Lawan Hoax dengan Buku

in #writing7 years ago

REID.jpg

Ada beberapa faktor kenapa hoax di zaman ini bisa tersebar cepat. Pertama, faktor teknologi komunikasi dan informasi. Kemunculan handphone cerdas dari suku bangsa Android, baik secara langsung atau pun tidak, turut menyumbang peluang penyebaran hoax di tanah air. Dengan bantuan android, para produsen hoax dengan mudah mencetak hoax dan menyebarkannya dalam hitungan detik yang kemudian disambut oleh distributor hoax sampai ia berlabuh ke handphone cerdas milik konsumen hoax.

hoax.jpg
Artikel Saya tentang Hoax di Waspada Medan

Proses penyebaran hoax via android terbilang cukup praktis dan tidak perlu persiapan serius. Tidak perlu latihan berhari-hari, apalagi semedi. Cukup hanya dengan copy paste dan share, hoax pun terbang melayang mencari mangsa. Penyebaran hoax via android juga tidak terikat dengan waktu tertentu seperti harus Jumat kliwon atau Rabu Abeh. Ia bisa disebar kapan saja. Dengan android di genggaman, hoax bisa dilepas sambil tidur, sambil makan dan bahkan sambil “e’ek” pun jadi, sebab sampai saat ini belum ada fitur pengirim rasa dan bau sehingga para hoaxer tidak perlu khawatir.

Kedua, faktor malas membaca. Sejak fitur sms (short message service) diperkenalkan, tradisi membaca dan menulis sebagian kita terlihat menurun. Kita sudah dipaksa untuk menghemat kata dalam menulis dan hemat pula dalam membaca. Untuk menanyakan “kamu di mana sekarang” biasanya cukup menulis “qm dmn skrg.” Huruf vokal dihilangkan, tinggal konsonan alias huruf mati. Akhirnya nalar pun ikut mati, perlahan-lahan. Akibat tulisan yang dipendek-pendekkan itu pula nafsu kita untuk membaca pun mengalami drop alias turun ke bawah.

Percaya atau pun tidak, sebagian pemegang android saat ini tidak tertarik pada tulisan-tulisan panjang. Kalau ada tulisan dua paragraf, dibacanya ¼ paragraf dan langsung dia simpulkan. Ditambah lagi dengan kemunculan meme di media sosial, keinginan membaca pun semakin menurun. Rasa ingin tahu semakin berkurang. Akhirnya potongan-potongan hoax itu pun ditelan mentah-mentah sebab nalar kritisnya telah mati.

memee.jpg
Artikel saya tentang Meme di Harian Rakyat Aceh

Nah, apakah penyakit itu bisa diobati? Jawabannya bisa. Salah satunya adalah dengan kembali ke buku-buku. Melalui buku-buku otak akan terasah dan rasa ingin tahu akan tumbuh kembali. Buku-buku akan mengajarkan kita berpikir teratur dan tidak loncat-loncit. Buku-buku juga akan melatih kesabaran, sebab ia kita baca selembar demi selembar secara perlahan. Tidak seperti android yang kita gesek, gesek dan gesek sampai terpeleset ke lumpur hoax.

Demikian dulu Tuan dan Puan Steemians, lain waktu disambung kembali…

Sort:  

Bang bisa bantu votes dan ajari cara menggunakan nya