buruknya, kantongan plastik yang tidak terurai menjadi ancaman kehidupan dan ekosistem. Akibatnya berdampak terhadap pencemaraan lingkungan, bencana banjir dan menimbulkan berbagai macam penyakit. Minimnya kesadaran akan pentingnya kebersihan menjadi salah satu alasan mengapa sampai saat ini kita menemukan banyak sampah baik dilingkungan sekitar maupun dibibir pantai.

Memang tak mudah merubah suatu kebiasaan yang telah melekat pada masyarakat, apalagi kebiasaan membuang sampah sembarangan. Dan alangkah baiknya segala sesuatu dimulai dari hal yang kecil. Misalnya, membiasakan membuang sampah pada tempatnya diawali dari diri sendiri ataupun memberikan contoh yang baik untuk anak-anak betapa pentingnya menjaga kebersihan. Saya pernah menjadi seorang relawan lewat teaching and giving komunitas 1000 Guru Aceh. Bersama dengan puluhan anak muda lainnya, kami mengajar dan memberikan pemahaman kepada adik-adik sekolah dasar mengenai Bersih

Sebagai pemuda yang aktif dan peka terhadap isu lingkungan, saya dan teman-teman komunitas Turun Tangan Lhokseumawe setiap setahun sekali Memperingati Hari peduli Sampah Nasional (HPSN). Tahun ini kami menggagas konsep Lhoksemuawe Clean City (LCC) dengan 25 Komuitas pemuda yang ada di Lhokseumawe dan Aceh Utara. Lokasi pelaksanan kegiatan bertempat di salah satu pantai yang menjadi destinasi wisata di Kota Lhokseumawe.. Alasan kami melakuan aksi ini adalah bentuk dari rasa kepedulian kami terhadap pencemaran pantai yang terjadi di Lhokseumawe. Dengan tujuan ingin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergerak bersama membuat perubahan agar kota Lhokseumawe menjadi kota layak huni, kota ramah anak dan kota bebas sampah di tahun 2020. Kami berharap gerakan ini ini dapat menyebar virus positif dan menjadi contoh baik bagi pemuda yang ada di Lhokseumawe. Sehingga menjadikan Kota Lhokseumawe sebagai Kota percontohan.

Membuang sampah sembarangan pada dasarnya sudah menjadi suatu kebisaan yang dianggap lumrah bagi setiap orang. Tidak peduli anak- anak maupun orang dewasa semua melakukan hal serupa. Banyak juga kita jumpai pengendara mobil dengan sengaja membuang bungkus plastik ataupun botol ke jalan umum sembarangan. Padahal bisa saja menyediakan kantong plastik khusus sampah didalam mobil dan dibuang ketempat yang semestinya setelah sampai ketempat tujuan.

Poin terpenting dalam melestarikan lingkungan adalah adanya kesadaran setiap individu dalam menjaga lingkungan, itu akan lebih efektif dan efisien. Kita sebagai pemuda harus berani menegur orang yang tidak bertanggung jawab dengan membuang sampah sembarangan. Ini dapat menjadi langkah awal. Untuk melakukan perubahan itu peran keluarga sangatlah berpengaruh dalam membentuk karakter kita kedepanya. Nilai-nilai menjaga kebersihanan dan hidup sehat harus diterapkan dalam diri kita sejak usia dini.
![1495460020618.jpg](https://steemitimages.com/DQma9k1QmSJB44SHeDR6u846cC2E8i7CLoELds7mtLkJnJz
/1495460020618.jpg)

Demonstrating Greeneration Research, a nongovernmental organization that has 10 years of rubbish issues. One person in Indonesia averages 700 plastic bags per year. That means if the added amount of plastic waste around our environment is experiencing a very high increase. And poorly, the unopened plastic bags pose a threat to life and ecosystems. As a result have an impact on environmental emissions, floods and various diseases. The lack of awareness of the importance of cleanliness is one reason why until now we find a lot of garbage both around the environment and dibibir beach.

It is not easy to change a habit that has been attached to the community, let alone the habit of littering. And how good everything starts from a small thing. For example, get rid of trash in its place begins with yourself or provide a good example for children how important to keep clean. I once became a volunteer through teaching and giving community of 1000 Aceh Teachers. Together with dozens of other young people, we teach and give understanding to the elementary school brothers about Clean

As an active youth and sensitive to environmental issues, I and my friends Lhokseumawe Lhoking community once every year Celebrating National Rubbish Day (HPSN). This year we initiated the concept of Lhoksemuawe Clean City (LCC) with 25 youth commodities in Lhokseumawe and Aceh Utara. The location of the implementation of the activity is located in one of the beaches that become tourist destinations in the city of Lhokseumawe .. The reason we do this action is a form of our sense of concern for the beach pollution that occurred in Lhokseumawe. With the aim of inviting all elements of society to move together to make changes for the city of Lhokseumawe to be a habitable city, child-friendly town and city free of waste in 2020. We hope this movement can spread positive viruses and become a good example for the youth in Lhokseumawe . So as to make Lhokseumawe City as a pilot city.

Littering litter basically has become a habit that is considered normal for everyone. No matter the children and adults all do the same. Many of us also encounter motorists deliberately throw plastic wrappers or bottles into public roads carelessly. Though it could just provide a special plastic bag in the garbage car and thrown to the proper place after reaching the destination.

The most important point in preserving the environment is the awareness of every individual in protecting the environment, it will be more effective and efficient. We as youth must dare to rebuke people who are not responsible by littering. This can be a first step. To make that change the role of the family is very influential in shaping our character kedepanya. The values ​​of maintaining cleanliness and healthy living must be applied in us from an early age.