Meningkatnya kasus penyebaran virus Covid-19 di Indonesia membuat kewalahan tenaga kesehatan dalam membantu menangani pasien. Walau edukasi tentang adaptasi kebiasaan baru 3M (Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, Memakai masker dengan baik dan Menjaga Jarak) terus digaungkan tapi pada kenyataannya masih banyak masyarakat kita yang tidak disiplin menerapkannya. Padahal penerapan adaptasi kebiasaan baru ini tetap harus diterapkan dimana saja, baik di rumah, di tempat kerja, di jalanan, di posyandu, di sekolah dan di tempat umum lainnya.
Aktivasi penerapan adaptasi kebiasaan baru ini harus dilakukan langsung di lokasi sasaran. Keterlibatan semua pihak dalam penerapan adaptasi kebiasaan baru ini tentu sangat dibutuhkan, tidak hanya oleh pemerintah dalam hal ini Kementrian Kesehatan, tapi juga bergandengan tangan dengan instansi terkait sebagai mitra seperti Kader Posyandu, Kelompok/Komunitas, bahkan juga yayasan yang peduli dan tanggap akan isu sosial termasuk kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kementrian Kesehatan dalam hal ini Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (Ditpromkes) melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang bertempat di Graha Cerdas Mandiri, Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa (YBKB) pada Sabtu pagi(12/12), yang berlokasi di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Putus penyebaran virus Covid-19 dengan adaptasi kebiasaan baru
Kejadian meningkatnya kasus virus Covid-19 seminggu terakhir ini salah satunya diakibatkan lalainya masyarakat akan protokol kesehatan 3M. Masih banyaknya masyarakat yang keluar rumah tanpa menggunakan masker, bahkan seandainya pakaipun, tidak digunakan dengan baik dan benar. Belum lagi kerumunan yang tidak mengindahkan himbauan jaga jarak.
Nurwiyah Verliyanti, MKM - Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Sudin Kesehatan Jakarta Timur.
Salah satu kejadian meningkatnya kasus Corona ini di wilayah Jakarta Timur yaitu sebanyak 68 warga Kecamatan Ciracas yang terkonfirmasi positif dan sempat viral di dunia maya, dimana mereka dievakuasi dengan menggunakan bus. Menurut dr. Nurwiyah Verliyanti, MKM selaku Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Sudin Kesehatan Jakarta Timur ini bahwa hal tersebut sangatlah memprihatinkan dan bahwasanya mereka berasal dari cluster keluarga.
Hal ini menunjukkan betapa masyarakat masih lalai dan abai akan protokol kesehatan 3M. Kurang disiplinnya masyarakat dan cenderung longgar akan penerapan adaptasi kebiasaan baru. Padahal PSBB Transisi diberlakukan bukan berarti bahwa virus ini sudah berkurang atau hilang, bukan sama sekali. PSBB Transisi diberlakukan karena perekonomian harus terus berjalan, namun adaptasi kebiasaan baru 3M harus tetap dijalankan.
Gak usah jauh-jauh ke wilayah Ciracas, di lingkungan sekitar tempat tinggal sayapun banyak terlihat warga yang abai tidak mengenakan masker. Terlihat pula kerumunan di hajatan pernikahan yang digelar dengan mengundang banyak orang. Sebagai orang yang pernah terkonfirmasi positif Corona, saya merasa sedih dan miris sekali.
Baca juga: Pengalaman Isolasi Mandiri di Rumah ketika Terkonfirmasi Positif Covid-19
Padahal untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona ini salah satunya dengan mematuhi protokol kesehatan 3M. Hal inilah yang perlu lebih intens dilakukan edukasi dan peningkatan kesadaran akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan adaptasi kebiasaan baru ini.
Ibu dr. Nurwiyah berharap dengan adanya edukasi dan dengan dukungan komunitas akan membawa harapan dan kesadaran pada masyarakat. Karena peran tenaga kesehatan akan dapat maksimal lagi sampai ke masyarakat dengan dukungan kelompok-kelompok masyarakat termasuk YBKB yang berada di lingkungan Kecamatan Ciracas, Pasar Rebo.
dr. Imran Agus Nurali, Sp.Ko - Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI.
Terkait hal tersebut dr. Imran Agus Nurali, Sp.Ko selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI mengatakan pentingnya peran masyarakat dalam memutus rantai penyebaran dan pencegahan virus Corona ini. Kelompok masyarakat sebagai mitra pemerintah penting dalam membantu menyebarkan informasi yang benar tentang virus Corona ini.
Sebagai Kepala Pengembangan YBKB, Yuki Wirabagja mengatakan sejalan dengan misi YBKB yaitu menggali, membina dan mengembangkan potensi masyarakat dalam berbagai bidang untuk mempunyai sikap bertanggung jawab terhadap keluarga, lingkungan, agama, bangsa dan negara. Kegiatan edukasi penerapan adaptasi kebiasaan baru dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus Corona ini sangat membantu dalam penyampaian ke masyarakat sekitar.
Yuki Wirabagja - Kepala Pengembangan YBKB.
Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa (YBKB) didirikan pada tanggal 16 Juli 2007 dengan sebuah misi untuk bisa membina masyarakat khususnya anak muda untuk bisa mandiri dan memiliki wawasan bertanggung jawab terhadap keluarga, lingkungan, agama, bangsa dan negara. Kegiatan YBKB diawali dengan kegiatan-kegiatan dibidang sosial seperti cepat tanggap bencana, santunan anak yatim-piatu, dan donor darah.
Keterlibatan YBKB dengan program pemerintah dalam edukasi dan juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan penerapan adaptasi kebiasaan baru ini tentu disambut baik. YBKB ingin masyarakat dapat menjalankan perilaku hidup sehat dan bersih untuk bersama-sama memutus rantai penyebaran virus Corona sekaligus mencegahnya.
Penyerahan bantuan dari Kemenkes RI kepada YBKB.
Sarana CTPS bantuan Kemenkes untuk YBKB.
Dalam kegiatan bersama Ditpromkes Kemenkes RI ini YBKB juga menerima sejumlah bantuan kesehatan yang berupa:
- Sarana CPTS
- Sabun cair
- Masker kain
- Masker kain anak
- Masker medis
- Sarung tangan medis
- Face shield
- Hand sanitizer
- Gun thermometer
dr. Marlina Ginting, M.Kes - Kepala Subdit Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kesehatan Kemenkes RI.
Tips pencegahan penyebaran virus Covid-19 di masyarakat
Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, ya.
Peran masyarakat dalam memutuskan penyebaran virus Corona dapat berhasil apabila kita bersama-sama bergandengan tangan, bahu-membahu menerapkan adaptasi kebiasaan baru 3M dengan baik benar. Berikut tips yang dapat dilakukan dalam rangka memutuskan penyebaran virus Corona:
- Patuhi 3M (Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, Memakai masker dengan baik dan Menjaga Jarak). Walaupun nantinya masyarakat menerima vaksin Corona, protokol kesehatan 3M tetap harus dilakukan. Karena vaksin tidak 100% melindungi, namun dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan membentuk kekebalan tubuh itu sendiri (herd immunity).
- Tingkatkan empati, turunkan ego. Penerapan adaptasi kebiasaan baru 3M ini merupakan salah satu ikhtiar dan tugas manusia sebagai hamba Tuhan. Kita diingatkan untuk tetap menjaga hubungan bukan hanya dengan Sang Pencipta tapi juga dengan sesama makhlukNya. Dengan kita menerapkan adaptasi kebiasaan baru 3M berarti kita ikut menjaga kesehatan bersama. Maskermu menjagaku, maskerku menjagamu.
- Jaga pola hidup sehat. Selain penerapan adaptasi kebiasaan baru 3M, lakukan juga olahraga ringan di rumah, istirahat yang cukup serta konsumsi makanan bernutrisi seimbang. Panduan Isi Piringku akan membuat kita membiasakan diri mengkonsumsi makanan dengan nutrisi yang seimbang, tidak kebanyakan karbohidrat dan lemak, tidak juga kekurangan serat dan protein. Semuanya seimbang sesuai panduan dan takaran.
- Saring sebelum sharing. Jangan mudah percaya dengan informasi yang kita terima, mempercayai hoax malah membuat kita stress dan imun tubuh menurun. Disinilah pentingnya untuk menyaring setiap informasi yang diterima sebelum menshare ke pihak lain. Terkait informasi kesehatan dapat diperoleh di
BCC Squad siap membantu menyebarkan edukasi tentang pencegahan virus Covid-19.
Posted from my blog with SteemPress : http://hiqudsstory.com/tips-pencegahan-penyebaran-virus-covid-19-di-masyarakat-dengan-disiplin-penerapan-adaptasi-kebiasaan-baru/