Fiksi Ilmiah #3 : Konferensi Para Makanan - Conference of The Foods

in #story7 years ago

images (1).jpg
Sumber-Source : https://www.wavecrestpelee.com/7-makanan-indonesia-yang-populer-dan-terkenal-di-luar-negeri/

Pada suatu hari, Ketua Asosiasi Para Makanan sedunia, Tuan Spageti, mengirmkan undangan kepada seluruh anggotanya untuk menghadiri Konferensi Para Makanan Sedunia yang Pertama. Anggotanya adalah seluruh makanan di dunia ini. Tujuannya untuk membahas soal persaingan tidak sehat antara para makanan yang sudah membuat banyak masalah. Ada saja makanan yang kemudian tersisih, dibuang, dan ditinggalkan karena ada makanan lain yang mendominasi. Bila keadaan ini dilanjutkan, Tuan Spageti khawatir nantinya akan terjadi pengurangan jumlah makanan dan semakin sedikitnya variasi makanan di dunia ini.


Once upon a time, The Head of International Food Association, Mr. Spagetty, sent an invitation to all of its member around the world, to attend The First Intrrnational Food Conference. Its member is all the foods in the world. The purpose of this conference to discuss about unhealthy competitions among foods that has made some problems. Here and there, there is always food which is being abandoned, thrown, and left behind, due to the dominations of other food. If this conditions continued, Mr. Spagetty affraid there will be a decreasing number of foods population and also its varieties in the world.


Undangan dari Tuan Spageti tidak diterima dengan baik oleh beberapa anggota. Mereka merasa bahwa apa yang dikhawatirkan oleh Tuan Spageti sangat berlebihan.

"Apa, sih, ini? Apa salahnya dengan kompetisi di antara kita? Wajar saja jika ingin menjadi yang paling disukai, terkenal, dan mahal. Di mana ada pemenang, di sana pasti ada yang kalah. Salah sendiri mereka yang kalah, kenapa tidak berusaha lebih keras lagi?!", kata Tuan Burger.

"Iya! Nggak usah sirik, deh!", Tuan Ayam Goreng menambahkan.

"Makanya, jangan primitif! Sekarang jaman sudah maju, masa masih mau menjadi makanan yang begitu-begitu saja? Nggak keren sama sekali Gimana mau nge-trend kalau dari penampilannya saja sudah "out of date"?", Nyonya Ramen mengomentari.


The invitation from Mr. Spagetty are not acceptable by some foods. They thought, Mr. Spagetty is too hiperbolic of this matter.

"What is it? What is wrong with the competition among us? It is normal if we want to be liked, famous, and expensive, isn't it? When there is a winner, loosers are unavoidable. Its their own faults, they suppose to work harder," said Mr. Burger.

"Yeah, they have to accept for being a looser," said Mr. Fried Chicken.

"That's the reason why we have to be as modern as possible. Primitiveness is only for loosers. The world today is demanding us to be as trendy as possible which requiers us to be up to date all the time. By their look, who are willing to eat them? They look cheap and disgusting, " Mrs. Ramen commented.


Makanan yang lain justru kebalikannya. Makanan tradisional dari kampung-kampung Indonesia sangat senang dengan undangan itu sebab mereka pun ingin bisa seperti para makanan lain yang di mata mereka telah sangat sukses. Mereka tidak mau menjadi makanan yang tertinggal.

"Kita beruntung mendapat kesempatan ini. Bisa bertemu dengan makanan-makanan hebat dan belajar banyak dari mereka. Siapa tahu nanti saya pun bisa dibawa mereka untuk mendunia, menjadi terkenal dan mahal," kata Tape sambil berkhayal.

"Iya banget! Orang-orang di kampung kita pasti akan lebih menghargai kita. Tidak seperti sekarang, biarpun laris tapi tetap saja dianggap makanan orang kampung," kata Ubi Kayu.

"Memang dari kampung, mau bagaimana? Kalahlah kita dengan mereka yang dari kota dan dari luar negeri itu! Kecuali kita punya modal banyak untuk bisa menjadi seperti mereka, baru kita bisa terkenal di mana-mana. Mau pergi ke undangannya saja kita bingung, siapa yang ongkosin? Memangnya ada yang mau pikirin kita yang seperti ini? Nggak usah berkayal, deh!", kata ikan asin dengan ketus.


On the other hand, some other foods are very excited. Traditional foods from some villages in Indonesia want to be famous and success, just like other succesful foods in the world. They dont want to be consider as primitive foods all the time.

"We are so lucky to get this opportunity. We can meet the greatest foods in the world and learn from them. Who knows they will be kindly take us to be the fame and famous, and expensive of course, "said Tape (fermented glutinous blackm rice) while dreaming.

"Sure! People in our village will look us up and appreaciate us more. Not like now, though they eat us everyday, they always feel embarrass about us. We are just foods in the village, " said Ubi Kayu.

"We are from village, so what?! We are the loosers! We are not like them, we are too poor to be like them. We need a lot of money to be as famous as they are. Don't you know that? I even thinking about this invitation, how we could go over there? We have no money and who will think about us anyway, "said Salty Fish with anger.


Pro dan kontra mengenai konferensi itu tidak membuat Tuan Spageti menghentikan kegiatan itu. Konferensi Para Makanan Sedunia yang Pertama tetap berlangsung. Pesertanya sangat banyak, termasuk para selebriti makanan dunia yang sebelunya menolak kegiatan tersebut. Sayangnya, para makanan kampung itu tidak bisa hadir, namun ada Tuan Tahu yang mewakili.

Pembahasan demi pembahasan terus digali, selalu saja berakhir dengan jalan buntu. Sungguh tidak mudah menyelesaikan masalah persaingan di antara mereka, sebab jika dihentikan maka akan menimbulkan masalah lain. Lagipula, hak asasi untuk ingin maju dan berkembang, menguasai dunia, siapa yang bisa melarang? Kewajiban untuk selalu berbagi dan membantu, siapa yang ingat, walaupun semua sadar bahwa kewajiban hendaknya didahulukan. Kebebasan pun tidak bisa tanpa batas, namanya juga makanan, tetap selalu ada batasnya.


Pro and contra did not stop Mr. Spagetty to stop the event. The First International Food Conference was keep on going. A lot of Foods from all over the world attend this event, including Food selebritis who previously against this event. Unfortunately, traditional villagers Foods could not make it, only Tofu who was able to come as their representative.

Topics by topics were discussed, none found any solutions, dead end. It is not easy to stop the competitions among them all, and even if it will make a new and another problem. Besides, who can stop them to use their rights to be fame and famous, to conquer the world? The obligations to remain helpful and share with others are for theory only. Even all realize that obligation must come first and prioritized. Freedom has its own limit as well, Foods have their own limitations.


Tuan Tahu merasa tidak nyaman dengan semua kebuntuan yang terjadi. Dia yang tadinya diam saja dan menyimak, merasa tergugah untuk bangkit dan bicara.

"Kita semua hanyalah makanan. Tidak lebih dari itu. Kita bisa saja menjadi yang paling lezat, paling mahal, paling terkenal dan disukai, tidak peduli dari mana kita berasal dan siapa yane memakan kital, pada akhirnya kita semua hanya akan menjadi kotoran. Percuma saja bila hanya memikirkan kita sendiri, seberapapun pentingnya kita, semua akan berakhir menjadi kotoran saja. Yang lebih seharusnya dipikirkan adalah soal bagaimana kita bisa memberikan kebutuhan energi dan kesehatan, bukan hanya sekedar enak, mahal, terkenal lalu menyebabkan penyakit. Selain itu, tidak ada gunanya juga bila menjadi mahal hanya karena trend dan ikut-ikutan. Tidak ada salahnya tetap menjadi yang terjangkau bila memberikan banyak guna dan manfaat bagi semua. Saya hanyalah tahu, sama seperti semua yang ada di sini. Saya ada untuk berakhir sebagai kotoran".

Semua pun akhirnya hanya terdiam.

-Tamat-


Mr. Tofu felt uncomfortable with this all dead ends. He no longer sit and listen. Now he speaks.

"We are Food, we all Foods. We are just Food, no more than that. No matter how delicious, expensive, well-known, and liked, or where we come from and who eat us, we all will ended as a "Poo". It is useless to think how important we are, we will ended as a "Poo". Hence, it is much better for us to provide energy and health, instead of fame and famous, expensive but then bring a lot of pain, suffer, and disease. It is pointless to be expensive just for trend. It is better to remain down to earth and beneficials for all. It always feel nice to be useful and to give all the best we have before we become a Poo. I am just Tofu, I am just like you all. I am here to end as a Poo."

Then nothing more but quiet.

-The End-


"Hidup bukan hanya untuk makanan, kotoran bukan isi otak kita. Jangan bingung dan khawatir, cari saja jalan untuk terus memberi."
"Life is not for food, Poo is not inside our brain. Nothing to be worry, just find a way to give and give."


Terima kasih dan salam hangat selalu - Thank you and warm regards.

Bandung, 13 September 2017

Mariska Lubis

Sort:  

Terbaik kak @mariskalubis

Terima kasih ya @fikri

Sama sama kakak

Waduh ini makanan yang banyak, bolehkah saya mencicipinya? Hehehe

Silahkan.... yang banyak yah... hehehe

Kereennnn :)

Keren itu kering-kering enak.... kue lebaran.... hehehe

Congratulations @mariskalubis! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of comments
Award for the number of posts published

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Dahsyat!

Terima kasih....

Mauuuuuu

Mau U? Hahahha...

hahaha.. mau "i" kupi kak...hehe

Hahahaha... yuk ngopi!

Menu sarapan yg enk pagii ini.heheheg

Yang kenyang yah! Wkwkwk

Intinya semua nya berakhir menjadi kotoran. Wkwkkk @mariskalubis

Habis mau jadi apa lagi? Hehehe