Kabupaten Lumajang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Lumajang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo di utara, Kabupaten Jember di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Malang di barat. Kabupaten Lumajang terletak di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur.
Sebagaimana daerah sebelah selatan pulau Jawa, kabupaten Lumajang adalah daerah dengan potensi pertanian dan juga pertambangan. Namun semuanya masih belum optimal pengelolaannya. Pertambangan yang paling banyak adalah tambang pasir besi.
PERBATASAN WILAYAH
Barat: Kabupaten Malang
Utara: Kabupaten Probolinggo
Timur: Kabupaten Jember
Selatan: Samudra Hindia
KEADAAN PEMERINTAHAN
Wilayah Kabupaten ini adalah 1.790,90 km2, yang dibagi menjadi 21 kecamatan, 195 desa, dan 7 kelurahan. Yaitu pembagian sebagai berikut:
- Kecamatan Lumajang terdiri dari : 5 Desa, 7 Kelurahan.
- Kecamatan Sukodono terdiri dari : 10 Desa.
- Kecamatan Senduro terdiri dari : 12 Desa.
- Kecamatan Gucialit terdiri dari : 9 Desa.
- Kecamatan Padang terdiri dari : 9 Desa.
- Kecamatan Pasrujambe terdiri dari : 7 Desa..
- Kecamatan Klakah terdiri dari : 12 Desa.
- Kecamatan Ranuyoso terdiri dari : 11 Desa.
- Kecamatan Randuagung terdiri dari : 12 Desa.
- Kecamatan Kedungjajang terdiri dari : 12 Desa.
- Kecamatan Yosowilangun terdiri dari : 12 Desa.
- Kecamatan Jatiroto terdiri dari : 6 Desa.
- Kecamatan Rowokangkung terdiri dari : 7 Desa.
- Kecamatan Kunir terdiri dari : 11 Desa.
- Kecamatan Tekung terdiri dari : 8 Desa.
- Kecamatan Pasirian terdiri dari : 11 Desa.
- Kecamatan Tempeh terdiri dari : 13 Desa.
- Kecamatan Candipuro terdiri dari : 10 Desa.
- Kecamatan Pronojiwo terdiri dari : 6 Desa.
- Kecamatan Tempursari terdiri dari : 7 Desa.
- Kecamatan Sumbersuko terdiri dari : 8 Desa.
VULKANOLOGI
Kabupaten Lumajang kebetulan dikelilingi oleh tiga gunung berapi aktif, yaitu gunung Semeru, gunung Bromo, dan gunung Lemongan. Ketiga gunung tersebut masih aktif, namun gunung Semeru lah yang mendapat perhatian lebih dikarenakan seringnya terjadi aktifitas dan bisa paling membahayakan jika terjadi adanya letusan.
TRANSPORTASI
Wilayah kabupaten Lumajang selain banyak dengan daerah pertanian dan pertambangan, juga banyak dengan potensi wisatanya. Sebagian besar masih asli, belum mendapat sarana dan prasarana yang memadai. Nantinya, ketika kita akan membahas tentang pariwisata di Lumajang, kita akan terkendala dengan transportasi ke tujuan tersebut. Namun bukan berarti tidak ada alat transportasi di daerah ini lho ya :)
Di Kabupaten Lumajang terdapat jalan raya antar provinsi dan jalur kereta api lintas Surabaya-Jember-Banyuwangi, namun kedua jalur transportasi utama tersebut tidak melalui ibukota Kabupaten Lumajang. Jalan Nasional Rute 25 berujung di Wonorejo, sekitar 6 km di utara pusat kota Lumajang, menghubungkan Jalan Nasional Rute 1 (lebih dikenal sebagai Jalur Pantura) di Probolinggo dengan Jalan Nasional Rute 3 yang melintasi Kota Lumajang dan berbelok ke timur di Wonorejo menuju Jember, Banyuwangi, dan berakhir di Ketapang, lokasi penyeberangan feri ke Bali. Jalan raya no 25 yang bersambung dengan Jalan raya no 3 itu dilintasi bus-bus AKAP (antar kota dan antar provinsi), terutama rute Surabaya - Jember dan Surabaya - Banyuwangi via Jember. Bus-bus penumpang yang lebih kecil menghubungkan Kota Lumajang dengan Jember via Kencong, dan Lumajang - Malang via Dampit.
Jalur kereta api melintasi beberapa ibukota kecamatan antara lain Ranuyoso, Klakah, Randuagung dan Jatiroto. Klakah merupakan kecamatan terdekat untuk akses kereta api dari kota Lumajang. Sebenarnya ada pula jalur kereta api yang melewati kota Lumajang sampai ke Pasirian dan dari Lumajang juga bercabang ke arah timur ke Rambipuji melewati Kencong, namun jalur peninggalan masa kolonial Belanda ini sudah tidak aktif lagi semenjak tahun 1988.
Selain transportasi umum di atas, masyarakat Lumajang mengenal transportasi rakyat yakni becak dan dokar (kereta kuda) untuk pengangkutan orang, serta pegon (kereta sapi) untuk pengangkutan barang dan hasil bumi. Keberadaannya perlahan tergeser dan tergantikan dengan mesin-mesin transportasi modern dan sekarang ini digunakan secara terbatas pada lokasi dan momen tertentu.
Saya tambahkan lagi tentang alternatif transportasi selain jalur kereta dan bus, mungkin bisa dijadikan pertimbangan bandara di Malang dan juga Jember sebagai pilihan. Namun setelah itu masih memerlukan transportasi umum lain untuk menuju Lumajang. Jika dari Malang, masih memerlukan waktu kurang lebih 4 jam. Sedangkan jika dari Jember kurang lebih 1-1,5 jam.
KEADAAN PENDUDUK
Penduduk Kabupaten Lumajang umumnya adalah Suku Jawa dan Suku Madura, dan agama mayoritas adalah Islam. Di Pegunungan Tengger Kecamatan Senduro (terutama di daerah Ranupane, Argosari, dan sekitarnya), terdapat masyarakat Tengger yang memiliki bahasa khas dan beragama Hindu.
Di Senduro terdapat sebuah pura yang dikenal dengan nama Pura Mandara Giri Semeru Agung (MGSA), yang digunakan untuk ibadat baik di hari biasa maupun hari besar umat Hindu. Pada hari biasa, pura tersebut juga dijadikan sebagai tempat wisata.
Demikian sedikit gambaran tentang Kabupaten Lumajang, mungkin lain waktu akan lebih membahas tentang potensi pariwisata di daerah ini, yang pastinya banyak orang tidak tahu.
Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Lumajang_Regency
https://lumajangkab.go.id/profil/