Beberapa waktu yang lalu saya sempat mambaca sebuah buku yang menuturkan tentang kisah seorang pedagang sembako di Bekasi. Sebelum memulai usahanya dan menjadi besar, dia mengalami banyak sekali hal pahit yang menimpa negeri ini dan dirinya sendiri. Pada tahun 2008 terjadi krisis moneter besar-besaran melanda negeri ini, gelombang PHK terjadi secarabesar-besaran disaentero negeri. Perusahan yang memperkerjakan dirinya dijarah dan dibakar massa. Meskipun dirinya seorang pimpinan diperusahaan tersebut namun dia tetap mengalami PHK karena perusahaan tersebut bangkrut.
Ditahun itu dia depresi dan bingung harus melakukan apa untuk bertahan hidup. Namun sang istri terus menguatkan dirinya. Istrinyalah yang memulai usaha berjualan sembako kecil-kecilan didepan rumah, tepatnya di garasi. Hari pertama berjualan mereka hanya mampu menjual sembako senilai Rp.50ribu. namun sang istri terus memberikan keyakinan agar usaha tersebut dilanjutkan agar asap dapur terus mengepul dan anak-anak bisa sekolah. Namun, setelah mental dirinya stabil dan sanggup menerima kenyataan bahwa dia sudah tidak bekerja lagi, perlahan-lahan dia bangkit untuk membantu istrinya berjualan sembako.
Ia pikirkan strategi-strategi agar jualan sembakonya bisa mengalami peningkatan. Pertama-tama dia murahkan harga jual sembakonya Rp.500 untukbarang-barang yang sering dibeli konsumen seperti Aqua gallon, gas dan beras. Ia pun memberikan service tambahan gratis berupa layanan pesan kirim kerumah pelangganya. Pelan namun pasti pelangganya terus bertambah.
Selama perjalanan usaha dia juga pernah mengalami kepahitan dan kegagalan. Ketika diwilayah pertama usahanya berhasil, kemudian ia tergiur untuk mengembangkan minimarket. Tiga minimarket pun dia buka. Alhasil, minimarket tidak berjalan dengan baik dan dia pun rugi. Akhirnya ia tutup dan focus kembali ke toko pertamanya. Ia tingkatkan dari hanya toko, kemudian menjadi agen dan distributor untuk meningkatkan skala dan mengambil margin yang lebih besar.
Saat ini ia mampu menjual sekitar 5000 aqua galon setiap harinya diwilayah bekasi dan memiliki 3 gudang sekaligus tokonya. Ia pun focus pada distribusi sembako keagen dan toko sembako sekitar bekasi. Jerih payahnya menuai hasil. Ia pun menanamkan mental jatuh bangun mengelola usaha pada anak-anaknya.
Sekarang ini, anak-anaknya diminta membantu dirinya mengurusi toko-toko dan gudangnya. Tidak ada anaknya yang bekerja pada perusahaanasing. Karena ia telah mengalami pahitnya bekerj apada orang asing. Menurutnya lebih baik menjadi pengusaha. Menurutnya, lebih hebat jadi pengusaha gorengan tapi bisa menjualnya di seluruh dunia dibanding bekerja untuk pengusaha asing yang jelas-jelas mengeruk keuntungan dari negeri sendiri.
Dari pengalaman diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa segala usaha yang kita jalani dengan sungguh-susngguh dan keteguhan akan memberikan hasil yang sesuai untuk kita. Tak peduli sesulit apa pun kesungguhan adalah hal mutlak untuk menggapai kesuksesan. Mari kita mulai segala usaha kita dari hal yang kecil dari tempat yang dekat dari saat ini..
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://azielanote.blogspot.com/2013/02/kisah-sukses-pedagang-sembako.html