Guru dalam Dunia Maya | Teachers in the virtual world

in #teacher7 years ago

Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan…

Mungkinkah guru seperti embun yang hadirnya di pagi hari lalu hilang saat matahari telah bersinar penuh? Jika hanya ditafsirkan demikian, tugas guru hanyalah saat berada di lingkungan sekolah dan mendidik peserta didiknya sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Selepas dari jadwal yang telah ditetapkan, guru tidak lagi berkewajiban mendidik generasi bangsa. Tentunya,penggalan lirik tersebut tidak dapat dimaknai dengan makna harafiah tanpa penjabaran lebih luas mengenai falsafah tugas guru.

Sebagai contoh, guru yang telah bersertifikat pendidik idealnya dituntun mengajar selama 24 jam selama seminggu. Tugas guru pada saat ini tidaklah mudah dibandingkan dengan guru yang mengajar tanpa ‘derasnya’ kemajuan teknologi. Kini, peserta didik dapat mengasah kemampuan kognitifnya dengan sumber belajar yang begitu banyak. Salah satunya, adanya alat teknologi informasi memungkinkan peserta didik belajar mandiri pada laman pembelajaran yang terdapat di dalam jaringan (online). Peserta didik dengan mudahnya mengunduh materi ataupun buku elektronik yang tedapat dalam jaringan dan hanya bermodalkan akses intenet. Oleh karena itu, guru diharapkan lebih fokus pada penajaman psikomotorik peserta didik dan pembentukan karakter atau yang lazim disebut afektif.

Berangkat dari persoalan tersebut, pesatnya kemajuan alat teknologi dan informasi telah menjadi bumerang bagi pemakainya. Tak ayalnya, akibat informasi yang disebarkan pada media sosial (Facebook) terdapat ujaran kebencian, pengguna Facebook dapat dikenakan sanksi pidana.  Hal ini telah menjadi tren baru dan tak jarang tiba-tiba kita mendapatkan informasi pengguna Facebook si A dilaporkan polisi karena mencermankan nama baik, ataupun membagikan foto yang tidak senonoh. 

Bagi masyarakat Aceh, kasus Nanda Feriana menjadi pelajaran berhaga bagi semua pihak. Curahan hatinya di media sosial justru berujung di kantor polisi. Dalam hal ini, sebagai pengguna Facebook, diharapkan lebih berhati-hati dalam hal menulis, membagikan, ataupun mengomentari status di Facebook yang dituliskan oleh pengguna Facebook lainnya. 
Dalam dunia maya, tidak ada guru yang akan mengarahkan sang penguna untuk mengakes laman (website) ataupun informasi apa yang akan dibagikannya pada media sosial. Pengguna Facebook adalah guru bagi dirinya sendiri serta para pembacanya adalah siswa. Tentunya, status yang kita bagikan tersebut menjadi perhatian bagi pengguna lainnya untuk dikomentari.  Oleh karena itu, tak ada salahnya interprestasi pembaca tidak sama seperti yang hendak dituliskan pada media sosial. 

Akhirnya, pengguna Facebook yang diibaratkan seperti guru dikomentari oleh siswanya terkait tulisan yang dibagikannya. Tentunya, bagi siswa yang merasa dirugikan, ia akan mencari pembenaran, bahkan mencoba menyerang balik terhadap gurunya bila hal tersebut dianggap sangat merugikan dirinya. Jika di dalam dunia nyata, tentulah seorang guru akan berhati-hati terhadap perkataan yang dia katakan. Begitu juga perbuatan yang diperlihatkan kepada siswanya haruslah benar-benar mencerminkan seorang guru, bila tidak, ia dianggap tidak layak menjadi guru ataupun akan diberi lakap yang bermacam-macaam oleh siswanya sendiri. 

Ujaran Kebencian
Ada banyak persoalan tata bahasa yang semula dianggap kecil justru bedampak besar bagi penuturnya, bahkan pengunanya dikenakan sanksi pidana dengan pasal berlapis. Jika merujuk pada Penanganan Ujaran Kebencian (Hate Speech) pada rujukan 2 poin (a) disebutkan ujaran kebencian bisa mendorong terjadinya kebencian kolektif, pengucilan, diskriminasi, kekerasan, dan bahkan pada tingkat yang paling mengerikan, pembantian etnis atau genosida terhadap kelompok yang menjadi sasaran ujaran kebencian. Jadi, sungguh sangat relevan dengan adanya penangganan ujaran kebencian diharapkan masyarakat Indonesia saling menghargai satu sama lain sehingga dapat hidup rukun dan bermartabat.

Pengguna media sosial diharapkan pintar dalam menyebarkan informasi yang diaksesnya pada dunia maya sehingga tidak merugikan orang lain. Dunia maya sama halnya dengan kehidupan dalam dunia nyata yang dipenuhi dengan beragam aturan. Informasi yang telah didapatkan ataupun ter![DSC_0189.JPG](https://steemitimages.com/DQmeptBANFpZjfXkxLX5DsiQupBqoQUMyoENap9zPkmPmLV/DSC_0189.JPG)

English

Could a teacher like dew present in the morning disappear when the sun has shone? If only interpreted so, the task of the teacher is only when in the school environment and educate students in accordance with the allocation of time set by the school. After the scheduled schedule, teachers are no longer obliged to educate the nation's generation. Of course, the fragment of the lyrics can not be interpreted by literal meaning without further elaboration of the teacher's duty philosophy.
For example, teachers who have been certified educators should ideally be taught to teach for 24 hours a week. Teachers' duties at this time are not easy compared to teachers who teach without 'swift' technological advances. Now, learners can hone their cognitive skills with so many learning resources. One of them, the existence of information technology tools allows learners to learn independently on the learning pages contained in the network (online). Learners easily download material or electronic books that are in the network and only with internet access. Therefore, teachers are expected to focus more on psychomotor sharpening of learners and the formation of characters or commonly called affective.

Departing from the issue, the rapid progress of technology and information tools has become a boomerang for the wearer. No doubt, due to information disseminated on social media (Facebook) there is hate speech, Facebook users can be subject to criminal sanctions. This has become a new trend and not infrequently we suddenly get information Facebook users A reported by police for mencermankan good name, or share photos that are not profanity.

For the people of Aceh, the case of Nanda Feriana became a lesson for all. The outpouring of his heart in social media ended up in the police station. In this case, as a Facebook user, is expected to be more careful in terms of writing, sharing, or commenting on the status on Facebook written by other Facebook users.

In the virtual world, no teacher will direct the user to access the website or what information will be shared on social media. Facebook users are teachers for themselves as well as the readers are students. Of course, the status we share is a concern for other users to comment on. Therefore, there is no harm interpreter readers are not the same as that would be written on social media.

Finally, Facebook users who likened to a teacher commented on by his students related to the writing he shared. Of course, for the student who feels aggrieved, he will seek justification, even try to strike back against his teacher if it is considered very detrimental to him. If in the real world, a teacher would be wary of what he said. Likewise the deeds shown to his students must truly reflect a teacher, otherwise he or she is deemed unfit to be a teacher or will be assigned a variety of macaam by his or her own students.

Hate speech
There are many grammatical issues that were initially considered small, but have a great impact on their speakers, even their users are subject to criminal sanctions with layered articles. If it refers to Hate Speech in 2-point references (a) the mention of hate speech can lead to collective hatred, exclusion, discrimination, violence, and even at the most egregious levels, ethnic or genocide replacement of the target group of speech hatred. So, it is very relevant to the existence of hate speech subscribers are expected the people of Indonesia respect each other so that it can live harmonious and dignified.

Social media users are expected to be smart in spreading the information they access on the virtual world so as not to harm others. The virtual world as well as life in the real world is filled with various rules. The information that has been obtained or posted on the social media homepage is expected to be not simply re-shared on the social media status without being read in advance.

The level of intensity of social media use in the network is expected to be adjusted as needed. In essence, a sentence phrase said by Johnny Depp in the movie Transcendence; The internet makes the world narrower, but without the world's intenet more narrow becomes an input for users of cyberspace. Unwittingly our activity in cyberspace has put its users on real-world life, even while sitting in a coffee shop ignoring friends next to him and choosing busy with his mobile phone.
Back again at the heart of the matter. Teacher is an example for every circle not just be role model for learners. If one