Semenjak “Rasulullah SAW” wafat, bilal menyatakan bahwa dirinya tidak akan mengumandangkan adzan lagi. Ketika Khalifah Abu Bakar Siddiq memintnya untuk menjadi muadzinkembali, dengan hati yang pilu nan sendu Bilal berkata: Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah SAW saja.
Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi...
Abu Bakar pun tak bisa lagi mendesak Bilal Bin Rabah untuk kembali memandangkan adzan.
Kesedihan sebab ditinggal wafatnya “Rasulullah SAW” terus mengendap di hati Bilal. Dan kesedihan itu pun yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia ikut pasukan Fath Islamy menuju Syam dan kemudian tinggal di Homs, Syria.
Lama Bilal Bin Rabah tak mengunjungi Madinah, sampai pada waktu malam, “Rasulullah SAW” hadir dalam mimpi Bilal Bin Rabah, dan menegurnya: ya Bilal, Wa Maa Hadzal Jafa? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku lagi...? Mengapa sampai seperti ini...?’.
Bilan Bin Rabah pun bangun tempat tidurnya, segera dia mempersiapkan perjalan ke Madinah, untuk ziarah ke makam “Rasulullah SAW”.
Sekian tahun sudah Bilal Bin Rabah meninggalkan “Rasulullah SAW”......
Setiba di Madinah, Bilal Bin Rabah bersedu sedan melepas rasa rindunya pada “Rasulullah SAW” pada sang kekasih...
Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya ...
Keduanya merupakan cucu kesayangan “Rasulullah SAW” yaitu “Hasan dan Husein”...
Dengan mata sembab oleh tangis, Bilal Bin Rabah yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu kesayangan Rasulullah tersebut...
Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal.....: Paman,,,,,,,maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami.......? Kami ingin mengenang kakek kami....
Ketika itu,,,,
Umar Bin Khattab yang telah jadi Khalifah juga sedang melihat pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon kepada Bilal Bin Rabah untuk mengumandangkan Adzan, walaupun sekali saja...
Bilan pun memenuhi permintaan tersebut...
Saat waktu Shalat tiba, Bilal naik pada tempat dahulu biasa dia Adzan pada masa “Rasulullah SAW” masih hidup...
Mulailah Bilal mengumandangkan Adzan...
Saat lafadz “ Allahu Akbar” dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang suara yang mengingatkan pada sosok “ Nan Agung”, suara yang begitu dirindukan itu telah kembali...
Ketika Bilal Bin Rabah mengucapkan kata”Asyhadu an laa ilaha illallah”, seluruh isi kota Madinah berlarian ke arah suara tersebut sambil berteriak, bahkan para gadis dalam rumah mereka pun keluar...
Dan saat itu Bilal Bin Rabah mengumandangkan “Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan...
Semua menangis, teringat masa – masa indah bersama “ Rasulullah SAW”, Umar Bin Khatab yang paling keras tangisannya...
Hari itu Madinah mengenang masa saat masih ada “Rasulullah SAW” diantara mereka ...
Hari itu adalah Adzan yang pertama dan terakhir bagi Bilal setelah “Rasulullah SAW” wafat, adzan yang tak bisa dirampungkan....
Subhanallah...
Mampukah membuat kita menitikan airmata tanda kecintaan kita kepada “Rasulullah Shallallah’ Alaihi Wasallam”, sebagaimana cinta kita pula kepada umat “Nabi Muhammad SAW”...
itulah pentingnya ukhuwah...
karena Ukhawah itu merupakan penanda Keimanan kita...
Subhanallah.....
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://prioagung.wordpress.com/2014/07/07/adzan-terakhir-sahabat-bilal/