Diana begitu cantik meskipun perawan desa yang lugu juga pemalu, sejak berada di kota kehidupannya berubah drastis kalau di kampung ia hanya mengenal padi dan lumpur di sawah kini ia mengenal yang namanya dunia gadget, hp android kamera digital dsb.
Sifat pemalunya pun sirna tergerus oleh kemajuan zaman kini diana menjadi anak abg kota yang modis dan gaul. Semua itu berkat pamannya Joni yang banyak membantunya dalam segi materi.
Diana sadar tanpa pamannya tak mungkin ia bisa seperti sekarang ini sampai ia bisa tinggal di rumah mewah pamannya itu, hari demi hari tahun berganti konflik pun terjadi, Joni yang seorang makelar tanah terlibat kasus penipuan semua aset harta kekayaannya di sita, termasuk rumah mewah yang di tempatinya.
Dengan terpaksa joni dan diana meninggalkan rumah tercinta dan tinggal di rumah kontrakan kecil
Kini diana kembali lagi seperti dahulu kemewahan yang sempat dirasakan meninggalkan rasa kecewa di hatinya, kecewa pada keadaan juga pada pamannya.
Tak ada lagi yang dibanggakannya semuanya bagaikan mimpi mimpi belaka, sedikit demi sedikit diana mencoba untuk menerima kenyataan serta keadaan kalau lah harta benda yang di miliknya bukanlah milik seutuhnya tapi titipan tuhan yang harus di syukuri dengan beramal bersedekah.
Diana teringat pada kehidupan waktu di kampungnya dimana kesederhanaan yang bersahaja tak membuat ia lupa diri dan hilang jati diri, akhirnya diana memutuskan untuk pulang ke kampung halaman berbakti kepada kedua orangtuanya.
#sesungguhnya harta yang kita punya adalah ujian diri.