Entah dari mana asalnya, tiba-tiba aku melihat seekor caplak (Ixodida) di pangkal lengan kiriku. Oh ya, caplak ini sering juga kita kenal dengan nama kutu babi. Dalam bahasa Aceh disebut piet.
Kukira awalnya itu semacam daging lebih (asoe leubeh) karena ketika kusentuh sangat sakit dan warnanya merah menghitam. Aku pun jadi berpikiran macam-macam. Bagaimana kalau itu bukan daging lebih biasa. Ingin kucabut tapi aku juga takut, bagaimana kalau itu malah memperburuk gejalanya. Akhirnya kubiarkan saja dia di situ sampai malamnya aku tahu bahwa yang menempel itu ternyata caplak.
Oh caplak. Dari mana engkau berasal? Sebagai anak ladang aku pernah beberapa kali digigit caplak di masa kecilku. Sebagai anak kampung, bermain di hutan adalah kebiasaan kami. Kadang-kadang tanpa sepengetahuan kami si caplak itu telah hinggap di kelopak mata. Yang lebih parah kalau dia menempel di dalam rongga telinga. Mengambilnya sangat susah karena dia menempel dengan sangat kuat.
Dan setelah sekian lama, bisa merasakan digigit kembali oleh caplak di Banda Aceh ini rasanya aneh. Tapi ya normal-normal saja, sebab di Banda ini pun masih ada hutannya walau tak seberapa. Bisa saja makhluk mungil itu diterbangkan angin. Lalu hinggap di lenganku.
Walaupun kecil mungil, gigitan caplak ini sangat sakit. Yang kurasakan sekarang ini misalnya, walaupun sudah dua hari dia kulepaskan dari kulitku, rasa sakitnya masih terasa sampai hari ini. Bekas gigitannya juga belum hilang.
Caplak oh caplak...[]
Posted from my blog with SteemPress : https://senaraicinta.com/2018/07/29/caplak/
Kapaloe, brat but nyan
iyaaa saket thatt...
Ih skit x tu kak, kok bisa digigit sama dia kak Ihan?
nggak tahu entah dari mana dia datang hehheh
Aku cuma pernah ngerasain disengat puluhan tawon, digigit lintah, dan pacat.
Jangan lagi dengan caplak
haaaaaaaaaaaaa semoga aku tidak merasakan itu semua, kecuali yang terakhir....
Jangan pelit kali lah... sedekah dikit untuk sesama ciptaan Tuhan
Wadus! Kok bisa han? Gowes kemana? Eh!
malah nggak gowes ni kak hehehhe
Atau mungkin karena main-main sama binatang kak?
nggak ada....
Halo @ihansunrise, terima kasih telah menulis konten yang kreatif! Garuda telah menghampiri tulisanmu dan diberi penghargaan oleh @the-garuda. The Garuda adalah semua tentang konten kreatif di blockchain seperti yang kamu posting. Gunakan tag indonesia dan garudakita untuk memudahkan kami menemukan tulisanmu.Tetap menghadirkan konten kreatif ya, Steem On!
Aiiih.. kok geli Kakak, Haan. Ingat dulu pas Co-ass narik ini satu2 dari telinga pasien pakai pinset, semprotan gusanex...ZZZZZZT
narik satu-satu?kok banyak kali kak?
Iya, dong. Dia setumpuk gitu. Apalagi kalau sedang musim pancaroba. Terus kalau musim hujan itu ga ditangani, sisa lobangnya bisa jadi sarang belatung. Nah, lebih drama lagi ngorek belatung yang menggeliat-geliat gitu. Epic, deh, jadi dokter hewan. Hahahaha...
omaaaaakkkkk tidakkkkkkkk
Nah, teriak kamu sekarang. Tadi kalem 😑
Kawan-Kawan di kampungku memperkenalkan binatang ini dengan sebutan Kutu Babi. Supaya nggak sakit, sebelum melepasnya, teteskan air tembakau, dia akan teler. Kalau nggak gitu, bakal sakit. Sebab capitnya menancap di dalam kulit. Paling sakit kalau pas menggigit di dalam rongga telinga.