sumber : https://occupiedpalestine.wordpress.com/2010/10/26/children-of-palestine
Menceritakan laporan Chris Mc Greal, reporter Guardian, Oktober 2004.
Sebelum jam 7 pagi itu, Imam Al-Hams seorang bocah berusia 13 tahun pergi keluar dari rumah dengan berjalan kaki menuju sekolahnya di Tal Al-Sultan, Rafah berhadapan dengan perbatasaan Palestina-Mesir yang dikawal ketat oleh militer Israel. Sebagaimana setiap gedung dikawasan itu, gedung sekolah Imam Al-Hams pun penuh dengan lubang-lubang akibat peluru. Bukan hal yang asing lagi akan penembakan yang terjadi terhadap anak-anak di daerah seputaran menara pengawasan tentara Israel di perbatasan tersebut. Tahun sebelumnya, seorang anak berusia 13 tahun meninggal tertembak diluar gedung sekolah dan di tahun 2004 dua orang anak dan satu guru luka akibat peluru saat sedang berada di dalam perkarangan sekolah.
Di kawasan yang dulunya bekas ladang zaitun dan jeruk Imam pun berjalan dengan tas ransel di punggungnya melewati sekolah menuruni pinggiran sungai -(kelak, ayahnya Imam Al-Hams, Samir Al-Hams mengatakan “saya tidak tahu mengapa Imam berada di tempat itu, saya sudah menanyakan kepada orang-orang, tetapi tidak ada yang tahu. Mungkin dia sedang berjalan-jalan di pasir atau dia sedang bingung. Entahlah”)- Di ladang berpasir itu, Imam pun terus berjalan dan tiba-tiba ia pun terjatuh ke tanah akibat dari dua peluru yang menembus kakinya. Menurut keterangan dari saksi mata, setelah Imam terjatuh, sekitar lima tentara Israel muncul dari kejauhan dan menembaknya kembali. Komandan pasukan itu kemudian mendekati Imam yang sudah terkapar di tanah dan menembakkan lagi dua peluru di kepala bocah itu. Komandan Israel itu menjauh lalu berbalik lagi ke arah Imam, menembakkan serangkaian tembakan ke sekujur tubuh Imam, dan pergi berlalu begitu saja.
Para tentara Israel itu hanya berdalih mencurigai Imam membawa bom di tas sekolahnya dan terbukti bahwa imam hanya membawa buku dan alat tulis di dalam tasnya.
Jasad Imam dibawa ke rumah sakit Rafah, seorang dokter bernama Dr Mohammed yang memeriksa Imam mengatakan “ minimal ada 17 peluru di tubuh Imam, di dada, tangan, lengan dan kaki. Peluru-peluru itu berukuran besar dan ditembakkan dari jarak dekat, kerusakan tubuh paling parah adalah di bagian kepala, ada tiga peluru disana. Satu peluru ditembakkan dari telinga sebelah kanan, yang menyebabkan kerusakan besar di wajah, peluru lain meluncur dari leher lalu ke muka sehingga merusak bagian bawah mulut.
Thanks to :
Selalu keluar airmata jika membaca cerita ini.. kapan kita bergerak...???
siap bergerak bos.
tinggal tunggu instruksi dari @dokter-purnama
@originalworks
The @OriginalWorks bot has determined this post by @bink.undercover to be original material and upvoted it!
To call @OriginalWorks, simply reply to any post with @originalworks or !originalworks in your message!
@tippy vote