My long journey to get pregnant

in #story7 years ago

Hai steemians.. seperti biasa, cerita ini adalah lanjutan dari cerita saya sebelumnya. bismillah.. saya lanjutkan cerita ini, semoga happy ending hehe

Setelah menunggu selama 4 hari, akhirnya kami memutuskan untuk menemui seorang dokter yang direfrensikan oleh dokter obgyn kerabat keluarga saya yang ada di kampung. Dari informasi yang saya searching dokter ini memiliki pasien yang sangat ramai, dan jumlah pasien dibatasi setiap harinya. Khawatir tidak kebagian antrian hari itu, saya minta suami untuk datang lebih awal untuk sekedar mendaftarkan. Dokter mulai praktek jam 9 malam, jam 5 suami saya sudah ada disana. Ternyata benar, pasien yang antri untuk mendaptar sudah sangat ramai sekali bahkan ada yang pakai calo sangkin susahnya dapat antrian nomor depan. Dan luar biasanya lagi yang antri disitu justru untuk 2-3 hari berikutnya, karna antrian hari itu sudah full. Dan suatu keberuntungan sekali saat giliran suami saya, ada pasien yang membatalkan kunjungannya di hari itu. Otomatis petugas menawarkan untuk menjadi penggantinya. Alhamdulillah kami dapat antrian ke 12.

Jam 9 malam saya dan suami sudah tiba disana. Kira-kira jam 10 nama saya akhirnya dipanggil. Suster mempersilahkan kami masuk ke ruangan usg. Suami saya pun boleh ikut mendampingi.

Jantung saya mulai berdegub cepat, hampir tidak bisa saya control, sampai saya harus mengusap-ngusap dada saya supaya lebih tenang. Bayangan kehamilan memang sudah jauh dari harapan saya. Yang saya takutkan adalah apakah saya harus dioperasi atau kuret. Memang agak naif, sakit karna melahirkan justru jauh lebih besar dari yang saya takutkan ini. Harusnya saya ga perlu takut donk, toh semua ini adalah bagian dari perjuangan saya untuk merasakan nikmatnya sakit karna hamil dan melahirkan. Perlahan jantung saya mulai bisa diajak kompromi.

Saat dokter melakukan usg, sisa ket yang ditemukan di dokter sebelumnya divonis sebagai penebalan dinding rahim oleh dokter yang ini. Dokter mengatakan dinding rahim saya cukup tebal sebesar 1,85 cm, dimana ukuran normal hanya 4 - 6 mm saja. hal ini hanya ada 2 kemungkinan yang menyebabkannya. Bisa jadi akan hamil atau akan haid. Di usg terlihat usia kehamilan 6 week 1 day, tapi yang mengherankan kenapa kantungnya belum kelihatan ya? Dokter bertanya sendiri pada dirinya. Seketika iming-iming kehamilan muncul lagi. Duh perasaan ini udah kaya wahana yang ada di dufan. Tiba-tiba dinaikkan, tiba-tiba dihempaskan kebawah. Yang tahu nama wahananya tolong dicoment ya hehe

IMG_0006.JPG

Akhirnya saya menceritakan riwayat pemeriksaan sebelumnya. Mendengar cerita saya, dokter kembali memainkan stik usg untuk mencek secara teliti apakah ada bekas KET disana. Dokter menyatakan tidak ada tanda-tanda bekas ket. Alhamdulillah berarti tidak perlu operasi. Lalu saya bertanya apakah mungkin penebalan dinding rahim yang ada adalah sisa dari keguguran saya, mengingat saya baru seminggu yang lalu mengalami pendarahan yang cukup hebat. Dokter tidak menjawab pasti, dia menjawab kemungkinan itu bisa juga terjadi. Jadi untuk memastikannya beliau memberikan rujukan kepada saya untuk melakukan cek beta hcg di lab prodia karna cek urin terkadang tidak bisa membaca kehamilan saat kadar hcg terlalu rendah.

Jika hasil pemeriksaan negatif, maka dokter akan meresepkan obat peluruh, jika setelah obat peluruh diminum ternyata masih ada penebalan maka harus dikuret. Jika ternyata positif maka dokter akan meresepkan obat penguat. Sang dokter memang tidak mau berspekulasi karna khawatir meresepkan obat yang tidak sesuai kebutuhan. Buat saya dokter ini sangat ramah, humble dan nyaman buat tanya-tanya. Sebanyak dokter yang saya temui, ini adalah dokter favorit saya. Kami disarankan kembali keesokan harinya dengan membawa hasil dari lab.

Ok guys... seperti biasa , biar ga capek bacanya kita lanjutkan lagi besok. Breath is Grace... Keep Thank To Allah SWT...

Sort:  

Bsambung lg ah hehe... Saya tggu loh

Kentang lagi nih.