by @ayijufridar
Sare's region in Kabupaten (district) Aceh Besar Indonesia) is like a beautiful girl who does not realize she is beautiful and can not dress up. Sare has a lot of potential; Lush nature, beautiful mountains (Seulawah), jungle tours, elephant training centers that remind people to Way Kambas area in Lampung, and typical Sare fruits that are not just chips and bengkuang. Many unprocessed Sare fruit fruits are sold and sold in a planned marketing series.
Everytime I go to Banda Aceh from Lhokseumawe, upon arrival in Sare I often open the car window door to breathe fresh air. If lucky, sometimes I can see a tame elephant on the roadside. Sometimes I buy chips and fruits in kios (mini shop) that line the edge of Jalan Medan - Banda Aceh. Unfortunately, the packaging of the chips is still sober and not attract attention. The contents too, sometimes chips fried with oil that has been rancid (although this is casuistic because a lot of tasty chips also).
On the way from Banda Aceh to Lhokseumawe, Thursday, July 6, 2017, I saw a cafe beside her hawking a variety of interestingly arranged fruits. Various jens of plants and flowers are seen there. We also stopped there, sipping coffee while enjoying the cold morning air. The clock shows at 2:30. The streets are lonely, vehicles passing one by one. But in the cafe, the crowd still felt. The chairs are full. People order ginger coffee to warm up. Some of the visitors, visible from their appearance, are travelers who are heading or from Banda Aceh like us.
The place was named Horas which in Batak means welcome. I do not know why it is taken from Batak language, but it is not important. A waiter at the cafe, Aris, also does not know the origin of the Horas pest even though he has worked for a year there.
While waiting for the sanger (typical Aceh coffee) to come, I look at the various fruits and flowers and other crops that are well laid out. I think, if Sare used as an agro-tourism area, it will be very interesting. All requirements are met; Strategic location as it is not far from Sultan Iskandar Muda Airport (Banda Aceh), beautiful nature, vast and fertile land. I dream of Sare being like an agro-tourism area in Java. Visitors enter there by paying, then can enjoy the fruit as much as possible. If you want to bring home, have to buy outside. The fruits in the garden are just to be enjoyed. Enjoy the freshly picked fruits from the tree, how fresh.
Here are some of the plantation products in Sare. There are oranges, avocados, yam, mango, pumpkin, melon, watermelon, corn, various types of banana, papaya, cucumber, apple, and so on. Besides that there are also various types of vegetables and flowers....
Please visit and enjoy.[]
Sare Menuju Agrowisata
KAWASAN Sare di Kabupaten Aceh Besar bagai seorang gadis cantik yang tidak sadar dirinya cantik dan tidak bisa berdandan. Sare memiliki banyak potensi; alam yang subur, gunung yang indah (Seulawah), hutan wisata, pusat pelatihan gajah yang mengingatkan orang ke kawasan Way Kambas di Lampung, dan buah-buahan khas Sare yang tidak hanya keripik dan bengkuang. Banyak buah-buahan produksi Sare yang belum diolah dan dijual dalam sebuah rangkaian pemasaran yang terencana.
Setiap kali menuju Banda Aceh dari Lhokseumawe, setibanya di Sare saya sering membuka pintu jendela mobil untuk menghirup udara segar. Kalau beruntung, kadang saya bisa melihat gajah jinak di pinggir jalan. Terkadang saya membeli keripik dan buah-buahan di kios yang berjejer di pinggir Jalan Medan – Banda Aceh. Sayangnya, kemasan keripik tersebut masih seadanya dan tidak menarik perhatian. Isinya pun, terkadang keripik digoreng dengan minyak yang sudah tengik (meski ini kasuistik sebab banyak juga keripik yang gurih).
Dalam perjalanan dari Banda Aceh menuju Lhokseumawe, Kamis 6 Juli 2017, saya melihat sebuah kafe yang di sampingnya menjajakan aneka buah-buahan yang ditata dengan menarik. Berbagai jens tanaman dan bunga terlihat di sana. Kami pun singgah di sana, menyuruput kopi sambil menikmati udara dingin pagi. Jam menunjukkan pukul 02:30. Jalanan sepi, kendaraan melintas kencang satu-satu. Tapi di kafe itu, keramaian masih terasa. Kursi-kursi penuh. Orang memesan kopi jahe untuk menghangatkan badan. Sebagian pengujung, terlihat dari penampilan mereka, adalah musafir yang sedang menuju atau dari Banda Aceh seperti kami.
Tempat itu bernama Horas yang dalam bahasa Batak artinya selamat datang. Saya tidak tahu kenapa diambil dari bahasa Batak, tapi itu sama sekali tak penting. Seorang pelayan di kafe itu, Aris, juga tidak tahu asal usul hama Horas meski ia sudah bekerja selama setahun di sana.
Sambil menunggu sanger (kopi khas Aceh) datang, saya melihat-lihat aneka buah-buahan dan bunga serta palawija lain yang ditata dengan ini baik. Saya pikir, kalau Sare dijadikan kawasan agrowisata, akan sangat menarik. Semua persyaratan terpenuhi; lokasi strategis karena tidak jauh dari Bandara Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh), alam yang indah, lahan yang luas dan subur. Saya bermimpi Sare menjadi seperti sebuah kawasan agrowisata di Jawa. Pengunjung masuk ke sana dengan membayar, kemudian bisa menikamati buah-buahan sepuasnya. Kalau ingin membawa pulang, harus membeli di luar. Buah-buahan di kebun hanya untuk dinikmati. Menikmati buah-buahan yang baru dipetik dari pohon, betapa segarnya.
Inilah sebagian hasil perkebunan di Sare. Ada jeruk, avokad, bengkuang, mangga, labu, melon, semangka, jagung, aneka jenis pisang, pepaya, mentimun, apel, dan sebagainya. Disamping itu juga ada berbagai jenis sayuran dan bunga.
Silakan berkunjung dan nikmatilah.[]
Awesome :D ini luar biasa banget pak. Apa yang bapak tulis mampu membuat setiap pembaca merasa terkagum dengan kelebihan yang masih terselubung di dataran tanah Aceh. Saya salut sama bapak yang telah memberikan kontribusi lebih bagi bangsa kita ;) Semangat terus pak agar saya mampu belajar dari bapak bagaimana caranya agar dapat menjadi seorang yang berguna bagi orang banyak. Terima kasih atas apa yang telah bapak tulis ini :) @ayijufridar Salam Komunitas Steemit Indonesia
Terima kasih @alfarisi. Menurut saya, Aceh bukannya tidak indah, tetapi tidak ditata dengan indah oleh pemerintah. Padahal, destinasi wisata di luar Aceh atau di luar Indonesia, kalau kita lihat terkadang biasa saja. Namun, mereka mengelola dengan bagus sehingga wisatawan berduyun-duyun datang. Kita hanya bisa menulis saja dengan harapan ada implementasi ke sana dar otoritas yang berwenang. Kan nggak mungkin Steemians yang membangun destinasi wisata, hehehehehe...
Terima kasih sekali lagi bagi @alfarisi atas dukungannya. Saleum Komunitas Steemit Indonesia...
Itu bener sekali pak, karena hanya pemerintah yang dapat membangun segala destinasi wisata yang ada di Aceh ini. Tanpa dikelola dengan baik gak akan mungkin dapat menjadi suatu destinasi terbaik :D kita para steemian's hanya bisa berharap dan melakukan yang terbaik bagi bangsa kita pak :) Saya juga sangat terberima kasih terhadap kontribusi yang telah bapak berikan @ayijufridar
Makanya saya selalu berharap, setiap postingan kita di Steemit bisa memberikan manfaat dan informatif, syukur-syukur inspiratif. Minimal sekali, bermanfaat bagi diri sendiri. Setidaknya, ada manfaat ganda dari postingan kita.
Terima kasih kembali @alfarisi...
Setu........ju.....! Siip! :)
Terima kasih @happyphoenix sudah meninggalkan jejak yang indah...
Nice post, I love fruits
Thanks a lot for your support @patasieduagh. I thinks everyone must be like fruits cause the health food. See you...
nice, semoga saree menjadi wilayah agro turis di aceh dan menjadi kebanggan aceh di masa yangakan datang
Terima kasih @teukufarid. Kita para Steemians hanya bisa menulis meski belum tentu mereka baca. Tapi menulislah terus untuk mengingatkan dan meninggalkan jejak. Terima kasih atas dukungannya...
kereen sudah ada kemajuan sare
Terima kasih @jodipamungkas. Jadi ingat dengan game fruits, kan? Hehehehehe....
haha ninja fruits :D
sama-sama @ayijufridar
Great article !!!
Thanks a lot for support @ramadhanakbar. You have a good name
Saya baru tahu kalau di sare ada toko buah seperti yg terlampir difoto, kalau benar tokonya berdekatan dengan cafe Horas, artinya ini benar-benar nuansa baru dari Sare. Oya, Cafe Horas ini kalau tidak salah pemiliknya orang Laweung (Pidie).