Ayo Pulang Kampung : Rush Home Time, Pal!

Selamat malam sahabat steemit. Tak terasa hari raya di depan mata, musim mudik pun tiba. Bertepatan dengan momen ini, saya mengambil judul untuk postingan malam ini adalah Ayo pulang kampung. Phrasa ini kerap bergentanyangan di hidup anak rantau pas mendekat hari raya. Pulang kampung sudah menjadi sebuah tradisi yang sering dilakukan menjelang lebaran. Pulang ke tempat asal kita. Sehebat apapun kita di perantauan, kita akan takluk dengan pekikan takbir di malam hari raya, orang tua sedang menanti kita kawan. Tradisi pulang kampung (mudik) sangat dinanti oleh kaum perantau. Lazimnya, menjelang hari raya nyaris semua perantau pulang ke kampung halaman mereka.

Rush home. A phrase that is ghosted over the people who live away from the origin. Going back home has become a tradition that was conducted across generation to welcome the Ied. No matter how great we are, we were helpless soon the takbeer at Ied night echoes loudly. We need really home at that moment where our family is waiting us. Rush home is the most waited moment by people who have left home for so long. Commonly, the upcoming Ied almost all wanderers go back to where they belong.

Ini sudah dianggap momen sakral, akan menjadi tabu bila perantau tidak mudik menjelang hari raya. Bagi orang tua moment ini adalah penantian dan harapan untuk anak-anak mereka yang sudah lama pergi kembali pulang ke pangkuan mereka. Mudik semacam nama yang digunakan untuk perantau, ikhtisar suatu perjalanan menuju tempat dimana kita dilahirkan.

It is considered as sacred moment, that will be a taboo if they don't return home on the Ied day. For the parents, this is a waiting and hoping moment upon their children who had left them to come back home again, to their arm. Mudik is a nickname that was used by wanderers.