Siang tadi aku memulai perjalanan bersama dengan Ayah, Adik besarku yang diberi tanda dengan nama Ali dan Keponakan terlucu yaitu Shinta menuju sebuah desa di daerah Purworejo Jawa Tengah.
Tahu apa yang kubawa?
Hanya 2 helai baju dan 1 celana levis untuk pengganti nanti.
Sebenarnya sudah lama aku ingn sekali menuju desa yang menjadi tempat kelahiran kedua orang tuaku.
Apalai bulan januari hingga februari kemarin adalah waktunya panen durian.
Buah yang beraroma menyengat dan memiliki rasa yang unik walau bagian kulit luarnya tampak menyeramkan dengan duri-duri besar yang tajam.
Perjalanan siang tadi awalnya biasa saja, ga ada yang spesial apalagi aneh-aneh. tapi ketika sampai di exit tol Pejagan aku disuguhkan oleh pemandangan dengan hamparan sawah yang hijau dan senja yang cukup memukau. Segera saja kutepikan mobil dan mencari best spot untuk menggelar tiker yang kubawa bersama beberapa makanan berat yang kubungkus dari rumah.
Lahap sekali aku makan hidangan walau sekedar beli di warung langganan karena ibu tidak sempat masak terhalang menumpuknya kerjaan.
Sayang, karena itulah ibu jadi tak bisa ikut bersama kami pulang ke kampung halaman.
Setelah menghabiskan hidangan yang ada bersama senja yang jingga, kami melanjutkan perjalanan kembali.
Seperti biasa, aku yang bosan meminta Ayah untuk menggantikanku menyetir lalu tidur begitu saja. Bukannya menemani Ayah hahaaa.
Aku terbangun saat memasuki daerah Banjarnegara. Disitu kami menepi di sebuah mini market untuk membeli bahan pokok persediaan di desa nanti.
Karena rumah disana kosong tidak ada yang menempati yaa jadi kami harus menyediakan segala yang dibutuhkan.
Ada satu kejadian yang menyebalkan.
Saat aku lupa membeli gula kemudian Ayah berkata "Bagaimana sih, Ga beres kalau dimintai tolong kamu tuh!" dengan nada tinggi. Hahaa begitulah kami, aku hanya menjawab dengan entengnya "yaa namanya juga lupa kan ga ingat".
Beralu begitu saja dengan sedikit menggerutu hahaa.
Beberapa lama kemudian Ayah bertanya, "Lapar ga kamu? Mau makan Nasi goreng?" aku jawab "Tanggung, Nanti saja di rumah." Ayah membalas "Rumah siapa? mau makan di Tambun?" Aku jawab lagi "Keburu pingsan, Pah" Hahahaa.
Tambun adalah rumah yang kami tinggali saat ini. Sebuah rumah sederhana dengan berjuta kisah nyata di daerah Bekasi wkk.
Satu jam perjalanan dari Banjarnegara hingga ke Desa kami. Yaitu, Desa Blimbing, Bruno - Purworejo - Jawa Tengah. Setelah sampai aku langsung membuat kopi. karena sepanjang perjalanan sama sekali tidak ngopi hingga membuatku merindukannya wkk.
Berhubung kami baru saja sampai, Jadi kami istirahat dulu yaa. Sampai jumpa di lain kesempatan!
Oh iya, Aku menerima ajakan ngopi bareng kok. Ajak aja dulu, Jangan malu.
Kali aja dapat restu, Siapa yang tau kan? hahahaa..