Islamic Tourism in Pulau Banyak 2; Going Alone to Pulau Banyak is Not Recommended (Billingual)

in #travel7 years ago (edited)

Indirectly, the stretch of tourism has given a new breath for the life of social economy. The fishermen, in addition to fishing profession, also occasionally rent a boat that he had to take the tourists around the island. Restaurants, grocery stalls, shops and home stay is increasing the income of the residents. Not to mention, some young people then began to attract tourism business more seriously through the travel model advertised online. In essence, how many people who plunge and take part in tourism development in Pulau Banyak.

Community involvement in tourism management can be a kind of idea how to forming the Islamic tourism patterns. Sociological governance involving economic community (fishermen), cultural society (adat group) and religious community (clerical group) can be seen from how many Pulau Banyak resindet conditions it’s territory. The economic community, for example, involves all elements of Pulau Banyak resident as providers of accommodation, transportation, diving equipment and tour guides. The involvement of the economic community also provides a role for the creation of social control and prevents violation of customary values and religious values.

Cultural society for example plays a role in preserving the various marine customs, ethics, and culture. Every year, local resident held art and cultural performances. Langser Madam dance, for example, which has the influence of Malay and European (Dutch) culture, becomes an icon of its own that needs to be socialized.

The involvement of religious communities, for example, is seen from the religious nuances of Pulau Banyak community, although everyday they will interact with foreign communities, especially foreign tourists. In fact, Pulau Banyak is an area far from Syari'ah access ie government institutions authorized to handle the laws of shari'ah. Religious nuance is created to the efforts of religious preachers who instilled a strong Islam, but quite harmonious with the state of the country as a tourist destination.

The management of tourism is more oriented to the tourist group into a tourist trend on Pulau Banyak. Because the cost of accommodation for many, it is usually cheaper than the cost of accommodation for individuals.

In Pulau Banyak, it is easier to find lodging, accommodation and rent for transfortations when we reserve it with one group than by one or two people. Highly discouraged if traveling alone or only with a partner (especially couples who are not legally married). Because in addition to the customary aesthetics and religious communities are still thick, also the cost of accommodation is likely to be more expensive than the cost of accommodation for groups or families.
In addition, security factors, such as the incidence of two European tourists who lost at the beginning of last year. It is very difficult to identify, control and guard against indifidu and small groups. Thus, traveling to Pulau Banyak alone or alone, in fact is not recommended.

So, since Pulau Pulau Banyak society is very much put forward the etiquette and ethics of eastern, why not for tourists to get involved to guarding it?

dhdhdhdhd.jpg

Islamic Tourism in Pulau Banyak - Singkel

Wisata Islami di Pulau Banyak 2; Dua Bahasa

Secara tidak langsung, geliat pariwisata telah memberi nafas baru bagi perekonomian masyarakat. Para nelayan, selain berprofesi menangkap ikan, juga sesekali menyewakan boat atau perahu yang ia miliki untuk mengantar para turis berkeliling antar Pulau. Rumah makan, warung-warung kelontong, kedai-kedai dan home stay, mengeliat dan menambah pendapatan warga. Belum lagi, beberapa anak muda kemudian mulai menggaet bisnis pariwisata secara lebih serius melalui model travel yang diiklankan secara online. Intinya, banyak masyarakat yang terjun dan ambil bagian dalam pengembangan pariwisata di Pulau Banyak.

Keterlibatan masyarakat dalam mengelola wisata dapat menjadi semacam gagasan bagaimana pola-pola wisata Islami itu dapat dibentuk. Tata kelola sosiologis yang melibatkan masyarakat ekonomi (nelayan), masyarakat budaya (kelompok adat) dan masyarakat agama (kelompok ulama) terlihat dari bagaimana masyarakat Pulau Banyak mengkondisikan wilayahnya. Masyarakat Ekonomi misalnya melibatkan seluruh elemen masyarakat Pulau Banyak sebagai penyedia layanan penginapan, akomodasi, transfortasi, penyewaan alat-alat selam dan guide-wisata. Keterlibatan masyarakat Ekonomi juga memberi peran bagi terciptanya kontrol sosial dan mencegah pelanggaran nilai-nilai adat dan nilai-nilai agama.

Masyarakat budaya misalnya berperan dalam melestarikan berbagai adat laut, tata-etika, kebudayaan. Setiap tahun misalnya diadakan pagelaran dan pertunjukan seni budaya. Tari Langser Madam misalnya yang memiliki pengaruh budaya Melayu dan Eropa, menjadi ikon tersendiri yang perlu disosialisasikan.

Keterlibatan masyarakat agama misalnya terlihat dari nuansa agamis masyarakat Pulau Banyak walaupun sehari-hari mereka berinteraksi dengan masyarakat-masyarakat asing khususnya turis-turis dari luar negeri. Padahal, Pulau Banyak adalah daerah yang jauh dari akses-syari’ah yaitu lembaga-lembaga pemerintah yang berwenang menangani hukum-hukum syari’at. Nuansa agamis tersebut tercipta berkat upaya para pendakwah agama yang menanamkan Islam yang kokoh, namun cukup harmonis dengan keadaan negeri sebagai tujuan wisata.

Tata wisata yang lebih berorientasi kepada wisata group menjadi trend wisata di Pulau Banyak. Karena biaya akomodasi untuk banyak, biasanya lebih murah daripada biaya akomodasi untuk individu. Di Pulau Banyak, lebih mudah mencari penginapan, akomodasi dan penyewaan transfortasi ketika dilakukan dalam satu kelompok daripada oleh satu atau dua orang. Sangat tidak dianjurkan jika bepergian dilakukan seorang diri atau hanya dengan pasangan (apalagi pasangan yang belum resmi). Karena selain estetika adat dan agama masyarakat yang masih kental, juga biaya akomodasi yang kemungkinan lebih mahal daripada biaya akomodasi untuk kelompok atau keluarga.

Selain itu juga faktor keamanan, seperti kejadian dua turis Eropa yang hilang di awal tahun lalu. Sangat sulit melakukan identifikasi, kontrol dan penjagaan terhadap indifidu dan kelompok-kelompok kecil. Sehingga, berwisata ke Pulau Banyak seorang diri atau hanya berdua, sejatinya sangat tidak dianjurkan.

Jadi, berhubung masyarakat Pulau Banyak sangat mengedepankan tata-krama dan etika ketimuran, mengapa tidak bagi wisatawan untuk ikut terlibat untuk menjaganya?

IMG_5539nbb.jpg

Steemit - Copys copykhiu.jpg

IMG-20180601-WA0005.jpg

Sort:  

Bagaimana mungkin barat menjadi timur. Hihi

Aku hanya ingin menggugat teng top ha ha