Namaku Rika..
ini bukan tentang cerita dongeng dimana sang pangeran yang akan mencari dan menemukan putri dan membawanya ke sebuah istana...
bagiku cinta tidak semudah itu
karena bagiku cinta adalah pengorbanan...
#Hari pertama masuk sekolah ..
Jujur sekolah yang aku pilih bukanlah sekolah ini sebenarnya.. .
ayah ibuku yang menyuruhku untuk bersekolah disini meskipun aku sama sekali tidak menyukainya...
siswa sisiwi disini notabennya adalah anak anak konglomerat dan tingkat perekonomian di atas..
menurutku semakin kaya seseorang maka dia akan semakin diktator dan sombong...
dan aku benci orang kaya...
ya seperti yang aku kira...
aku tidak punya teman disini...
hampir semua anak perempuan sibuk membicarakan pakaian dan make up apa yang akan mereka pakai di malam soulmate di akhir kegiatan masa orientasi besok...
sementara yang lain membicara warna mobil yang akan mereka pakai...
tak seorangpun melihatku apalagi mengajakku untuk bicara...
bisa kalian bayangkan...
tapi aku tak ambil pusing dengan itu semua...
aku melangkahkan kakiku menaiki anak tangga..
aku sempat mendengar sedikit pembicaraan mereka jika diatas gedung ada tempat yang indah...
Ternyata benar tempat itu sangat indah...
kita bisa melihat seluruh kota dari atas gedung...
selain itu ada juga banyak bunga dan taman kecil...
sepertinya tempat ini akan menjadi tempat yang indah untuk aku menyendiri...
Entah berapa lama aku terdiam dan termenung...
memikirkan bagaimana aku harus melalui hari hari di tempat ini...
Seseorang menepuk tanganku dan tersenyum...
"berhenti melamun atau kau akan jatuh",katanya sambil tersenyum...
aku tersenyum dan menerima uluran tangannya...
Dia adalah kak syarif..
idola semua gadis di sekolah...
yang aku dengar dia juga sangat pintar bahkan sampai ikut olimpiade di sidney...
terlihat sangat mempesona ketika dia tersenyum dengan lesung pipi di kedua pipinya...
badannya tinggi dan tampak kekar..
benar benar ciptaan tuhan yang sangat sempurna menurutku...
Lagi-lagi dia tersenyum...
apa dia tahu kalo di dalam hatiku sedang memujinya tapi entahlah..
ka syarif mulai menceritakan kenapa dia juga sering datang ke tempat ini...
Tidak banyak orang yang datang ke tempat ini karena banyak yang bilang tempat ini angker dan menakutkan...
tapi baginya itu justru kesempatan dimana dia bisa menyendiri dan meluapkan seluruh masalah yang sedang dia hadapi..
Setiap orang pasti punya masalah..
punya rasa benci..
punya ego....
tapi setiap orang juga pasti punya cara untuk mengatasi semua itu dengan cara mereka sendiri...
ka syarif lebih suka meluapkan segala kekesalannya dengan menulis sebuah puisi....
Aku melihat dia membawa buku yang sepertinya kusam dan sebuah tinta.
lalu dia menyuruhku untuk mencobanya juga...
Tapi aku tidak suka membuat puisi",kataku sembari berpura pura memelas
Dia tersenyum dan tetap menyerahkan buju itu. .
kemudia dia pergi meninggalkanku...
Dan untuk pertama kalinya aku menulis sebuah puisi...
Jika aku adalah malam...
maka kamu adalah kesunyian..
jika aku adalah siang..
maka kamu adalah keceriaan..
tapi di saat aku menjadi sebuah mimpi..
bisakah engkau menjadi sebuah kenyataan...
aku rindu..
Puisi itu aku tulis untuk rian...
rian adalah teman masa kecilku yang hilang..
dia pergi mengikuti ayahnya yang bertugas keluar kota..
semenjak saat itu dia tidak pernah menghubungiku...
hanya dia satu satunya yang mengerti aku..
bahkan saat ayah dan ibuku hendak bercerai..
hanya dia yang selalu ada di sampingku untuk mengusap air mataku..
"melamun lagi..",ka syarif kembali datang dan menepuk pundakku...
dia membawa sebotol minuman dan juga sepotong roti..
"ini buat kamu", kata ka syarif sambil membuka botol minuman..
aku tersenyum...
dia merebut buku dan membaca puisiku dengan keras.
sontak aku mengejarnya dan mencoba merebut buku itu..
aku terlalu asik mengejar dia sampai aku lupa juwita melihat kami...
juwita adalah kakak kelas yang populer..
dia cantik,tinggi dan modis..
dan sepertinya dia ngak suka melihat kami terlalu dekat.
tatapan matanya cukup tajam...
aku berhenti dan berpaling menuju kelas..
ka syarif terus menerus menggodaku...
juwita yang mungkin sedikit kesal menghentikan syarif dan bertanya apa yang terjadi..
syarif melihat ke arah juwita dengan tersenyum dan pergi .