Pendahuluan
Tidak ada yang perlu dikesali bila berhadapan dengan keluhan para migran Facebook ke Steemit. Saya sebagai migran pernah mengalami hal yang sama. Daya tarik Steemit yang menjanjikan reward cryptocurrency memang cukup memikat, jadi wajar terjadi migrasi ke Steemit. Kemudahan monetisasi di Steemit, juga menggoda blogger untuk segera berpindah ke Steemit. Tentu tidak ada yang salah dengan migrasi di dunia internet ini, malahan Steemit membentang baliho "Welcome to Steemit!”
Facebook, Negeri Kemanjaan
Saya juga pernah mengeluh, nyaris pulang ke Facebook, negeri yang dipenuhi kemanjaan. Coba bayangkan, bangun tidur sampai tidur lagi dimajakan dengan kemudahan. Pihak Facebook dengan senang hati memberitahu jika ada informasi yang berkaitan dengan kita. Sesekali, kita sebagai warga Facebook juga diberi kemanjaan lainnya, seperti pemberitahuan ulang tahun, moment-moment penting, dan ragam macam hadiah. Kita bahkan selalu ditanyai “Apa yang sedang Anda pikirkan.”
Begitu dimanja pihak Facebook tahu betul informasi apa yang tepat dan cocok dengan kita, dan seluruh informasi yang tidak cocok dengan kita dijauhkan. Jika saya suka informasi tentang game, maka saya tidak dihantar informasi tentang politik, dan sebaliknya. Singkatnya, dari bangun tidur ke bangun tidur lagi, media sosial Facebook memanjakan warganya disepanjang waktu.
Begitulah, sehingga terkadang kita tidak ingin logout dari Facebook sepanjang waktu. Seluruh kemanjaan itu membuat kita tidak menyoal lagi bentuk reward ilusi yang diberikan oleh Facebook. Kita sudah cukup senang jika ramai yang menekan tombol like, tombol emosi, apalagi tombol love. Saban waktu kita melihat sudah berapa orang yang memberi reward ilusi, dan kita gembira, apalagi kala ada yang memberi komentar “mantap” atau lebih dalam “memang Anda begitu keren, kalau bukan Anda tidak ada yang berani.” Alahmak, senangnya, bangganya.
Steemit, Negeri Kerja Keras
Sayangnya, segenap kemanjaan itu tidak ada di Steemit. "Ci bayangkan, ka kutuleh lagak-lagak, hana yang teugon tombol upvote, pu han ie cah teuh (Coba bayangkan, sudah kutulis cantek-cantek, tidak ada yang tekan tombol upvote, asli di cas - Red: sulit diterjemahkan dengan kaedah bahasa yang benar),” keluh kawan yang baru bermigrasi ke Steemit, dan lumayan terkenal di jagad Facebook dengan status-statusnya yang bertuss tajam, menukik, hingga yang bacanya kerap kesenggol kulit pisang pas jalan.
Rekan lain, yang yakin sekali dengan kemampuannya terkait Steemit hingga mampu menghadirkan post yang dipandang sangat bermutu, tapi begitu melihat tidak ada yang upvote maka ia langsung menyerang komunitas yang ada dan menuduh ketidakramahan dan penuh tipu daya. “Ini tipu muslihat,” kata si rekan dengan segenap keketusannya. Begitu besar suaranya, sampai abang becak kesenggol kodok, brruuuk mate. “Untung terinjak, jika tidak bisa jadi ada ada yang gagal kawin?,” katanya kocak tapi mengandung pesan butterfly effect.
Keluhan, Sepotong Kenangan
Saya lag-lagi terbayang pada masa awal-awal dahulu, betapa pedih dan perih ketika setiap kali melihat blog hanya terdiri dari angka $0.00. Weuh hatee berjam-jam. Tapi, bedanya semua kekesalan saya pendam dan sebagai ganti memilih menelusuri segenap informasi yang bisa didapati, khususnya informasi sahih dari Steem Whitepaper dan lainnya, termasuk dari post milik Steemian dengan reputasi 70 ke atas. Mereka ini saya nilai generasi pertama yang ikut membangun Steemit, lebih khatam soal seluk beluk Steemit.
Dan, bila ada sesuatu yang belum paham, saya memilih bertanya dan berdiskusi dengan rekan-rekan yang sudah lebih dahulu aktif, dengan terlebih dahulu membangun keakraban sehingga hambatan-hambatan komunikasi sudah tidak ada. Saya sendiri memilih menempatkan diri sebagai Steemian yang benar-benar ingin belajar tanpa memperlihatkan tingkah sok tahu. Seluruh informasi yang saya dapat inilah saya ramu menjadi petunjuk jalan di Steemit.
Apakah sudah berhasil? Sejujurnya, ini bukan soal berhasil atau tidak berhasil tapi bahagia atau tidak saya berada di Steemit ini. Inilah pertanyaan sekaligus indikator kunci di zaman ini, dan ini pula yang dilakukan oleh Facebook lewat algoritma mereka yang sampai hari ini belum ada yang bisa pecahkan, sebab hak patennya bisa jadi didaftarkan oleh karyawan. Sayangnya, menurut saya itu semua bahagia yang dimanipulasi lewat reward ilusi.
Tata Kelola Bisnis Media Sosial, Dulu dan Kini
Itu semua saya tahu usai perjalanan empat bulan di Steemit. Saya paham bahwa tata kelola di Steemit masih berbeda dengan tata kelola di negeri Facebook. Jika disana menawarkan kebetahan maka di Steemit memicu kerja keras. Jika di Facebook diberi kemanjaan agar warganya tetap betah dan menjadi pengguna aktif, maka di Steemit didorong untuk cerdas membangun relasi dan jaringan. Kadang saya bertanya, mengapa di Steemit kita semua tidak dimanjakan sebagaimana di Facebook? Akhirnya saya tahu, bahwa Facebook sengaja membuat kita betah dan karena itu dimanjakan dengan segenap algoritmanya karena keberadaan dan keaktifan kita itu adalah tambang uang bagi pihak pengelola Facebook.
Apa yang terjadi? Menurut info dari Visual Capitalist, dengan kebetahan warga Facebook hanya dalam 10 detik lebih dari 500 ribu posting muncul di Facebook, dan itu artinya hanya dalam 10 detik Facebook meraup keuntungan sebesar $480 dan pendapatan sebesar $2490. Apa yang kita peroleh? Ada, reward ilusi!
Berbeda dengan di Steemit, bukan hanya keuntungan dari algoritma Proof of Brain yang didistribusikan, tapi untuk mendistribusikan token di Reward Pool juga diterapkan secara terdesentralisasi melalui mekanisme upvote, dan ini berbeda dengan konsep monetisasi di dunia para blogger dimana kita sebagai kreator konten adalah penerima hasil dari kerja keras kita alias distribusi tersentral. Saya jujur belum tahu, apakah para ahli teknologi di Steemit tidak ada yang paham soal algoritma seperti yang diterapkan di Facebook sehingga kita tidak tahu ada post baru milik kawan sudah hadir di Steemit. Dan, kita juga tidak pernah diberi notifikasi soal post-post yang menarik minat kita. Sekali lagi, benarkah mereka tidak ada ahlinya? Atau, semua ini memang bagian dari rancangan sehingga komunitas Steemit dapat berfungsi sebagai tempat sharing dan connecting.
Bisnis Konten Baru
Sambil mencari tahu, saya memilih untuk merekontruksi cara pandang saya di Steemit ini. Ini media dengan bisnis konten digital berbasis cryptocurrency yang dibangun di atas Steem blockchain. Pihak Steemit ingin menjadikan Steem sebagai token bagi dunia internet yang bermain di bisnis konten baik itu beebasis web ataupun berbasis aplikasi. Steemit ini dijadikan model web masa depan yang dibangun di atas Smart Media Tokens (SMTs) dan diprediksi akan menarik minat para pelaku bisnis konten untuk mengintegrasikan dengan Steem blockchain. Dengan kesadaran bisnis konten inilah maka saya harus mengembangkan manajemen kreator konten. Bisnis konten jelas bukan lapangan kerja baru, sudah ada sejak era digital ada. Hanya saja, dengan konsep monetisasi yang rumit akhirnya tidak banyak kreator konten yang mampu bertahan lama, dan ini pula yang menjadi penyebab banyak para blogger, termasuk saya bermigrasi ke Steemit.
Itulah sebabnya, semua komunitas tempat berkumpulnya steemian sudah harus bertransformasi dari sekedar tempat kumpul menjadi tempat yang menerapkan manajemen kreator konten. Bagaimana menghadirkan konten-konten yang fress, menarik, berguna dan bermanfaat bagi orang banyak, inspiratif dan solutif yang dikemas dengan cerdas dan enak dibaca akan menentukan persaingan konten di masa depan. Bisa dibayangkan jika warga di Steemit sudah mencapai puluhan juta, tentu lebih sulit lagi dalam menambang reward, apalagi bila sejak dini tidak mau peduli dengan tindakan investasi.
Meski begitu, saya yakin Steemit akan terus berbenah apalagi dalam usaha mensukseskan SMTs. Tapi, apakah pihak Steemit akan mengambil teknik memanjakan warganya? Saya belum punya jawaban. Tapi, di luar Steemit sendiri ada banyak kreativitas yang dapat membantu warganya untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada. Salah satunya adalah layanan notifikasi dari @ginabot. Dengan layanan ini kita bisa segera mengetahui ada post baru yang ingin kita segera baca, kita tahu ada komentar di post kita, kita tahu ada yang menyebut nama kita, ada yang follow dan unfollow kita, ada yang upvote, downvote dan cencel vote, dan lainnya. Meski begitu, untuk memastikan orang lain menemukan post kita tetap saja dibutuhkan usaha sungguh-sungguh membangun relasi atau kemitraan yang nyaman. Jika tertarik dengan layanan @ginabot bisa segera ke link berikut:
https://steemit.com/ginabot/@ginabot/ginabot-the-best-notifcation-service-in-the-steemiverse
Tapi, apapun pilihan dan sikap semua terpulang pada diri kita sendiri. Di sinilah bedanya media berbasis terdesentraliasi, meski ada aturan dan etika, kitalah penentu akhirnya. Selamat malam, selamat beristrihat. Oh ya, berhati-hatilah dengan link tertutup, sebab bisa saja itu jebakan pencurian. Selalu harus berhati-hati dan waspada. Oh ya, tantangan bagi warga negara blockchain juga akan semakin berat, usai Facebook memberi batasan pada iklan kripto, kebijakan yang sama juga kemungkinan akan diterapkan oleh pihak google pada Juni 2018. Kelihatannya, perang di jalur monetisasi konten akan tidak terelakkan. Jika ingin menjadi pemenang mari kuasai teknologi, mari kuasai pikiran warga dunia dengan reward yang lebih terdistribusi. []
Bahan bacaan pendukung:
http://www.visualcapitalist.com/tech-giants-visualizing-profits-for-every-10-seconds/
https://www.sotrender.com/blog/id/2017/02/bagaimana-cara-kerja-algoritma-facebook/
https://tirto.id/siasat-cerdik-facebook-lewat-pembaruan-algoritma-cixF
kalau tidak salah, ada proposal yang bernama "velocity" yang di ajukan pihak steemit kepada para witness yang berisikan tentang percepatan pertumbuhan pengguna steemit.
menurut mereka, jika proposal ini disetujui maka akan bertambah jutaan pengguna steemit dalam waktu singkat. saya juga belum mengetahui mekanisme nya...
namun jika proposal itu di setujui dan sesuai dengan prediksi, maka akan bertambah jutaan warga baru di negara steemit, dan menurut saya itu akan lebih asik dan mudah dalam mendulang SBD...
mohon bimbingannya pak risman.... terima kasih.
Wah pas kali, buat dong post tentang itu. Saya jujur belum ngerti.
siap pak, ...
tapi sedang saya pelajari, mudah2an bisa tuntas dengan cepat, sehingga bisa saya posting pada tulisan saya berikutnya... InsyaALLAH.
Mantap postingannya pak @rismanrachman,
Saya resteem ya,
Postingan yg bagus yg bisa membuat saya jadi semangat tinggi,,
Salam sukses selalu
Hehehehe.. Memang hampir semua pemula di steemit mengalami masa jenuh penuh galau bang @rismanrachman, sayapun tidak naik pikir tulisan saya tak ada yang upvote kali pertama, terus saya membaca dan saya pelajari alhamdulillah udah ada yang upvote walau 0..005 paling banyak. Salam kenal bang..
Wow bang risman mantep bgt dah ah,,oh iy itu link kmrn apa ya bang?serem bukanya ko ada robotnya??apaan ya?😄
Ka leuh lon vote bang beuh....
Postingan ini membuat saya jadi lebih semangat
Imformatif! Trima kasih, artikelnya sangat membantu saya mengenali steemit.
Pengalaman pahit kayaknya,, hehehe,,,
Tapi berbuah manis hendaknya,,,
Yang penting 'bek kendo, tuleh aju',,, 😁
betol sekali apa yang bapak sampaikan ini
steemit adalah tempat bekerja keras
Dahsyat!
Bang kiban contoh link tertutup yang membahayakan nyan
Contohnya klik rismanrachman Ini tertutup.
Ini terbuka: https://steemit.com/@rismanrachman
Get bang makasih
Penjelasan ini membantu saya untuk terus berusaha aktif dalam dunia baru ini. Terima kasih bg.
Wah keren banget tulisannya bang @rismanrachman :)
Terima kasih pak. Tulisannya bagus sekali. Membuat saya bersemangat untuk mengenal steemit lebih dalam.
Di upvote atau tidak yang penting senang dan tetap nge-post pak. Ini hanya media sosial, buat senang senang. Terlalu menguras tenaga dan pikiran demi kebanjiran votes juga saya rasa kurang baik. Hehehe kalau semua orang lomba lomba nyari tambahan income lewat steemit, siapa yang akan nyari tambahan income lewat jalur lain.
Self reminder : ini buat senang senang, bukan buat earning money 😊😁😁
sangat bermanfaat pak postingan nya 👍👍
Salam kenal...
Ponten 100 deh untuk p. Risman. Baca tulisan ini 'aku banget' deh...
Maklum aja sbg pemula, ada perasaan nyesek jika melihat postingan kita hanya $0.01. Namun ya itulah... Letak tantangannya.
Diharuskan banyak belajar dan banyak menulis pastinya...
Sangat bermanfaat dan membuat saya lebih semangat lagi
Bertusss sabe postingan Aduenda soay steemit...
Info yang edukatif.
imigran yang bang @rismanrachman... heehehehe
saya juga termasuk imigran dari medsos lainnya. karna banyak hal yang saya lihat di steemit ini sehingga saya sangat tertarik bergabung. berawal dari kedatangan bang @rismanrachman ke Meulaboh yang banyak memberikan pencerahan kepada kami, walaupun jadwal tunggu untuk di approve passwordnya lama, tapi karna sudah terlampau suka saya tetap sabar dalam penantian tersebut. terima kasih bang atas informasi yang sangat bermanfaat ini, khususnya bagi saya pendatang baru disini.
Saya termasuk imigran penuh kayaknya bang @rismanrachman,,, hehehehe... Karna melihat tantangan dan kelebihan di steemit dibandingkan dengan medsos lain dan yang paling tertarik karna dituntut untuk menunjukkan originalitas disini dan itulah hal sangat positif bang, apalagi kalau mewaspadai sang robot datang....
Tapi terimakasih buat bang @rismanrachman, yang telah memperkenalkan dunia steemit kepada kami semasa di Meulaboh kemarin.
Sepakat bang. Terlalu lama senang bermedia sosial. Tapi, begitulah bang. Ada masalah saat hal baru menjadi trending. Apalagi yang -mohon maaf- tidak menghitung orang lain tapi menghitung diri sendiri.
Misalnya, jumlah steemian bertambah, bagaimana mungkin setiap kita bisa ngevote dan mengomentari postingan semua steemian. Mustahil. Apalagi dengan adanya bandwidth.
Saya harap abang tidak lelah mengingatkan bagaimana memulai steemit. Karena, setiap kali akan muncul pendatang baru yang merasa dirinya sendirian.