Terbukti dia salah. Mesin waktu itu benar-benar bekerja.
Dia berdiri di Jl. Rumah Sakit sambil menatap surat kabar di tangannya. Tanggal 10 November 2018. 27 tahun sebelum ia meninggalkan laboratoriumnya, 10 November 2045.
Dia menyeberang jalan menuju bangunan rumah sakit yang megah. Dia kenal gedung itu dengan sangat baik. Pada masanya, rumah sakit itu adalah pusat laboratorium riset pertahanan terpenting yang hanya menampung ilmuwan terbaik dan penelitian yang paling canggih dan dijaga dengan ketat atas perintah Dewan Pertahanan.
Dengan tenang dia masuk ke lobby rumah sakit, langsung menuju kamar kamar 405. Dia tahu benar tata letak ruangan seperti mengenali wajahnya sendiri di cermin. Dua puluh delapan tahun tidak banyak yang berubah.
Dia sampai di ruangan dan tersenyum pada label nama pasien di pintu. Takuro Yamaguchi. Dia tahu apa yang harus dia lakukan. Sambil meraba-raba saku jas lab, memastikan bahwa paket yang dia bawa dengan sangat hati-hati melewati ruang waktu aman.
Dia melihat wajah yang dikenalnya duduk di kursi depan pintu, meski jauh lebih muda. Istri Takuro duduk gelisah menggenggam tangan suaminya yang terbaring digulung berbagai selang alat bantu. Jelas wanita kurang tidur, tampak jelas di wajahnya yang pucat dan lingkaran hitam di matanya.
Dia mendekat beberapa langkah dan menunggu sampai wanita menyadari kehadirannya. Istri Takuro berbalik dan menatapnya. Sepertinya mengenali dirinya, namun tahu bahwa itu tidak mungkin. Dia membungkukkan badan.
"Nyonya Takuro Yamaguchi?"
"Haik."
"Saya adalah Dr. Adam. Dr. Neza bercerita tentang kondisi suami Anda. Apakah saya bisa bicara dengan Anda sebentar saja?"
"Tentu saja Dokter. Jika ada sesuatu yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan hidupnya saya akan sangat berterima kasih."
"Begini. Saya memiliki sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan Anda. Penyakit yang diderita suami Anda sangat jarang, terjadi tapi saya memiliki obat yang sedang dalam tahap pengujian saat ini. Bolehkah saya mencobanya pada suami anda? Ini sepertinya satu-satunya pilihan yang bisa menyelamatkan nyawanya."
Sinar pengharapan menyala di mata wanita itu.
"Tapi Dr. Neza mengatakan kepada saya bahwa tidak ada yang bisa dilakukan. Saya bersedia mencoba apapun. Menurut Anda, apa peluangnya?"
"Sekitar 50%, Nyonya."
Meski dia tahu pasti peluangnya kini menjadi 100%.
"Kalau begitu silakan saja, Dr. Adam. Dia tertidur di dalam, tadi Dr. Neza baru saja memberinya morfin untuk menenangkannya."
Dia masuk masuk dan mengeluarkan paket dari sakunya. Menarik serum dari botol itu ke dalam semprit dan menyuntikkannya ke lengan pasien yang tidur nyenyak.
Dia tersenyum kepada sang wanita.
"Biarkan saja obatnya bekerja dalam 2 - 3 jam dan doakan yang terbaik."
"Terima kasih Dr. Adam. Apakah Anda akan kembali untuk memeriksanya? "
"Saya akan mencoba, Nyonya Yamaguchi, tapi saya tidak berani berjanji. Seharusnya saya berada di tempat lain saat ini."
Dia memeluk wanita itu dan berbalik, tak ingin melihat matanya yang berkaca-kaca. Dia meninggalkan ruangan sambil membiarkan Nyonya Yamaguchi memandang suaminya dengan penuh harapan.
Adam tahu waktunya tak lama lagi. Dia baru saja menyelamatkan orang yang sekarat. Namun, dengan berbuat demikian dia telah menghukum mati dirinya sendiri. Dia telah menghapus takdirnya sendiri. Ibunya takkan pernah menikah lagi, dan sebagai akibatnya dia tidak akan pernah dilahirkan.
Dunia tak akan pernah mendengar tentang Dr. Adam Kevlar, kepala fasilitas di pusat penelitian Dewan Pertahanan tahun 2045. Jenius yang telah menciptakan gas paling mematikan dalam sejarah yang membuat orang menghirup gasnya gila dalam beberapa menit.
Gas yang kemudian dikuasai kelompok teroris radikal dan pada malam tahun baru 2045, digunakan untuk menyandera New York, Tokyo, London, Paris, New Delhi, Rio de Janeiro, Singapore, Jakarta dan Hong Kong. Dia menyadari bahwa penemuan semacam itu seharusnya tidak pernah dibuat. Meski mungkin saja suatu hari nanti jenius lain akan menciptakan gas yang sama, dia tak ingin tangannya yang berdarah atas kematian separuh manusia. Menghapus dirinya memberi sejuta harapan bagi umat manusia di masa depan.
Sosok Dr. Adam Kevlar, pahlawan dunia tak dikenal dari tahun 2045 mulai memudar.
Dia tersenyum.
TAMAT
Luv this kinda story as always @ayahkasih.. you're so cool about sciencefiction short stories!
Teurimong geunaseh, sis @cicisaja. Lagi di Bandung?
Nggak bang, di Pamulang. Kemaren tu aja pigi main ke sukabumi sama kawan2 smp