Pemeriksaan Sidik Jari. Perlukah? (1)

in #steemiteducation7 years ago

"Gimana De... sudah tahu mau kemana?"
"Belum, Ma... aku masih bingung mau kemana... hati aku rasanya kosong."

Saya terhenyak. Dahi mulai mengernyit. Percakapan seperti ini, dengan anak bungsu saya, terjadi entah untuk yang keberapa kalinya. Sekarang waktunya kian mendesak. Hari efektif sekolah tersisa hanya beberapa minggu. Saatnya harus memilih mau kuliah di mana, semakin dekat.

Beberapa skenario ada di benaknya. Tidak kuliah setahun, mau masuk pesantren (menghafal Al-Qur'an). Masuk Teknik Mesin seperti Abangnya. Malah mau cari beasiswa ke Jerman. Lalu melirik kedokteran. Teknik Lingkungan. Saya sendiri dalam hati mulai panik. Memiliki banyak pilihan, membuatnya semakin bingung.

Anak perempuan saya ini, sudah mengikuti bermacam-macam les sejak kecil. (Ini kemauan dia sendiri lho :) kebanyakan ). Dari les mewarnai dan berenang waktu TK. Les vokal, karate, bahasa Inggris, waktu SD. Les gitar, piano waktu SMA. Di samping les bidang pelajaran. Tadinya juga mau ambil panahan sama seperti Abangnya, tapi karena jadwal bentrok, akhirnya tidak jadi.

Pada suatu hari, seorang wali murid ingin bertemu saya. Menanyakan apakah mau PP PAUD Anggrek 21 mengadakan kegiatan Pemeriksaan Sidik Jari Gratis. Serta merta saya menyetujuinya. Saya selalu tertarik, dengan upaya lebih mengerti dan mengenal anak, hingga kami bisa membuat anak lebih nyaman, bermain sambil belajar di sini.

Pak Tunggul Herbowono menghubungi saya, siang harinya. Saya menanyakan beberapa hal, karena saya tahu tidak ada makan siang gratis. Dari pembicaraan ini, saya mengerti , orangtua akan mengetahui bagaimana cara mengasuh anak dengan lebih efektif. Sesuai dengan cara anak. Bukan menurut kita, yang terbaik untuk anak. Apabila orangtua menginginkan informasi yang lebih jelas, baru analisa lebih dalam dikenakan biaya. WOW. Sangat menguntungkan PAUD.

Mengetahui salah satu fungsinya, mengetahui minat dan bakat seseorang, tentu saja saya meminta semua guru ikut pemeriksaan gratis ini, kedua anak saya dan anak beberapa guru juga ikut. Dengan senang hati, anak perempuan saya rela tidak masuk sekolah.

Rabu 23 Agustus 2017 dilaksanakan kegiatan Program Pemeriksaan Sidik Jari Gratis.

Pertama dilakukan perekaman sidik jari oleh Pak Tunggul Herbowono, dibantu Bu Alin. (Mereka berdua suami istri. Kompak ya. Menjalankan bisnis bersama :)

Setelah semua anak-anak direkan sidik jarinya. Sama seperti kita buat SIM atau E-KTP. Anak-anak bermain sambil belajar di luar ruangan. Kami beruntung, ada lapangan yang cukup luas pas di sebelah sekolah. Hingga kami bisa melaksanakan kegiatan di tempat itu. Pohon-pohon yang ditanam berjejer di samping lapangan, membuat sisi lapangan tersebut teduh. Hawa segar dan pemandangan dengan latar belakang gunung di kejauhan, menjadi tempat kami belajar dan mengajar.

Bu Eneng, salah satu guru kreatif di sekolah kami, membuat TV-TV an. Begitu anak-anak menyebut kardus bekas kulkas yang memang dijadikan seperti TV. Kadang berubah fungsi menjadi panggung boneka. Tinggal diganti layar, sesuai cerita yang akan dibawakan.

Kalau dijadikan TV, anak-anak bermain peran dengan media ini. Mereka menjadi penyanyi, pembawa berita acara, bercerita, dan lain-lain. Dilakukan bergantian, dan teman-teman berada di depan TV. Seperti jadi penyanyi beneran, celetuk seorang murid.

Setelah pemeriksaan selesai, Pak Tunggul membagi orangtua berdasarkan kelompok hasil analisa rekaman sidik jari.

Berikut beberapa penjelasan yang saya rangkum dari penjelasan Pak Tunggul

Terdapat 2 Pendekatan Psikologi

  1. Nurture (Misal: pola asuh, lingkungan, dll)
  2. Nature (Bawaan sejak lahir, asli)

Tujuan pemeriksaan sidik jari?
• Untuk mengetahui bagian otak mana yang lebih dominan, jadi kalau memotivasi atau menolak permintaan anak, sesuai cara anak
• Orangnya seperti apa (Bukan yang ditampilkannya, tapi bawaan pribadinya)
• Bagaimana cara belajarnya
• Apa yang dia punya (Kelebihan, minat)

Mengapa bisa mengidentifikasi kerja otak melalui sidik jari?
Karena proses pembentukan sidik jari dipengaruhi oleh proses pembentukan sel otak . Jadi sidik jari setiap orang berbeda, tergantung pada proses pembentukan sel otaknya.

Otak terbagi atas:

  1. Otak Kiri (logika, struktural)
  2. Otak Kanan (Kreatif, imajinatif)

Saya jadi mengerti kenapa hati Atha kosong. Kenapa dulu saya sering berantem sama Rio. Kenapa Atha harus les, berheni, les, berhenti. Dan kenapa saya banyak menuntut ke Ibu-Ibu Guru. Tunggu ya di bagian kedua.

Salam

Cici SW

Terimakasih pada Kurator @mariska.lubis, @aiqabrago, dan @levycore, serta teman-teman Komunitas Steemit Indonesia.

Sort:  

Pemeriksaan sidik jari emang penting banget dalam mengenal karakter, bakat dan minat seseorang, ga hanya anak, tapi kita yang sudah dewasa pun, bisa terbantu banget melalui analisa sidik jari.

Kita jadi tau kelebihan dan kekurangan kita, sehingga dengan pengetahuan ini, kita bisa melakukan brain gym guna mengimbangi, mengimprove bagian yang perlu diimprove/diseimbangkan, maupun mengoptimalkan kelebihan2 kita.

Hebat ya teknologi ini, Teh Cici?

Yups betul banget ka @alaikaabdullah.
Karena jika bukan kita yang memahami diri kita sendiri siapa lagi. Ketika kita mengetahui tujuan dan hal yang benar benar kita inginkan. Hidup kita akan lebih terfokus dan meminimalisir membuang buang banyak waktu hehe.

Bener @gethachan. Semakin dini kita tahu, kita akan semakin cepat terfokus dengan passion kita.
Alhamdulillah ketemu steemit hehehehe

Iya teh alhamdulilah. Padahal awalnya akun cuman iseng doang hehe

Benar Teh. Sangat membantu, kita mengambil keputusan. Karena ternyata yang keliatan jelas itu bisa salah. Apalagi kalau otak kanan dan kirinya seimbang.
Dia pikir bisa masuk IPA, memang benar bisa.
Tapi menurut penjelasan yang saya tangkap, setelah mencapai usia tertentu, dia akan kembali kekecenderungan minat awal.
Alhamdulillah anak saya, tanda-tandanya pas sebelum kuliah.
Kebayang misal dia mati-matian ngejar teknik mesin ITB, atau cari beasiswa ke Jerman atau MIT, engga tahunya di tengah jalan ngerasa salah jurusan hehehehe

Iya sih teh @cicisw mending sesuai dengan kata hati aja hehe. Meskipun berat pasti akan di lwati hehe

Wah.. Jadi ga sabar menunggu kelanjutan cerita Teh Cici😊

Penasaran dengan penjelasan lebih lanjut melalui tes sidik jari..

Iya Teh @garnitnuri. Saya akan tulis sejelas dan selengkap yang saya bisa

Karena semua anak itu cerdas yang membedakan itu hanya di otak kiri atau otak kanan aja hehe.
Aku juga salah masuk jurusan, jadi anak yang punya nilai kurang dan setelah menemukan seni semuanya berubah, hidup jadi terasa lebih indah. Hehe

Wow dari sidik jari pun bisa dianalisa kepribadian kita ya. Jadi penasaran sama cerita selanjutnya.

Saya mau dong dianalisa hasil sidik jari saya...hehehe

Pakai alat @tusroni hehehehe jadi analisa sidik jari keterakpilan khusus
Ada pelatihan lain yang dilaksanakan guru Anggrek HI 21. Clinical Doodle (analisa emosi dari gambar) dan pelatihan grafology (analisa tulisan tangan) ini baru manual :)

Siip...Lanjutkan

Sidik jari ok. Kl ke kepribadian, apa iya ya?

Anak saya ambil paket profesional. Iya sampai ke kepribadian.
Sampai suami bilang ini hasil ketuker engga? Karena analisa dua anak saya, kebalikan dari yang terlihat sehari-hari.
Atha bilang, benar.Dia bukan risk taker. Padahal yang kami lihat sehari-hari, dia bertindak sepert i seorang risk taker

Jadi penasaran, sama tulisan yang berkelanjutan dgn ini berikutnya Teh @cicisw

In syaa Allah saya buat laporan penjelasannya, sebaik yang saya bisa Teh @ettydiallova

Ditunggu Tetehku @cicisw
😍

Belum pernah melakukan tes seperti ini mba, karena memang dari kecil ketiga anak-anak saya sudah menunjukkan minat pada satu bidang.
Terima kasih sudah berbagi informasi tentang hal ini mba, saya yakin banyak orang tua yang juga merasakan hal seperti mba @cicisw

Sama-sama Mbak @ririn. Ini membuat hidup dua anak saya terselamatkan. Mereka tidak merasa lagi ada yang salah dengan diri mereka, tapi menggunakan pengetahuan ini sebagai pijakan untuk memilih.