Foto sendiri
BANDA ACEH – Ancaman biologis (bio threats) membuat seluruh komponen bangsa ini harus waspada. Era revolusi industtri 4.0 saat ini, ancaman seperti itu tak tertutup kemungkinan akan menghantui bangsa Indonesia. Melalui ancaman bio threats virus-virus dan bakteri yang tak pernah ada di Nusantara, bisa kembali terjangkit.
Isu ancaman biologis tak bisa dipandang sebelah mata dan tak boleh diremehkan oleh berbagai pihak. Perkembangan digitalisasi yang bisa mengancam berbegai virus dan bakteri mematikan bukan isapan jempol, tetapi ini akan terjadi dan sudah ada beberapa fakta terjadi di luar negeri dan dalam negeri sendiri.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Thahjanto saat berkunjung memberikan arahan kepada prajurit TNI-Polri di Aceh, ancaman cyber crime saat ini tidak bisa dianggap hal sepele. Akan tetapi ini merupakan ancaman serius dan bisa membuat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hancur.
Untuk menjaga keutuhan NKRI, terhindar dari bahaya cyber crime, terutama ancaman bio threats. Panglima mengajak seluruh prajurit TNI-Polri untuk memperkuat soliditas dan solidaritas. Sehingga berbagai ancaman tersebut bisa diatasi dan stabilitas keamanan di Indonesia terjaga dengan baik.
“Sekarang kita masuk revolusi industri 4.0. Sekarang sudah merambah dunia digital, butuh soliditas dan solidaritas seluruh prajurit TNI-Polri untuk menjaga keutuhan NKRI,” kata Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Thahjanto, Kamis (19/4/2018) di Gedung Serbaguna Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.
Dalam pengarahan kepada prajurit TNI-Polri itu, Hadi menjelaskan sejarah perkembangan revolusi industri dari pertama hingga memasuki revolusi industri 4.0 seperti saat ini. Era digitalisasi saat ini, semua serba canggih dan informasi bisa didapatkan lebih cepat melalui pengembangan internet.
“Sebanyak 51 persen sudah menggunakan internet di dunia ini. Kedatangan panglima TNI ke Aceh, satu jam sebelum datang sudah diketahui, itu karena apa, karena revolusi industri 4.0,” tegasnya.
Perkembangan kemajuan teknologisasi ke arah digitalisasi saat ini tidak hanya memiliki nilai postif. Akan tetapi, sisi negatif juga selalui menghantui pengguna perkembangan digitalisasi itu.
Hadi mencontohkan, bila terjadi suatu peristiwa. Warga bisa cepat mengambil foto dan menyebarkan kejadian itu ke media sosial. Sehingga saat ini sudah dikenal dengan jurnalimse warga yang berlomba-lomba hendak menjadi orang yang pertama menyebarkan informasi tersebut.
“Jadi kejadian di luar negeri sana, dalam waktu singkat kita sudah bisa membaca di Indonesia,” jelasnya.
Menyangkut dengan Cyber Treats. Hadi menyebutkan, suatu pekerjaan bisa saja diperintahkan tanpa harus lagi bertatap muka secara langsung. “Era revolusi industri 4.0 kita bisa perintahkan orang tanpa harus bertatap muka,” tukasnya.
Hadi juga mencontohkan kejahatan Cyber Treats lainnya. Seperti penggunaan smarphone Iphone X, buka fitur handphone dengan cara scan wajah. Tentunya semua wajah yang menggunakan sudah tersimpan di pusat data perusahaan tersebut.
“Iphone X misalnya, buka harus dengan wajah. Secara tidak langsung kita sudah menyetor wajah kita. Inilah yang digunakan untuk memprofeling tentang kita,” jelasnya.
Ancaman lainnya, sebut Hadi, termasuk pola negatif pembobolan rekening bank, penjualan data, dicuri data dari facebook yang kemudian dipergunakan untuk kepentingan pihak tertentu.
“Sisi negatif lainnya selain teknologi adalah berita hoax. Ini ancaman yang baru juga, ini ancaman pertama” imbuhnya.
Sedangkan ancaman kedua, sebutnya, ancaman biologis (bio threats). Ancaman ini bisa dibuat dan disebarkan menjadi penyakit yang disebarkan. Pada akhir 2017 lalu, Indonesia dikejutkan dengan temuan virus difteri yang terjangkit kembali, padahal sudah Indonesia sudah terbebas dari virus tersebut.
“Kemajuan teknologi kemungkinan penyakit bisa dibuat. Penyakit-penyalit itu bisa dibuat dan disebarkan lagi,” jelasnya.
Ancaman kesenjangan juga bisa terjadi di era revolusi industri 4.0, lanjutnya. Ada terjadi kesenjangan antara kaya dan miskin, timbulnya paham-paham radikalisme dan populisme.
“Dari ketiga ancaman tersebut kita harus mewaspadai. Ancaman biologis bisa saja akibat alam atau sengaja didesain dan disebarkan,” tukasnya.
Untuk mecegah semua ini, sebutnya, soliditas dan solidaritas TNI-Polri perlu diperkuat. Sehingga situasi kemanan di daerah kondusif dan rakyat bisa berkativitas dengan baik.
“Semua ini tidak terlepas disiplin, loyalitas yang kalian kerjakan, yang penting menuruti perintah atasan,” tutupnya.
#steem #news #blog #story #aceh #indonesia #writing #technology #indovote
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.merdeka.com/peristiwa/panglima-tni-ungkap-ancaman-siber-dan-biologis-di-revolusi-industri-40.html
nyan cheetah ka ji tamong bak tulesan droneuh. atas tulisan di merdeka.com yang droneuh tuleh keudroe.
Pahhal lon rombak mandum, kok bisa teuma bang
Hey, just wanted to let you know I gave you an upvote because I appreciate your content! =D See you around