"Adinda, apa yang kau kenang? Kampung halamankah, atau kekasih hati yang kau rahasiakan?"
"Tidak, kakanda. Hati ini milikmu seorang, tiada yang lain di alam pikiran ini, kecuali engkau kekasih. "
"Kalau begiti, apa yang sedang kau lamunkan? "
"Aku terkenang masa kecil, saat bermain di taman, dan bermandi dengan kawan-kawan, sungguh masa yang indah untuk dikenang, masa merdeka. Kini, aku terkurung di sangkar jiwamu, kakanda. "
**
"Adinda, lihatlah, itu taman, bermainlah. Kau teguklah gairah masa indah, kepakkan saya kecilmu dulu di gunongan, menarilah di aliran bening yang mengalir hingga ke istana ini. "
"Kakanda... "
"Jangan kau lamun lagi kampung halaman, di sinilah kampung kebersamaan cinta kita. "
"Kakanda... "
"Setiap lamunanmu, adinda adalah seksa jiwaku. Jika kau tersenyum beban berat ini akan menjadi ringan. "
"Kakanda... "
"Bermainlah, Intan Payongku."
"Kakanda... "
"Jangan tatap dengan mata berbinar begitu, duhai adinda. "
"Kenapa, ada apa, merapatlah kakanda, mata ini milikmu, semuanya milikmu, petiklah sesukamu, teguklah gairah ini, gairah milikmu, kakanda. "
"Adinda... "
"Merapatlah, kakanda. Celuplah segenap ranting, ke dermaga gairah ini, hingga pucuk daun cintamu menghijau sesubur kebun kerajaan cinta kita, kakanda. "
"Adinda... "
"Aku ini, perahumu kakanda. Kayuhlah dengan perkasa, lewati ombak, jangan takut kau tergulung kakanda, ini gelombang yang tiada pemiliknya, selain engkau kakanda. "
"Adinda, permaisuriku, Intan Payongku. "
Kesimpulan : intan payong itu tidak hanya 1 orang @ihansunrise
Tapi disesuaikan dengan cerita.
Sok tahu haha
Tau dong.. 😂😂
Birahi tekhnologi blockchainnya lagi padam ne bang, sepi kali kok!