Turki bertujuan untuk menjadi pemimpin dunia Muslim dalam persaingan dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan pada tingkat yang lebih rendah, Maroko. Namun Presiden Turki Recep Erdogan mengklaim Turki adalah negara yang layak untuk memimpin 1,8 miliar Muslim di seluruh dunia. Berikut ini beberapa alasan yang mendasari klaimnya tersebut.
Oleh: Mata Mata Politik
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berbicara tentang kredibilitas negaranya sebagai pemimpin bagi sekitar 1,8 miliar Muslim di dunia, dan menyebut Turki sebagai “satu-satunya negara yang dapat memimpin dunia Muslim,” surat kabar Islamis pro-Erdogan Yeni Şafak melaporkan pada Oktober 2018.
“Turki, dengan kekayaan budayanya, pertambahan sejarah, dan lokasi geografisnya, telah menjadi tuan rumah bagi beragam agama dalam perdamaian selama berabad-abad, dan merupakan satu-satunya negara yang dapat memimpin dunia Muslim,” kata Yeni Şafak mengutip Erdoğan dalam pertemuan dengan para pejabat religius provinsi di Turki.
Kekaisaran Ottoman (Kekhilafahan Turki Utsmani) pernah memerintah sebagian besar wilayah dunia yang mayoritas Muslim dari ibu kotanya di Konstantinopel—kota yang sekarang disebut Istanbul—dan dikenal selama periode-periode tertentu sebagai tempat yang aman bagi beragam kelompok agama.
Sultan Ottoman mengklaim gelar Khalifah Muslim, meskipun kekhalifahan itu dihapuskan oleh pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Atatürk, pada bulan Maret 1924.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintahan Erdogan telah mengambil peran yang lebih aktif dalam terlibat dengan negara-negara Muslim, dan Presiden Turki itu memimpin 59 negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama Islam (OKI) dalam protes melawan pembunuhan Israel terhadap aktivis Palestina, seiring ia menjabat sebagai presiden bergilir OKI.
Namun, hubungan Turki dengan anggota penting OKI termasuk Mesir dan Arab Saudi, telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir oleh perselisihan terkait dukungan Turki untuk kelompok Islamis politik Ikhwanul Muslimin, dan untuk dukungannya terhadap Qatar.
Pertengkaran terbaru dengan Arab Saudi terjadi setelah wartawan Saudi Jamal Khashoggi menghilang setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul. Turki mengatakan telah mengungkapkan bukti bahwa jurnalis itu terbunuh oleh tim pembunuh yang dikirim oleh Riyadh.
Membahas tentang perjuangan Turki melawan terorisme, Erdogan dalam pertemuan itu mengatakan: “Kami akan terus mengambil setiap tindakan yang diperlukan dalam melawan organisasi teroris. Kami telah memberikan pukulan besar pada organisasi-organisasi teroris selama periode ini. Kami telah mengalahkan sekitar 7.500 teroris ISIS dan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).”
Baca Selengkapnya: https://www.matamatapolitik.com/polling-in-depth-berperan-aktif-perjuangkan-islam-turki-layak-jadi-pemimpin-dunia-muslim/