Sepotong Pesan Jeda

in #story6 years ago

image

Di suatu sore yang terantuk kantuk, Oloy masih mengusap layar smartphone-nya. Beberapa kali ia hanya menskrol pesan yang sudah terbaca di WA. Tak ada yang menggelitik. Hingga satu hal menggelayut di pikirannya, bahwa Oloy telah kehilangan satu hal dalam narasi hubungan untuk pacarnya.

Dulu, Oloy lazim mengirimkan pesan singkat kala sare hari. Dengan pendekatan yang mengikat emosi, memupuk rasa, dan pelumas bagi hubungan.

Semisal; "Selamat senja, kekasih. Orang-orang memurungi sore karena malam tiba. Tapi aku biasa saja. Kau tahu kenapa? Karena orang lupa, bahwa antara sore dan malam adalah fase transisi dalam keanggunan. Begitulah ihwah engkau dan aku, yang saban hari selalu menyesuaikan diri dalam kita," begitu contoh bunyi pesan Oloy.

image

Ia tak perduli apakah dalam benak orang, (andai tahu dan membaca) pesan demikian ialah bentuk gombalan. Karena, begitulah hal-hal ringan yang menghidupkan selain pertanyaan yang tetap saja penting, amsal; "Sudah makan?". Pendekatan singkat ala Oloy, jika dirunut agak jauh, terkandung beberapa unsur, ada romantisme di sana, kesederhanaan serta style dalam berkomunikasi.

Sudah tiga bulan lamanya Oloy tak lagi mengirimkan pesan singkat yang kadang mendadak seperti di atas. Bukan karena sibuk, tetapi terjadi begitu saja. Sedangkan hubungan keduanya, juga tidak ada percekcokan. Oloy tersadar bahwa kebiasaannya mulai luruh tanpa sebab.

Dirogohnya kantong celana, seketika, sepotong pesan singkat ia tulis; "Selamat sore, pagiku. Kau tahu mengapa panggilan kali ini terdengar berbeda? Karena kita yang seyogyanya dua jenis kelamin berbeda ditakdirkan untuk melengkapi. Sebagaimana matahari dan bulan."

image

Beberapa menit Oloy menunggu balasan, sejam berlalu, tak kunjung jua ponselnya berdering. Jelang tengah malam, nada dering notifikasi WA-nya berdenging. "Aku sengaja tak membalas cepat dan mengulur waktu. Menunggu tengah malam. Karena kala itu, kesunyian menemukan jalannya. Sebuah pertanda, ada jeda dan rehat di antara waktu. Pun mungkin kita".