Menulis tanpa Menyakiti

in #writing6 years ago (edited)

IMG_20180714_092941.png

SEJAK kapan Anda mulai menulis? Saya sendiri sejak sekolah dasar sudah memulai aktivitas ini. Tentu, dengan tulisan sederhana dan jika saya baca kembali tulisan itu, saya jadi tersenyum sendiri.

Saat sekolah dasar, kita mendapat pelajaran Bahasa Indonesia. Tiba giliran tugas mengarang saya paling suka, apalagi mengarang cerita liburan sekolah. Itu sangat seru kita tulis di kertas polio, tulis tangan dengan sebagus mungkin agar mudah dibaca ibu guru.

Zaman dulu, komputer masih termasuk barang langka yang dimiliki orang tertentu. Mesin ketik saja menjadi barang mahal dan berharga.

Kebetulan bapak saya punya mesin ketik merek Brother, mesin ketik ini nasibnya suka 'keliling' tetangga karena dipinjam untuk tugas sekolah juga atawa kadang Pak ketua Rukun Tetangga (RT-di Aceh kepala lorong atau kepala dusun) juga pinjam mesin ketik milik Bapak saya.

Screenshot_2018-07-14-09-38-39-453_com.android.chrome.png

Kelas V SD saya sempat masuk nominasi lomba mengarang tingkat kabupaten yang kemudian akan mewakili ke provinsi. Tapi, informasi saat itu tidak seperti sekarang, lama menunggu kabar nasib tulisan, juara atawa tidak.

Dunia tulis menulis terus saya tekuni hingga di SMA menjadi pengurus majalah dinding (mading). Media tembok paling hebat pada zamannya, sebab menjadi pengurus mading itu dikategorikan orang-orang hebat dan kreatif.

Kebiasaan mencurahkan isi hati melalui catatan harian menjadi modal bagi para penulis pemula. Tanpa kebiasaan ini, jarang seseorang akan disiplin di dunia kepenulisan.

Screenshot_2018-07-14-09-32-21-255_com.android.chrome.png

Menulis, sama halnya dengan berbicara. Berbicara yang baik dengan pesan yang baik disampaikan dengan santun akan melahirkan kondisi saling menghargai.

Menulis itu menyampaikan gagasan dan ide-ide perubahan agar yang membaca tulisan kita mengikuti langkah kecil kebajikan yang kita tebar. Satu kebajikan yang kita bagi melalui tulisan dan dikerjakan banyak orang akan mendatangkan pahala yang terus mengalir tak terhingga.

Media tempat menulis pun telah berkembang pesat. Kehadiran sosial media telah mengangkat semangat menulis berbagai kalangan di banyak jenjang usia. Meski, dalam perjalanannya Kita menemukan banyak ragam persoalan penulis di sosial media.

Ungkapan kotor, ujaran kebencian, dan tulisan berunsur hasutan hilir mudik berkelindan di lini masa sosial media. Ini bahkan menemukan puncaknya di masa pesta demokrasi di tanah air.

Tak jarang, penulis pemula juga ikut alur menulis dengan pola menyindir, menyakiti lawan, bahkan hingga mengangkat SARA.

Belakangan trend ini terus meningkat, kita dengan mudah mendapat konten pertengkaran di banyak jejaring sosial, bahkan sesekali masuk, karena editor nakal, di media mainstream.

Sebenarnya, misi utama kenabian adalah menebar rahmat dan akhlakul karimah. Jika berdakwah konvensional saja selalu dianjurkan bertutur lembut tak menyakiti pendengar, maka sejatinya di dunia kepenulisan juga berlaku demikian.

Menulis tanpa menyakiti itu penting. Kita sebenarnya dapat menasihati orang tanpa menyinggung dan merendahkan, apalagi memojoknya dengan sejuta dalil yang tidak berbuah kesadaran bagi penerima pesan.

Steemian yang baik, tentu melahirkan tulisan yang sejuk. Jika ianya bergerak untuk satu perubahan, maka yakinkan bahwa Perubahan bermula dari kesantunan pelopor perubahan itu sendiri. Kita Salah satunya!

Yuk menulis tanpa menyakiti! Agar kita menjadi para penyeru dengan segudang kebaikan.

Screenshot_2018-07-14-09-22-00-684_com.android.chrome.png

Sort:  

Sangat bermanfaat sekali, karena saya suka menulis😊😊😊

Lanjutkan!

Pak @ariframdan mantap, menulis untuk menyebarkan kebaikan.

Sebuah kisah yang menginspirasi...semua kita punya cerita yang agak mirip soal merintis karir menulis.

Semoga kemaznunan Kita semakin berkelas. Hingga terus menulis

Ayuuk, Kang @ariframdan. Inspiratif sekali!

Halo, hai @ariframdan! Posting yang menarik.. sudah kami upvote dan resteem ke 7578 follower yah.. (Sepotong kontribusi kami sebagai witness untuk komunitas Steemit bahasa Indonesia.)

Congratulations @ariframdan! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

To support your work, I also upvoted your post!

Do not miss the last post from @steemitboard:
SteemitBoard World Cup Contest - Home stretch to the finals. Do not miss them!


Participate in the SteemitBoard World Cup Contest!
Collect World Cup badges and win free SBD
Support the Gold Sponsors of the contest: @good-karma and @lukestokes


Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!