Belajar Ikhlas Dari Ulama-Ulama Pengarang Kitab

in #writing7 years ago

IMG_20180305_204806.jpg

Sumber

ULAMA besar, yang aktif dalam mengarang atau menulis kitab-kitab -- semisal kitab arab gundul atau berbagai kitab lainnya-- jarang sekali didapatkan catatan biografinya. Baik dihalaman sampul depan (cover) atau dihalaman terakhir karangannya --sebagaimana yang kita lihat pada buku-buku umum baik fiksi maupun non fiksi.

Paling yang ada hanyalah alamat tempat pengarang tersebut bermastautin. Itupun kadang terlihat kurang jelas dengan hurufnya yang sangat kecil, tidak menyamai atau melebihi besar judul kitabnya.

Bahkan dalam riwayat teungku-teungku dayah, diceritakan, dulu pernah ada ulama yang setelah berhasil menulis satu kitab, lalu kitab itu dibuang ke laut. Kemudian ulama tersebut bermunajat kepada Allah; jika seandainya kitab karangannya itu tidak memiliki nilai manfaat yang lebih bagi masyarakat, beliau memohon kepada Allah agar dibiarkan saja tenggelam di laut.

Namun, karena hatinya yang tulus suci, disertai dengan niatnya ikhlas dalam menulis kitab tersebut, maka Allah tampakkan lagi kitab yang sudah ditenggelamkannya. Ulama tersebut takut, jika sewaktu-waktu apa yang dilakukannya dikhawatirkan tidak lagi menjadi ibadah kepada Allah, karena memungkinkan ternodai oleh rasa takabbur ataupun ujub (takabur dalam hati).

Dan, hari ini kitab karangan ulama tersebut sudah menjadi kitab pegangan para penuntut ilmu, khususnya yang belajar ilmu nahwu didayah-dayah atau surau. Nama kitab itu adalah kitab Al-Jurumiah.

Nah, pola perilaku yang ikhlas semacam ini sangat patut kita contohkan. Karena disadari atau tidak, yang namanya ikhlas sangat susah untuk di praktek kan. Sehingga butuh belajar juga untuk mempraktekkan dan membiasakan sikap ikhlas dalam aktivitas sehari-hari. Sehingga apa yang kita lakukan dengan unsur ikhlas didalamnya, akan menjadi amal ibadah yang membantu kita kelak di alam kehidupan selanjutnya. #nyanban

sorogan.jpg

Sumber

IMG_20180305_204940.jpg

Sumber


Senin, 05 Maret 2018 || @emsyawall

Sort:  

Nyanban, wajib sang lheuh nesurah kitab:)ikhlas itu hanya kita dan Allah saja yang tahu bahkan syaithan saja tidak mampu mengetahuinya walaupun dia ingin mencuri tahu..

Wajeb @rahmayn haha

Beutoy, ikhlas hanya kita dan Allah yang tahu. Tapi orang lain juga bisa tahu, misalnya melalui tindakan kita. Cuman penilaian ikhlas atau tidaknya dari orang lain ini, agak subjektif juga sifatnya. Hshs

Menyo baroekon hana lon tupeu sejarah dari kitab jurumiah nyan. Jinoe dengon na dro neuh bi thei ka lon teupeu. Teurimong geunaseh tgk.

Ya, Alhamdulillah @alhidayat. Kadeuh manfaat nyata, barti hana rugoe sagai-sagai lon tuleh. Hehe

Mnyoe didayah, sglom beut kitab nyan leu Teungku geukisahkan ata nyan bacut keu tanyoe yg beut.