Gabungan Pekerja Indonesia dan Filipina Gelar Flash Mob di Taipei Station

---

Tuntut Kesejahteraan Pekerja Wanita, Tenaga Kerja Asing Indonesia dan Filipina Lakukan Flash Mob di TMS

Lebih dari seratus orang pekerja migran asal Filipina dan Indonesia melakukan orasi tuntutan kesejahteraan pekerja migran di sektor informal agar mendapatkan hak mereka yang lebih baik. Berdasarkan data statistik pemerintah, sekitar 700.000 pekerja migran di Taiwan, dimana lebih dari 90 % merupakan tenaga kerja wanita di sektor informal yang belum mendapatkan kesejahteraan.

Selain menggelar orasi menyuarakan tuntutan, gabungan pekerja migran juga menggelar flash mob yang diawali dengan adegan kekerasan dan pelecehan seksual dari keluarga majikan kepada seorang pekerjanya. Ini menggambarkan keadaan yang kerap terima oleh para pekerja wanita yang kerap terintimidasi. Orasi digelar di Taipei Main Station pada Minggu (24/3/19) menyuarakan tuntutan mereka mengenai kekerasan pada pekerja perempuan dan tuntutan mengenai kondisi kerja yang lebih baik.

---

---

Gilda Banungan, ketua dari Migrante Taiwan mengatakan bahwa banyak pekerja migran perempuan yang hanya memperoleh gaji NT$17.000 per bulan, yang dinilai tidak cukup untuk hidup di Taiwan dan dikirim pulang ke rumah. Selain itu, pekerja migran perempuan juga seringkali dipaksa untuk bekerja hingga larut malam, serta rawan menjadi korban kekerasan fisik maupun kekerasan seksual.

---

---

Banungan ingin agar perlindungan terhadap pekerja migran sektor informal juga diatur dalam Udang-undang Ketenagakerjaan Taiwan, dilindungi oleh asuransi ketenagakerjaan, dan dimasukkan dalam sistem perawatan jangkan panjang nasional sama seperti para pekerja yang bekerja di sektor formal. []

Berikut ini adalah Link Flash mob