Archery World# Bambang Ekalaya, Thumb Draw dan Three Fingers
Bambang Ekalaya menyerahkan ibu jarinya sebagai tanda baktinya kepada Durna, disaksikan oleh Arjuna yang berdiri di belakang Durna
Image Source
Dalam Mahabharata dikisahkan, untuk membuktikan pengabdian murid kepada kepada gurunya, Durna telah meminta Bambang Ekalaya menyerahkan ibu jari kanannya kepada Durna. Dengan rasa penghormatan yang tinggi terhadap Durna, maka Bambang Ekalaya pun kemudian tidak ragu-ragu memotong ibu jarinya kemudian menyerahkannya kepada Durna.
Apa yang dilakukan oleh Bambang Ekalaya ini ternyata dianggap sebagai sebuah kebodohan oleh Durna, karena bagaimana pun hebatnya seorang pemanah tak akan ada artinya tanpa ibu jari. Tanpa ibu jari seorang pemanah tak akan bisa menarik tali busur sekaligus menahan anak panah sebelum dilontarkan.
Dari kisah singkat ini memperlihatkan, bahwa Bambang Ekalaya selalu mempergunakan teknik thumb draw (ibu jari menarik tali busur) atau disebut juga dengan teknik "mencubit" (pinch draw), yang merupakan teknik umum dipergunakan oleh orang-orang di daratan Asia. Memang, sejak tidak memiliki ibu jari lagi, kemampuan memanah Bambang Ekalaya pun menjadi turun, maka jadilah Arjuna sebagai pemanah terulung di jagad raya pewayangan.
thumb draw
Image Source
Ibu jari atau jempol sangatlah penting bagi pemanah-pemanah bangsa Asia. Jangankan dipotong, seperti yang terjadi pada Bambang Ekalaya, luka atau cedera kecil saja sudah memberikan kesulitan besar bagi pemanah. Untuk mencegah kelelahan otot atau cedera itu juga biasanya pemanah-pemanah mempergunakan pelindung ibu jari (thumb ring; cincin ibu jari) yang terbuat dari beragam bahan, seperti kayu, tanduk, logam atau batu.
Berbeda dengan dengan Asia, maka di Eropa atau negeri-negeri Mediterania lebih umum menggunakan teknik three finger. Teknik yang umum disebut sebagai Mediteranian style ini menggunakan jari telunjuk, tengah dan manis untuk menarik tali busur. Teknik ini juga yang kemudian secara modern dipergunakan secara standar untuk melakukan drawing (menarik tali busur), karena memang teknik ini, lebih mudah untuk menarik tali busur dan anak panah yang melesat juga lebih stabil.
three fingers
Image Source
Namun, kelemahannya, teknik three finger ini tidak bisa dipakai untuk memanah sambil berlari atau di atas kuda, karena dengan teknik ini, jari-jari tidak bisa menahan anak panah yang mengakibatkan anak panah pun akan terjatuh dari busur sebelum sempat ditembakkan. Menggunakan teknik ini, maka pemanah harus berhenti tegak dulu untuk melakukan pembidikan (aiming).
Mungkin, sekiranya Bambang Ekalaya pernah mengunjungi Eropa atau pernah membaca literatur-literatur ilmu memanah Mediterania, maka ia tidak akan begitu putus asa tidak memiliki ibu jari lagi, karena ia bisa mengenal dan menggunakan teknik three fingers. Rasanya kemampuannya memanah pun akan tetap cukup baik, sejauh dia tidak perlu memanah saat menunggang kuda.
Bangsa Asia, khusunya Arab, Turki, Cina, India hingga Mongol menggunakan teknik thumb draw. Dengan teknik ini juga, pasukan-pasukan perang bangsa-bangsa Asia memiliki keunggulan tersendiri, sebuah kemampuan memanah yang kurang dikenal di Eropah, yakni memanah sambil belari cepat dan saat menunggang kuda dalam kecepatan tinggi. Bahkan, bangsa Asia telah menciptakan horsebow, sebuah busur multiguna yang juga dapat dipergunakan secara efektif saat menunggang kuda.
Image Source
Sejarah telah memperlihatkan, bagaimana dengan kuda dan busur, bangsa Mongol telah dapat menguasai hampir sepertiga benua Asia dan Eropah. Bayangkanlah, bagaimana ribuan pasukan berkuda itu menyerbu bagai badai sambil menembakkan secara cepat dan bertubi-tubi anak-anak panah kepada lawannya. Pada 1241, tentara-tentara berkuda Mongolia yang dipimpin oleh Jengis Khan, bahkan telah membuat Hongaria kalah sebelum perang sesungguhnya dimulai. Dalam Perang Salib juga dikisahkan, bagaimana dengan kuda dan busur juga, kavaleri pasukan Islam dari jarak jauh saja telah bisa memporak-porandakan tentara-tentara Eropah.
Seorang Kesatria (knight) dengan sebatang lance
Image Source
Detasemen kavaleri bangsa Asia, selain tombak dan pedang, maka prajuritnya juga dilengkapi dengan busur panah. Sedangkan di Mediterania, detasemen kaveleri biasanya dipersenjatai dengan lance (tombak panjang) dan pedang. Detasemen ini juga selalu menjadi pasukan elit di militer di banyak negeri Eropa. Sementara, pasukan pemanah sendiri adalah bagian dari detasemen infanteri (pasukan jalan kaki). Apalagi prajurit-prajurit pemanah longbow (busur panjang) dan crossbow (busur palang) akan mengalami kesulitan untuk menangani senjatanya jika menunggang kuda.
Emong Soewandi || @emongnovaostia
Ceritanya keren
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by emong nova-ostia from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.