Cerita sebelumnya: Salah Sasaran
Tanpa kukomando lebih lanjut, salah satu dari dua anak kembar itu sudah bergegas pergi menuju Puskesmas.
“Kenapa kamu nggak temani dia? Apa kamu nggak merasa bersalah?” tanyaku dingin pada Firman yang berjalan di belakang.
“Maaf, Kak. Kami memang salah, tapi, itu semua karena tugas. Jika ada apa-apa dengan Kakak, maka tugas kami gagal, dan risiko satu-satunya adalah dipecat. Enggak mungkin kami berdua merenggangkan penjagaan, sekalipun salah sasaran seperti ini,” jawabnya dingin.
Aku menghela napas panjang sembari menggelengkan kepala. Jam di tangan kiri sudah menunjukkan pukul setengah enam sore, itu artinya aku harus segera menuju ke tempat pertemuan yang sudah ditentukan Koh Andrew.
Ah, tak ada waktu untuk melihat kondisi Rendy … Semoga dia baik-baik saja!
“Karena Fajar ke puskesmas, gimana kalo Kakak aku bonceng aja? Fajar itu bertanggungjawab, kok, dia nggak akan ninggalin teman Kakak begitu aja.” Lelaki dengan tinggi badan hampir 190 sentimeter itu menawari.
Aku menghentikan langkah dan membalik badan.
“Boleh, tapi besok jangan ganggu aku, ya!”
“Jangan begitu, Kak. Sudah tugas kami menjaga Kakak.”
“Tapi, besok aku mau ziarah ke tempat Bude. Kalo kalian cari perkara seperti ini lagi di sana, aku benar-benar akan bilang pada Koko untuk ganti personil,” ancamku.
“Kami akan lebih hati-hati.”
“Berati aku nggak usah dibonceng hari ini, toh, besok juga kamu nggak mau ngelepas aku sendirian, kan?” Aku membalik badan dengan kesal sembari lanjut melangkahkan kaki ke dalam garasi kos untuk mengambil motor.
Sebuah pesan masuk dari nomor yang sama sempat menundaku melajukan kendaraan. Sementara itu, Firman terlihat sudah stand by di atas kendaraannya, di seberang jalan, tak jauh dariku. Kami harus segera ke Batas Kota yang jaraknya lumayan jauh dari tempat ini. Jika terlambat, Koko pasti tak akan senang.
Untuk kesekian kalinya, kuabaikan begitu saja pesan masuk dari nomor yang tak pernah kusimpan itu. Bunyi pesannya selalu sama; menungguku menjawab “ya,” dengan tawaran gaji dua kali lipat dari yang bisa diberikan Koh Andrew.
Kubunyikan klakson perlahan seiring tarikan gas motor. Firman menjawab dengan raungan motor besarnya yang kemudian mengiringi kendaraanku membelah jalan raya.
“Fajar mana?” tanya Chandra saat menyambutku di pintu masuk. Pandangan matanya melewati puncak kepalaku, memperhatikan Firman yang sedang memarkirkan kendaraan.
“Ngantar temanku ke Puskesmas,” jawabku acuh tak acuh.
“Wah, baik sekali dia. Temanmu sakit apa?” Chandra mengiringi langkahku memasuki ruangan dengan bunyi musik yang hingar bingar.
“Ah! Jangan sok nggak tau gitu, lah!” Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, beberapa orang terlihat begitu semangat menembak bola putih di atas meja. Sementara itu, Koko tak terlihat sejauh pandanganku. Bisa kutebak bahwa gedung ini memiliki sebuah ruang VIP di suatu tempat yang entah dimana itu. Bau cat yang masih baru, bercampur dengan asap rokok yang mengepul dimana-mana, sungguh tidak bersahabat di hidung. Tak kuduga di daerah perbatasan ada tempat semacam ini juga.
“Jangan salahkan mereka. Kalo sempat ada apa-apa denganmu, aku juga tak akan rela!” Chandra bicara begitu dekat di telingaku, hingga tanpa sadar membuat langkahku terhenti.
Tadinya, aku sudah berencana cerita pada lelaki ini terkait pesan singkat yang selalu kuterima beberapa hari belakangan. Tapi, melihat begitu waspadanya dia, sepertinya itu bukanlah ide yang bagus. Lebih baik kusimpan sendiri saja.
“Ikut aku, ruangannya di sini,” lanjutnya sembari meraih tangan kananku.
Adakah yang penasaran sama cerita-cerita sebelumnya? Mampir sebentar ke sini, yuk!Prolog
BAB 1 Hidup yang Kuperjuangkan dan Lanjutannya
BAB 2 Perjamuan dan Lanjutannya
BAB 3 Teman Lama dan Lanjutannya
BAB 4 Ingin Tahu dan Lanjutannya
BAB 5 Bersamanya dan Lanjutannya
BAB 6 Kau Pikir Aku Siapa? dan Lanjutannya
BAB 7 Get Ready dan Lanjutannya
BAB 8 Break Shot dan Lanjutannya
BAB 9 Let's Play dan Lanjutannya
BAB 10 Tentang Dia (yang Tak Bisa Bersama Lagi) dan Lanjutannya
BAB 11 Triple Ace? dan Lanjutannya dan Lanjutannya
BAB 12 (Masih) Tentang Dia dan Lanjutannya
BAB 13 Real Match dan Lanjutannya dan Lanjutannya
BAB 14 Dunia Baru dan Lanjutannya
BAB 15 Salah Sasaran
Posted from my blog with SteemPress : https://endanghadiyanti.com/2018/10/28/ayana-part-33-salah-sasaran-lanjutan/
Salam kenal...
Posted using Partiko Android
Salam kenal kembali, makasi dah mampir 😊
Posted using Partiko iOS
Mampir dong, ga sibuk kan ? sudah beberapa waktu ga mampir ?
Iya ya kk, uda lumayan lama ga mampir 😅, hahahahaaaaaa.
Sebetulnya lagi sibuk bgt di kantor, jd fokusnya cm bikin satu postingan per hari aja, eheeee ✌️
Posted using Partiko iOS
Congratulations @diyanti86! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :
Click here to view your Board of Honor
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
To support your work, I also upvoted your post!
Do not miss the last post from @steemitboard: