Eh ayoen adalah kata-kata yang sangat bersahabat semasa kita manyak (kecil), seusai kita bermain dengan kawan-kawan lalu siangnya diwajibkan pulang kerumah untuk mandi, dilanjutkan makan siang terus tibalah pada momen yg sangat krusial yaitu eh ayoen (tidur dalam ayunan).
mungkin momen ini adalah momen yang sangat dibenci oleh kaum anak-anak. Bagaimana tidak? Selagi mood lagi senang-senangnya, badan lagi segar-segarnya, yang terpikirkan hanya satu kata yaitu lanjutkan meuen (main), namun orangtua berpandangan berbeda yaitu menyuruh agar kita tidur untuk memulihkan tenaga, terpikirkan bagaimana perasaan kita jika disuruh hal yang demikian?, Berontak? Tentu saja, Menangis? Bisa jadi apabila tidak ada jalan lain. mau tidak mau kita sebagai anak-anak harus mengikuti apa yang telah diperintahkan orang tua. Mau tidur ya di ayoen, jika tidak? Harus geurupah (paksa), disaat geurupah inilah timbul aksi yang luar biasa, berontak sekeras-kerasnya diiringi dengan tangis sejadi-jadinya.
Disaat seperti ini orangtua punya senjata yang amat sangat ampuh yaitu sembari geu ayoen diiringi dengan shalawat, qashidah atau apalah untuk membuat kita anak-anaknya tenang, lambat laun hati kita pun jadi luluh dan pikiran jadi tenang, bahkan senang ketika mendengar suara itu, lalu perlahan kita mulai terlelap dalam ayunan, terbuai dalam mimpi-mimpi hingga terbangun sesudah besar seperti sekarang ini., Eh