Seorang anak muda berkulit agak hitam berambut keriting kriwil kriwil berjalan menyusuri kios kios di pasar wamena itu. Anak muda berumur 19 tahun itu denias namanya, dia membawa sebuah gitar yang sudah usang yang di sandang di pundaknya.
Mengamen dari lapak ke lapak dari rumah ke rumah jadi kegiatan denias sehari hari. Idolanya adalah seorang penyanyi legendaris kenamaan yang terkenal dengan lagu bento, denias bercita cita ingin menjadi seorang penyanyi profesional berbakat seperti iwan fals.
Seperti biasanya pagi itu denias berjalan dari rumahnya menuju ke pasar,dengan membawa sebuah gitar usang yang catnya tampak terkelupas di beberapa bagian gitar itu. Langkah langkah kakinya penuh pengharapan untuk mendapatkan sedikit rizki sekedar mencari uang untuk membeli makanan.
Tak berapa lama denias berjalan sampailah ia di pasar wamena, banyak orang orang lalu lalang sibuk mencari kebutuhan masing masing, pasar wamena itu seperti gado gado komplit bermacam macam kebutuhan tersedia di sana. Ada penjual ikan penjual ayam,babi,dan bahan bahan kebutuhan pokok seperti jagung ketela pohon dan ubi. Sagu tidak di jual di pasar karena di hutan banyak pohon pohon sagu yang tersedia siapa saja yang membutuhkan sagu tinggal mengolahnya saja menjadi makanan.
Langkah denias terhenti di sebuah lapak penjual ikan, ia melihat beberapa ekor ikan yang baru dilihatnya,ikan itu tampak aneh menurutnya warnanya hitam dan memiliki empat pasang sungut panjang,sehingga denias pun bertanya pada si bapak penjual ikan tersebut.
" hai bapak ikan apa itu saya baru lihat itu ikan aneh sekali. . !!
penjual ikan : ini ikan lele dia punya nama baru kita orang tangkap dari rawa dompu.. mau beli.. ??
denias : o tidak bapak.. saya cuma bertanya bapak.. belum punya uang, jadi itu ikan dia punya nama ee kah bapak...
ucap denias yang kesulitan menyebut huruf L sehingga ikan lele itu berubah nama jadi ee
penjual ikan : ini ikan dia punya nama lele bukan ee kalau ee nanti tak ada orang mau beli.. !!
Denias : ya itu maksud saya bapak ya sudah bapak kalau begitu saya ada lagu untuk bapak..
ucap denias sambil menggaruk kepalanya karena lidahnya sulit menyebut huruf L,tapi ia memaksakan diri untuk bernyanyi tentang ikan yang baru dilihatnya itu.
" jreengg.. jreeng... "
hai bapak penjual ikan. .
kumis jarang topi tikar berkail pancing...
itu ikan ee dia punya nama itu ikan ee bapak wajah sama...
o ikan ee bapak tangkap dari rawa dompu... !!
"jreeng... "
Sebuah lagu berirama country selesai dinyanyikan denias,bapak penjual ikan tersebut bukannya senang tapi tampak marah karena merasa tersinggung oleh lagu yang dibawakan denias.
" hai.. kamu pergi sana jauh jauh.. kita orang tidak senang dengar kamu punya lagu !!
Ucap si bapak penjual ikan marah sambil memegang seekor ikan lele yang hendak dilemparkan pada denias. Sehingga denias pun cepat cepat pergi dari lapak penjual ikan tersebut denias merasa heran karena si bapak penjual ikan yang tiba tiba marah. Lalu ia sedikit tertawa setelah menyadari kesalahannya menyebut nama ikan lele yang menurutnya aneh.
" O ikan ee.. aneh dia punya nama. ."
Denias kembali berjalan menyusuri lapak lapak para pedagang di sana matanya selalu memperhatikan barang barang dagangan yang ada di pasar wamena itu,ada saja hal hal yang menarik untuk dilihatnya seperti ikan lele tadi yang di jual di lapak dekat sebuah lapak daging.
Sementara hari sudah menjelang siang terik matahari terasa panas menyengat kulit denias yang agak hitam,langkah denias pun terhenti di sebuah lapak sayuran. Lalu dia duduk di atas selembar koran yang bekas terinjak injak oleh kaki, matanya menatap beraneka sayuran yang membuat air liurnya spontan menetes, perutnya terasa lapar dan agak perih karena sejak dari tadi pagi ia belum makan sedikit pun.Kacang panjang wortel sawi hijau tomat tampak di gelar bertumpuk di atas sebuah karung, penjual sayuran tersebut seorang ibu ibu tua yang bertubuh gemuk, ibu ibu itu duduk di atas sebuah bangku kecil dari kayu sagu.
Denias tampak merenung menahan rasa laparnya, dalam hatinya mengeluh, andai saja kedua orang tuanya masih ada mungkin denias tak bernasib menjadi pengamen jalanan seperti sekarang ini.
Si ibu ibu penjual sayuran yang sejak tadi memperhatikan merasa iba melihat denias yang tertunduk sambil memegang perutnya,seperti menahan sesuatu.
Lalu ibu ibu penjual sayuran tersebut menyapa denias ramah
" hai.. kamu orang ada apa dengan perutmu ?? "
ucap ibu ibu itu sambil memegang pundak denias.
denias pun terkejut karena sentuhan tangan ibu ibu penjual sayur itu
denias : O ibu.. saya punya perut rasa lapar sejak pagi belum makan serunya menatap ibu ibu itu lalu wajahnya tertunduk lagi sambil memegangi perutnya.
penjual sayuran : o kamu orang lapar. . !!
Lalu dengan cekatan si ibu penjual sayuran mengambil dua buah wortel yang bertumpuk di atas sebuah karung, kemudian wortel itu diberikan pada denias
" ini ambillah.. kamu orang tak perlu membayar..saya punya wortol !!
Ucap ibu ibu penjual sayuran itu.
Denias kembali menengadahkan wajahnya seraya menerima dua buah wortel di tangannya. Dia bertanya pada ibu ibu tersebut dengan perasaan heran
denias : o ibu terimakasih.. ini sayur apa dia punya nama ibu ??
penjual sayuran : oh itu sayuran e dia punya nama wortol.. !!
denias : worto... !!
ucap denias sambil memakan sebuah wortel dengan lahapnya karena rasa lapar yang tak tertahankan.
penjual sayuran : ei..dia punya nama bukan worto.. itu dia punya nama wortol. . !!
denias : ya itu maksud saya ibu..
denias masih terus mengunyah wortel di mulutnya sambil menggaruk garuk kepala karena sulit menyebut nama wortel yang akhirannya ada huruf L.
Sebuah wortel habis dimakannya tinggal sebuah wortel lagi tersisa ia berinisiatif menyimpan wortel tersebut,maka ia pun segera memasukkan wortel tersebut ke kantong celananya, tetapi karena ukuran wortel tersebut agak besar membuat susah untuk dimasukkannya,denias tetap memaksakan wortel tersebut masuk ke kantong celananya sehingga tampak menonjol seperti kemaluan yang tampak sedang menegang.
Si ibu penjual sayuran yang melihat aksi denias yang konyol jadi tertawa terpingkal pingkal karena tonjolan di celana denias.
penjual sayuran : e,kamu orang pegang saja wortol itu jangan masuk celana hahaha.. !!
ucap ibu ibu itu sambil menunjuk pada celana denias.
Akhirnya karena merasa malu denias mengeluarkan lagi wortel yang tadi dimasukkannya ke dalam kantong celana. Sambil berjalan wortel itu digenggamnya di tangan kiri dan tangan kanannya memegang gitar usangnya, ia melangkahkan kakinya menyongsong harapan yang tak terduga di sepanjang lapak lapak di pasar wamena.
Tamat
NB : cerita ini hanya cerita fiksi belaka hikmah dari cerita ini betapa pentingnya sebuah pendidikan untuk menuntut ilmu, banyak orang orang di sana di pulau pulau terpencil yang belum tersentuh oleh pendidikan sehingga sulit untuk sekedar membaca dan menulis mereka yang kurang beruntung hidup di pedalaman tanpa pendidikan.