Foto: Tempo, 24 Juli 1976
Tuan dan Puan Steemians...
Sadar atau pun tidak, dalam peradaban teknologi informasi seperti sekarang ini, kita dihadapkan pada dua wajah kehidupan. Bahkan kita hampir tidak memiliki kesempatan untuk memilih. Mungkin saja kita telah terjebak dalam peradaban itu.
Di zaman ini, kita seolah "dipaksa" untuk hidup dalam dua dunia di waktu bersamaan, dan beiringan. Mau tidak mau, kita "dipaksa" atau mungkin "memaksa diri" membelah wajah ke dalam dua ruang kehidupan. Satu wajah menancap di alam nyata, sementara belahan wajah lainnya menyeberang ke alam maya.
Ilustrasi
Media sosial adalah dunia baru bagi insan-insan yang lahir dan hidup dalam peradaban teknologi. Dan Steemit adalah salah satu platform media sosial pasca facebook yang juga telah "menyita" perhatian insan teknologi di abad ini.
Seperti media sosial lainnya, Steemit juga menyediakan ruang sebagai dunia baru bagi para penggunanya. Di platform ini keterbelahan wajah pun tak dapat dihindari.
Memang terdapat beberapa pilihan bagi kita untuk bagaimana kemudian memosisikan diri di dua alam yang berbeda. Dan pilihan itu ada pada pribadi masing-masing. Terserah kita.
Seorang yang santun di alam nyata, bisa saja menjadi "pecundang" di media sosial, tak terkecuali di Steemit. Dalam kondisi ini, si pelakunya benar-benar "terbelah." Dan ini adalah sebuah pilihan.
Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan bagi kita untuk tetap menggunakan satu wajah dalam dua dunia yang terbelah. Sekali lagi, ini juga pilihan.
Di sebalik itu, media sosial sebagai manifestasi dunia maya, selayaknya menjadi cerminan yang memantulkan wajah realitas sembari membenamkan hipokrisi.
Namun demikian, itu semua adalah pilihan-pilihan belaka. Dan kita punya otoritas penuh untuk memilih.
Sebagai media sosial, layaknya media sosial lain, Steemit pun tidak selamanya terbebas dari gelombang hipokritis. Tapi, sebagai perilaku semu, sikap-sikap itu akan "pecah" dengan sendirinya. Akhirnya pantulan realitas akan menyibak dan menghantam "selimut" itu.
Ilustrasi
Dua wajah yang terbelah akan terlihat menyatu dan saling berpelukan.
Demikian dulu Tuan dan Puan Steemians, lain waktu disambung kembali...
Banyak wajah palsu di dunia maya, tetapi mempertahankan kepalsuan adalah pekerjaan yang melelahkan, pertanyaannya adalah sampai kapan kepalsuan mampu dipelihara?!
Sampai2 kita tak tahu
Sering kulihat orang-orang pengikut Smeagol di Steemit ini, atau dalam istilah lain orang yang berkepribadian ganda. Khkhkh
Ha ha, hanapat som,😂😂
Asai bek ban saboh lam alam maya , menyo sikhan saho mantong got bg @tinmiswary.
Ya, butui😁
Mantap, sebuah "cermin" untuk melihat lebih dalam.
Bro cermin untuk melihat lebih dalam, kalau spion untuk melihat ke belakang, begitu kan!?
Sikap hipokrit tetap terpantul
Manusia juga dapat dibutakan oleh bayangannya
Sigmud freud apa kabar?😂😂
kabar baik bung,,, Freud sedang puasa... :)
Hmmm...
Mungkin, masih ada bagian yg tidak bs kita samakan antara berkomunikasi langsung dengan berkomunikasi via medsos bg. Contohnya ekspresi wajah, bagian ini tidak akan prnh bisa diwalikan oleh emoticon buatan.
pun demikian, tulisan abg selalu mantap!
Salam dr negeri harian waspada! Hehe
Benar, itulah yg disebut keterbelahan😁
@tinmiswary benar sekali. Saya kemaren bingung sudah punya steemit tapi ga tau mo tulis apa. Secara saya bukan penulis. Nulis pun pun asal2an. Tapi kata teman saya . Alah tulis aja apa2 yang suka. Hantam aja. Asal jangan hoax.
Semoga di steemit saya bisa berjumpa orang2 yang penuh semangat. Terkadang yang kita tulis pun untuk menyemangati diri sendiri. Walau kadang aslinya lagi down.
Slam kenal
@nursanty
Mantap, salam kenal juga