*KEMACETAN LALU LINTAS DITINJAU DARI MODEL SISTEM DINAMIS**KEMACETAN LALU LINTAS DITINJAU DARI MODEL SISTEM DINAMIS*

in #writing7 years ago

Kemacetan lalu lintas di kota kota besar di Indonesia, dianggap sebagai hal lumrah, biasa, sudah jadi rutinitas kehidupan sehari hari, kecuali pada hari hari libur nasional. Oleh karena itu, kajian serius tentang fenomena itu jarang dilakukan. Tulisan ini mencoba membahas kemacetan lalu lintas dari perspektif model sistem dinamis.
Model sistem dinamis adalah cabang matematika terapan yang mempelajari perilaku suatu sistem operasi yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Model diartikan sebagai tiruan atau miniatur dari realita yang lebih sederhana dari keadaan sebenarnya. Model merupakan abstraksi dari realita, semakin sederhana suatu model, semakin abstrak dan semakin jauh model dari realita. Sebaliknya, semakin rumit suatu model semakin dekat model itu dengan realita, tetapi kalau sudah sedemikian rumit suatu model, maka tidak dapat lagi disebut sebagai model. Model yang baik adalah model yang tidak terlalu sederhana dan tidak pula terlalu rumit, jadi berada pada posisi moderat. Ada tiga jenis model yang dikenal yaitu model statis atau model ( Model ikonik), model statis komparative ( model analog) model dinamis ( Model simbolik) atau model matematis .Walaupun tulisan ini menggunakan model dinamis yang sarat dengan persamaan matematika, tetapi uraian yang ditampilkan sudah ditransformasikan dalam bentuk verbal / narasi agar dapat dipahami oleh para pembaca. Peringatan yang disampaikan kan seorang editor buku yang sukses, terus tertanam di dalam benak, bahwa satu saja persamaan matematika dimunculkan ,akan mengurangi jumlah pembaca hingga 50 persen.Atas dasar pertimbangan itu, uraian di dalam tulisan ini bebas dari hal itu.

Model Sistem Dinamis

Model sistem dinamis dikembangkan pertama kali oleh Jay Wright Forrester, seorang profesor matematika di MIT ( Massachusettes Institut of Technology) Boston, USA.
Prosedur melakukan analisis sistem dinamis yang sudah disederhanakan diuraikan di bawah ini :

  1. Mendefinisikan masalah, tujuan dan menentukan batasan dunia nyata.
    2 Menentukan variabel variabel dan mengelompokkannya berdasarkan sifat dan karakternya menjadi beberapa kelompok, stock atau level, flow atau rate, causal loop atau umpan balik,baik yang bernilai positif ( growth), maupun yang bernilai negatif ( goal seeking).
    3 . Formulasi model
  2. Simulasi Model
  3. Verifikasi, revisi dan validasi
    model.

Penerapan Model Dinamis

Dari hasil identifikasi variabel variabel yang berinteraksi dan berkorelasi di dalam fenomena kemacetan lalu lintas, didapat hasil sebagai berikut :
1 .Jumlah penduduk,sebagai stock atau level.
2.Tingkat laju pertumbuhan penduduk per tahun, sebagai flow atau rate.
3 .Jumlah kendaraan bermotor, sebagai level.
4 .Tingkat laju pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, sebagai rate.
5 .Panjang atau luas jalan raya, sebagai level.
6 .Tingkat pertumbuhan panjang atau luas jalan raya,sebagai rate.
7.Tingkat suku bunga kredit pembelian kendaraan bermotor, sebagai level.
8 .Tingkat pengetahuan pengendara atau pengguna jalan tentang peraturan lalu lintas termasuk rambu rambu dan marka jalan, sebagai level.
9 .Tingkat kedisiplinan pengendara dan pengguna jalan,sebagai level.
10.Tingkat komitmen dan konsistensi dari aparat berwenang ( polisi ) dalam upaya penegakan hukum.
11.Tingkat komitmen dan konsistensi aparat berwenang dalam melaksanakan kebijakan tata ruang kota, sebagai level.
12.Tingkat rekayasa lalu lintas yang dilakukan, seperti mengubah arah arus lalu lintas, menetapkan ruas jalan tertentu dijadikan arus searah,menetapkan aturan
nomor ganjil - genap dari pelat nomor polisi yang hanya diizinkan beroperasi pada hari hari yang telah ditetapkan, sebagai level.
Ke dua belas variabel ini ditentukan berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan software sistem dinamis.Sebenarnya jumlah variabel yang dapat berpengaruh terhadap kemacetan lalu lintas jauh lebih banyak , karena karena memang seperti itulah realita di alam. Harap diingat tujuan tulisan ini bukan mau menampilkan kerumitan realita, tetapi merupakan kajian sebuah model yang diusahakan mendekati realita. Jika kerumitan yang digambarkan sudah sama atau nyaris sama dengan realita, maka penggambaran itu sudah tidak dapat disebut sebuah model. Variabel variabel yang disebutkan di atas, dianggap dapat mewakili dan mengakomodasi tujuan tulisan ini.
Kemacetan lalu lintas akan menimbulkan umpan balik umpan balik negatif berupa peningkatan waktu tempuh, peningkatan pemakaian bahan bakar minyak, peningkatan pengeluaran biaya transportasi, pengurangan waktu produktif, dan waktu istirahat.Berkurangnya waktu produktif dan waktu istirahat menimbulkan umpan balik negatif pada tingkat penghasilan dan tingkat kebugaran tubuh, yang kemudian meningkatkan kerentanan tubuh terhadap serangan penyakit.
Kemacetan lalu lintas juga menimbulkan umpan balik negatif terhadap kesehatan berupa peningkatan pencemaran udara dan menurunkan kualitas udara, peningkatan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), peningkatan potensi terkena stress dan berikutnya pengeluaran biaya pemeliharaan kesehatan juga meningkat.
Penghasilan berkurang, sementara pengeluaran meningkat, maka timbul umpan balik negatif berikutnya berupa berkurangnya tabungan,atau aset atau meningkatnya hutang. Pada kondisi demikian maka otomatis tingkat kesejahteraan menurun. Dengan demikian dapat dirumuskan pernyataan bahwa kemacetan lalu lintas menyebabkan turunnya tingkat kesejahteraan

Masyarakat dan Kemacetan Lalu Lintas

Sudah banyak pakar khususnya bidang transportasi dan perencanaan kota membahas soal cara mengatasi kemacetan lalu lintas. Tulisan ini tidak mengulang penjelasan dari para pakar tersebut, tetapi hanya memberikan pandangan dari perspektif berbeda.
Masyarakat yang menderita akibat kemacetan lalu lintas selama ini dianggap sebagai korban dari buruknya tata kelola pemerintahan kota.Sebenarnya masyarakat buka korban, tetapi pelaku merangkap korban.Pada masa sekarang, para kepala daerah dipilih oleh rakyat.Tanpa dipilih rakyat , para pejabat tersebut tidak mungkin duduk di kursi kekuasaannya.Jadi masyarakat turut berkontribusi atas buruknya tata kelola pemerintahan kota.
Di semua kota besar di Indonesia tumbuh tidak terkendali pedagang di kaki lima, mengambil ruang yang diperuntukkan bagi pejalan kaki, bahkan sampai merambah ke badan jalan. Keadaan ini sudah tentu akan menimbulkan kemacetan lalu lintas.Para pedagang itu bukan satu satunya pihak yang dapat disalahkan. Masyarakat umumnya juga punya andil atas situasi tersebut, dengan berbelanja di kaki lima atau di badan jalan. Jika tidak ada orang yang mau berbelanja di pinggir jalan, para pedagang dengan suka rela pergi dari sana tanpa harus digusur oleh petugas Satpol P P (Satuan bPolisi Pamong Praja ).

Kesimpulan

Model sistem dinamis dapat membantu memberi penjelasan atas perilaku sistem yang rumit. Kemacetan lalu lintas menyebabkan turunnya tingkat kesejahteraan. Masyarakat adalah pelaku merangkap korban dari kemacetan lalu lintas. Salam,Yance

Kemacetan lalu lintas di kota kota besar di Indonesia, dianggap sebagai hal lumrah, biasa, sudah jadi rutinitas kehidupan sehari hari, kecuali pada hari hari libur nasional. Oleh karena itu, kajian serius tentang fenomena itu jarang dilakukan. Tulisan ini mencoba membahas kemacetan lalu lintas dari perspektif model sistem dinamis.
Model sistem dinamis adalah cabang matematika terapan yang mempelajari perilaku suatu sistem operasi yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Model diartikan sebagai tiruan atau miniatur dari realita yang lebih sederhana dari keadaan sebenarnya. Model merupakan abstraksi dari realita, semakin sederhana suatu model, semakin abstrak dan semakin jauh model dari realita. Sebaliknya, semakin rumit suatu model semakin dekat model itu dengan realita, tetapi kalau sudah sedemikian rumit suatu model, maka tidak dapat lagi disebut sebagai model. Model yang baik adalah model yang tidak terlalu sederhana dan tidak pula terlalu rumit, jadi berada pada posisi moderat. Ada tiga jenis model yang dikenal yaitu model statis atau model ( Model ikonik), model statis komparative ( model analog) model dinamis ( Model simbolik) atau model matematis .Walaupun tulisan ini menggunakan model dinamis yang sarat dengan persamaan matematika, tetapi uraian yang ditampilkan sudah ditransformasikan dalam bentuk verbal / narasi agar dapat dipahami oleh para pembaca. Peringatan yang disampaikan kan seorang editor buku yang sukses, terus tertanam di dalam benak, bahwa satu saja persamaan matematika dimunculkan ,akan mengurangi jumlah pembaca hingga 50 persen.Atas dasar pertimbangan itu, uraian di dalam tulisan ini bebas dari hal itu.

Model Sistem Dinamis

Model sistem dinamis dikembangkan pertama kali oleh Jay Wright Forrester, seorang profesor matematika di MIT ( Massachusettes Institut of Technology) Boston, USA.
Prosedur melakukan analisis sistem dinamis yang sudah disederhanakan diuraikan di bawah ini :

  1. Mendefinisikan masalah, tujuan dan menentukan batasan dunia nyata.
    2 Menentukan variabel variabel dan mengelompokkannya berdasarkan sifat dan karakternya menjadi beberapa kelompok, stock atau level, flow atau rate, causal loop atau umpan balik,baik yang bernilai positif ( growth), maupun yang bernilai negatif ( goal seeking).
    3 . Formulasi model
  2. Simulasi Model
  3. Verifikasi, revisi dan validasi
    model.

Penerapan Model Dinamis

Dari hasil identifikasi variabel variabel yang berinteraksi dan berkorelasi di dalam fenomena kemacetan lalu lintas, didapat hasil sebagai berikut :
1 .Jumlah penduduk,sebagai stock atau level.
2.Tingkat laju pertumbuhan penduduk per tahun, sebagai flow atau rate.
3 .Jumlah kendaraan bermotor, sebagai level.
4 .Tingkat laju pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, sebagai rate.
5 .Panjang atau luas jalan raya, sebagai level.
6 .Tingkat pertumbuhan panjang atau luas jalan raya,sebagai rate.
7.Tingkat suku bunga kredit pembelian kendaraan bermotor, sebagai level.
8 .Tingkat pengetahuan pengendara atau pengguna jalan tentang peraturan lalu lintas termasuk rambu rambu dan marka jalan, sebagai level.
9 .Tingkat kedisiplinan pengendara dan pengguna jalan,sebagai level.
10.Tingkat komitmen dan konsistensi dari aparat berwenang ( polisi ) dalam upaya penegakan hukum.
11.Tingkat komitmen dan konsistensi aparat berwenang dalam melaksanakan kebijakan tata ruang kota, sebagai level.
12.Tingkat rekayasa lalu lintas yang dilakukan, seperti mengubah arah arus lalu lintas, menetapkan ruas jalan tertentu dijadikan arus searah,menetapkan aturan
nomor ganjil - genap dari pelat nomor polisi yang hanya diizinkan beroperasi pada hari hari yang telah ditetapkan, sebagai level.
Ke dua belas variabel ini ditentukan berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan software sistem dinamis.Sebenarnya jumlah variabel yang dapat berpengaruh terhadap kemacetan lalu lintas jauh lebih banyak , karena karena memang seperti itulah realita di alam. Harap diingat tujuan tulisan ini bukan mau menampilkan kerumitan realita, tetapi merupakan kajian sebuah model yang diusahakan mendekati realita. Jika kerumitan yang digambarkan sudah sama atau nyaris sama dengan realita, maka penggambaran itu sudah tidak dapat disebut sebuah model. Variabel variabel yang disebutkan di atas, dianggap dapat mewakili dan mengakomodasi tujuan tulisan ini.
Kemacetan lalu lintas akan menimbulkan umpan balik umpan balik negatif berupa peningkatan waktu tempuh, peningkatan pemakaian bahan bakar minyak, peningkatan pengeluaran biaya transportasi, pengurangan waktu produktif, dan waktu istirahat.Berkurangnya waktu produktif dan waktu istirahat menimbulkan umpan balik negatif pada tingkat penghasilan dan tingkat kebugaran tubuh, yang kemudian meningkatkan kerentanan tubuh terhadap serangan penyakit.
Kemacetan lalu lintas juga menimbulkan umpan balik negatif terhadap kesehatan berupa peningkatan pencemaran udara dan menurunkan kualitas udara, peningkatan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), peningkatan potensi terkena stress dan berikutnya pengeluaran biaya pemeliharaan kesehatan juga meningkat.
Penghasilan berkurang, sementara pengeluaran meningkat, maka timbul umpan balik negatif berikutnya berupa berkurangnya tabungan,atau aset atau meningkatnya hutang. Pada kondisi demikian maka otomatis tingkat kesejahteraan menurun. Dengan demikian dapat dirumuskan pernyataan bahwa kemacetan lalu lintas menyebabkan turunnya tingkat kesejahteraan

Masyarakat dan Kemacetan Lalu Lintas

Sudah banyak pakar khususnya bidang transportasi dan perencanaan kota membahas soal cara mengatasi kemacetan lalu lintas. Tulisan ini tidak mengulang penjelasan dari para pakar tersebut, tetapi hanya memberikan pandangan dari perspektif berbeda.
Masyarakat yang menderita akibat kemacetan lalu lintas selama ini dianggap sebagai korban dari buruknya tata kelola pemerintahan kota.Sebenarnya masyarakat buka korban, tetapi pelaku merangkap korban.Pada masa sekarang, para kepala daerah dipilih oleh rakyat.Tanpa dipilih rakyat , para pejabat tersebut tidak mungkin duduk di kursi kekuasaannya.Jadi masyarakat turut berkontribusi atas buruknya tata kelola pemerintahan kota.
Di semua kota besar di Indonesia tumbuh tidak terkendali pedagang di kaki lima, mengambil ruang yang diperuntukkan bagi pejalan kaki, bahkan sampai merambah ke badan jalan. Keadaan ini sudah tentu akan menimbulkan kemacetan lalu lintas.Para pedagang itu bukan satu satunya pihak yang dapat disalahkan. Masyarakat umumnya juga punya andil atas situasi tersebut, dengan berbelanja di kaki lima atau di badan jalan. Jika tidak ada orang yang mau berbelanja di pinggir jalan, para pedagang dengan suka rela pergi dari sana tanpa harus digusur oleh petugas Satpol P P (Satuan bPolisi Pamong Praja ).

Kesimpulan

Model sistem dinamis dapat membantu memberi penjelasan atas perilaku sistem yang rumit. Kemacetan lalu lintas menyebabkan turunnya tingkat kesejahteraan. Masyarakat adalah pelaku merangkap korban dari kemacetan lalu lintas.