Peusijuk merupakan ritual masyarakat aceh yang paling sering dilakukan dalam berbagai hal, biasanya jika ada hal-hal yang baru maka diharuskan untuk dipeusijuk terlebih dahulu.
Misalnya ada tetangga yang beli kendaraan baru, sebelum kendaraan itu dipakai akan di peusijuk dulu. Sering dijumpai juga apabila ada yang mau membangun rumah ataupun sebuah bangunan, pada saat peletakan batu pertama juga diadakan peusijuk, selanjutnya pada saat ingin menempati rumah tersebut juga mesti dipeusijuk terlebih dahulu.
Tidak dapat dipungkiri, peusijuk adalah satu hal yang diwajibkan bagi masyarakat Aceh dalam melakukan suatu hal yang baru, sebagai tanda bersyukur dan berterima kasih.
Peusijuk sendiri memiliki makna yaitu ritual ataupun prosesi adat masyarakat Aceh untuk memohon keselamatan, ketentraman, dan kebahagiaan di dalam kehidupan masyarakat.
Peusijuk pun merupakan proses asimilasi dari kabudayaan hindu, yang mana pada tempo dulu banyak dari masyarakat India yang menetap di Aceh menganut agama hindu. Namun prosesinya diubah dengan ditambahkan norma-norma islam didalamnya seperti membaca doa-doa, shalawat, dan berbagai hal lainnya untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat serta kebahagiaan.
Dalam pelaksanaannya peusijuk dilakukan oleh pemuka agama atau setidaknya oleh teungku-teungku yang berada di daerah tersebut yang dianggap lebih memahami akan permasalahan agama.
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa bahan/barang yang menjadi alat untuk peusijuk, diantaranya yaitu: breuh-pade, bu lukat, tumpoe, dan berbagai macam dedaunan yang dianggap mempunyai filosofi sendiri untuk bahan peusijuk.
Dalam hal ini, saya sedikit menangkap beberapa momen peusijuk salah satu warung kopi yang berada di kampung halaman pada malam hari ini, dan kebetulan juga saya dapat kopi serta bu lukat pree (gratis).
makan makan....
Minum juga jangan lupa 😁