Masalah pada organ reproduksi wanita seringkali luput dari perhatian serius sehingga di kemudian hari persoalan tersebut sudah sulit ditangani ketika diperiksakan ke dokter.
Padahal dalam dunia medis, organ reproduksi bukan hanya terancam oleh satu atau dua persoalan kesehatan, tetapi terdapat lima masalah utama yang kerap menyulitkan perempuan.
Menurut Grace Valentine, dokter spesialis obstetri dan ginekologi (kebidanan dan kandungan) di Rumah Sakit Pondok Indah Group, kelima masalah utama tersebut mendominasi persoalan kewanitaan, khususnya bagi mereka yang masih berada pada usia reproduksi, yakni mulai 18 sampai 46 tahun atau sebelum menopause.
“Pada usia reproduksi, wanita menghadapi lima ancaman masalah utama kewanitaan, yakni gangguan haid, mioma, endometriosis, vaginitis, dan kanker seviks,” ujarnya.
Para wanita perlu mengetahui bahwa lamanya haid bervarasi meski umumnya berlangsung antara 4-6 hari dan akan sama dari siklus ke siklus pada siklus ovulatoir. Lamanya haid tidak normal jika hanya berlangsung kurang dari 2 hari dan lebih dari 7 hari.
Haid yang normal adalah yang berdasarkan siklus. Siklus yang normal dihitung dari hari pertama haid pada bulan lalu sampai dengan hari pertama haid pada bulan ini, yakni 25 sampai 35 hari. Dengan kata lain, siklus haid yang kurang dari 25 hari atau lebih dari 35 hari berada dalam kondisi yang tidak normal.
Mengenai jumlah darah haid normal adalah 25-60 ml, meski dalam keseharian bisa juga melihatnya dari penggunaan pembalut. Haid normal membutuhkan lima kali penggantian (enam pembalut) dan dokter akan menganggap bila penggunaannya lebih banyak dari itu merupakan kondisi yang berlebihan.
Secara garis besar, gangguan haid terbagi pada tiga kondisi, yakni menorrhagia, amenorhea dan dismenorea. Menorrhagia merupakan kondisi perdarahan haid yang banyak atau lama, dengan kata lain, kehilangan darah haid yang lebih dari jumlah biasa pada wanita atau lebih dari 80 ml.
Amenorhea merupakan siklus haid lebih dari 35 hari. Kondisi ini terjadi a.l. karena produksi hormon lelaki (androgen) berlebih atau resistensi insulin serta ditandai dengan adanya peningkatan jerawat 12%-15%, rambut atau bulu tubuh 65%-75% serta penebalan dan kehitaman di leher, pundak dan selangkangan 1%-3%.
Dismenoria merupakan kondisi nyeri pada saat mengalami haid dan terjadi pada 50%-90% wanita usia reproduksi.
Masalah utama kedua yang kerap dialami wanita, lanjut Grace, adalah mioma. Mioma merupakan pertumbuhan tumor yang berasal dari otot rahim berbentuk bulat dan keras.
Persoalan ini sebenarnya dapat dialami oleh semua usia wanita sejak mulai haid meski lebih dari 50% terjadi pada perempuan berusia lebih dari 40 tahun. Mioma juga diyakini dapat terjadi karena faktor genetik.
Mioma dapat menimbulkan gangguan fertilitas dan jika dialami oleh perempuan hamil, maka ia dapat menghadapi risiko keguguran dan bahkan 1%-3% dari kasus mioma berisiko keganasan.
ENDOMETRIOSIS
Adapun masalah utama kewanitaan ketiga adalah endometriosis, yakni penyakit yang disebabkan oleh tumbuhnya jaringan menyerupai selaput lendir rahim (endometrium) di luar rongga rahim.
“Sebanyak 5%-10% kasus yang terjadi dialami oleh wanita usia reproduksi.”
Dalam kondisi ini, jaringan yang tumbuh tidak pada tempatnya mengalami proses peluruhan setiap kali wanita mengalami haid. Endometriosis dapat mengakibatkan peradangan kronik atau jangka panjang dengan rekurensi 25%-40%.
Sejumlah faktor diyakini menjadi penyebab penyakit ini, seperti faktor genetik, epigenetik dan lingkungan (polusi, gaya hidup dan makanan).
Sementara itu masalah utama kewanitaan keempat adalah vaginitis, yakni inflamasi di vagina. Menurut Grace Valentine, sebanyak 30% wanita berkemungkinan besar mengalami vaginitis. Kondisi ini disebabkan adanya perubahan keseimbangan kuman atau munculnya jamur, parasit dan virus pada area vagina.
Oleh karena itu perempuan harus memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi keseimbangan kuman vagina. Seperti dalam penggunaan antibiotik dan secara hormonal seperti sedang hamil, menyusui atau menopause. Keseimbangan kuman vagina juga dapat dipengaruhi douching, hubungan seksual atau terjadinya infeksi.
Adapun masalah utama kewanitaan kelima merupakan salah satu penyakit yang paling dikhawatirkan, yaitu kanker serviks.
Betapa tidak, saat ini setiap 1 menit muncul 1 kasus baru kanker serviks di seluruh dunia dan penyakit ini mengakibatkan 1 kematian setiap 2 menit. Di Indonesia, muncul 41 kasus baru kanker serviks dan membawa 20 kematian, setiap hari.
Kalangan medis meyakini faktor risiko penyakit ini a.l. menikah dini atau di bawah 20 tahun, sering berganti-ganti pasangan seksual, infeksi menular seksual, merokok serta defisiensi vitamin A/C/E.
Selain itu, jarak kelahiran pendek, banyak anak, riwayat penyakit kelamin, sosial ekonomi rendah, berusia di bawah 40 tahun, riwayat genetik serta mengalami infeksi virus (Human Papilloma Virus/HPV).
“Semua perempuan berisiko terkena HPV yang menjadi penyebab terjadinya kanker serviks.”
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://id.worldpronews.com/26288/6225/117/b2aa819b9bbb54992fc0f3f4d04cc0aa175d2cbb