Halo, Steemian!
Assalammalaikum.
Hari ini saya meminta dimasukkan ke dalam sebuah grup Whats App untuk Steemit pada salah seorang teman saya. Permintaan itu dikabulkannya karena keinginan saya sangat kuat untuk mendalami Steemit, itulah yang saya katakan padanya.
Saya akan bercerita kilas balik perkenalan saya dengan Steemit hingga bergabung di dalamnya. Kejadian ini terjadi tahun lalu. Awal saya mengenal Steemit dari salah seorang adik saya di Komunitas Teater @ihsanlicense, saat itu ia sudah beberapa minggu bergabung di grup media sosial yang berbasis blockchain ini. Ia mengajak saya bergabung dengan alasan saya sebagai seorang penulis harus mampu menulis dengan media apapun. Nah, kali ini yang ia tawarkan adalah menulis di media Steemit. Tapi, saya katakan padanya saya tidak tertarik. Saya masih betah menulis di media Facebook. Saya katakan ini karena saya tipe orang yang susah berkenalan dengan sesuatu hal yang baru. Saya bermain media sosial Instagram baru 3 bulan ini. Sangat lama untuk saya membuka hati untuk hal hal baru. Beberapa bulan setelahnya, datang lagi salah seorang adik saya di Teater yang seangkatan dengan adik saya yang sebelumnya. Ia tawarkan juga hal yang sama, menulis di Steemit. Alasannya lebih sederhana, di Steemit, semua postingan akan dibayar berdasarkan "Vote" dari pengguna lain. Ia juga menjelaskan kalau "Vote" itu sama dengan "Like" pada Facebook. Jadi, kalau saya menulis di Steemit karya saya lebih dihargai.
Oke. Sekarang masalah karya. Jujur, saya langsung tertarik. Alasannya, ya karena tadi. Steemit menghargai konten atau postingan seseorang lebih sekedar menyukai. Setelah itu saya banyak bertanya kepada adik saya ini bagaimana cara mendaftar atau membuat akun Steemit. Lalu, saya coba membuat akun dimulai dengan mendaftar memakai email dan tahapan tahapan selanjutnya. Dan terakhir saya memasuki tahap dimana saya harus menunggu pengajuan saya membuat akun disetujui oleh Steemit. Saya dengar bahwa paling cepat seminggu setelah diajukan baru ada pemberitahuan melalui email dan ada juga yang paling lama 3 bulan kemudian baru dapat pemberitahuan. Dan saya termasuk orang yang tidak bisa lama menunggu. Beberapa minggu kemudian tidak ada kabar, saya memutuskan untuk berhenti menunggu kabar dari pihak Steemit.
Tiga bulan lalu, saya menjumpai Bang @ayijufridar untuk diskusi seputar sejarah Putroe Neng. Bang @ayijufridar adalah penulis Novel Putroe Neng yang kebetulan akan saya adaptasikan dalam bentuk naskah drama untuk kemudian saya pentaskan di atas panggung teater. Sebelumnya, seorang kenalan dekat saya, seorang Penulis puisi yang juga kenal dengan Bang Ayi bernama Larasati Sahara menitipkan pesan untuk Bang Ayi kalau beliau ingin belajar memakai Steemit. Lagi-lagi Steemit! Dan saya baru tahu kalau Bang @ayijufridar termasuk salah seorang Upvoter dan juga senior kalau bahasa saya. Begitu bertemu, tanpa sadar saya berkata bahwa ada pesan dari Bunda (saya memanggilnya begitu) Larasati Sahara bahwa beliau ingin sekali diajarkan memakai Steemit. Lalu, tanpa di duga Bang @ayijufridar mengatakan seperti ini pada saya : "Pimen, Pimen 'kan Penulis, Pimen harus coba memakai Steemit".
Kemudian saya jawab : "Gak ngerti, Bang, Pimen cara pakainya, ajarilah Bang, hahahaha!"
Bang Ayi : "Yang begitu udah gak perlu diajarkan lagi. Udah banyak yang pakai Steemit.
Lagi lagi saya terdiam.
Bulan lalu, sahabat saya yang memakai akun @mocin1993 juga mengajak saya bermain Steemit dengan alasan yang sama seperti adik adik teater yang memgajak saya sebelumnya. Saya juga diam saja, tidak meng-iyakan. Dua minggu setelahnya saya kedatangan seorang sahabat dekat dari dataran tinggi Gayo, seorang Pelaku teater yang sekarang jadi Bisnisman Tuan @mahlizarsafdi. Kami bertemu di salah satu warungkopi milik kenalan kami juga di Lhokseumawe. Ketika bertemu kami sempat diskusi masalah Steemit. Dan, dialah orang membuat saya yakin kalau saya harus mencoba kembali bermain Steemit setelah gagal mencoba tempo hari lalu. Ia juga sama seperti yang lain mengajarkan tahapan-tahapan bermain Steemit sampai saat ini. Sampai, terkadang saya tak enak hati banyak bertanya padanya seakan saya tak mau mencoba. Tapi, memang saya seperti itu orangnya, susah untuk suka, tapi ketika sudah suka saya tak akan berhenti, dan akan banyak bertanya juga. Apalagi setelah saya melihat geliat Steemian remaja di Lhokseumawe yang jarang mau mengajarkan dengan gampang cara bermain Steemit bagi seorang pemula. Tapi, Tuan @mahlizarsafdi ini tidak begitu. Ia selalu tulus melayani pertanyaan-pertanyaan saya.
Kemudian dikarenakan tidak enak hati kalau terlalu sering bertanya padanya takut akan menyita waktunya sebagai seorang Bisnisman, maka saya meminta teman saya @mocin1993 untuk memasukan saya dalam sebuah grup Whats App Steemit. Setelah saya bergabung dalam grup dan mengucapkan salam pada seluruh anggota dan meminta tolong diberi kritik dan saran karena saya baru belajar menulis di Steemit. Lalu saya coba bagikan Link Postingan saya di Steemit untuk dikoreksi, yah, namanya juga pemula. Saya pikir bagaimana seseorang akan menilai dan memberi saya saran jika karya yang menjadi bahan penilaian dan saran tidak ada. Namun, yang membuat saya terkejut sebagai pemula, ternyata tidak semua orang berpikiran sama untuk mengajarkan secara gamblang. Postlink saya ditolak mentah mentah karena dianggap promosi padahal niatnya bukan untuk promosi. Tapi, tak apalah. Saya menghargai tipe berpikir orang yang beragam macam. Saya tetap lanjut menulis di Steemit. Jika memang ada yang kurang mohon pencerahannya di kolom komentar. Dan mohon maaf kalau nanti saya akan menyusahkan waktu anda lagi, Tuan @mahlizarsafdi.
Salam proses.
Hello, Steemian!
Assalammalaikum.
Today I asked to put in a Whats App group for Steemit on one of my friends. The request was granted because my desire is very strong to deepen Steemit, that's what I told him.
I will tell you a flashback of my introduction with Steemit to join in it. This incident happened last year. Early I got to know Steemit from one of my younger sisters in the Theater Community @ sananlicense, by then he had been a few weeks joining this blockchain-based social media group. He invited me to join my reasons as a writer should be able to write with any media. Well, this time all he has to offer is to write in Steemit. But, I told him I was not interested. I still feel comfortable writing in Facebook media. I say this because I am the type of person who is hard to get acquainted with something new. I am playing social media Instagram new 3 months this. It's been so long for me to open my heart to something new. A few months later, one of my younger sisters came back to the Theater with my previous brother. He also offers the same thing, writes in Steemit. The reason is simpler, in Steemit, all posts will be paid based on "Vote" from other users. He also explained that "Vote" is the same as "Like" on Facebook. So, if I write in Steemit my work is much appreciated.
Okay. Now the problem works. Honestly, I was instantly interested. The reason, yes because earlier. Steemit appreciates the content or posting someone more just likes. After that I asked my sister a lot about how to register or create a Steemit account. Then, I try to create an account started by signing up using email and next stage of the stages. And finally I entered the stage where I had to wait for my application to create an account approved by Steemit. I heard that the soonest a week after the filed no new notification via email and there is also the longest 3 months and then just a notification. And I am one of those people who can not wait long. A few weeks later no word, I decided to stop waiting for news from Steemit.
Three months ago, I met Bang @ iijufridar for a discussion about the history of Putroe Neng. Bang @ayijufridar is the author of Novel Putroe Neng who happens to be my adaptation in the form of drama script to then I perform on stage theater. Previously, a close acquaintance of mine, a Poet writer who also knew Bang Ayi named Larasati Sahara left a message for Bang Ayi if he wanted to learn to use Steemit. Again Steemit! And I just found out that Bang @ayijufridar is one of Upvoter and also senior in my language. Once I met, I unconsciously said that there was a message from Mother (I called him so) Larasati Sahara that he wanted to be taught to use Steemit. Then, unexpectedly Bang @ iijufridar said like this to me: "Pimen, Pimen 'kan Writer, Pimen should try to use Steemit".
Then I replied: "Do not understand, Bang, Pimen way of life, teach Bang, hahahaha!"
Bang Ayi: "That's so no need to be taught anymore.So many people use Steemit.
Again I was silent.
Last month, my best friend who used @ mocin1993 account also invited me to play Steemit for the same reason as my sister theater sister who had sent me before. I also said nothing, did not say anything. Two weeks later I arrived a close friend of the Gayo highlands, a theater performer who is now a Businessman Mr. @ mahlizarsafdi. We met at one of our acquaintances' conglomerates also in Lhokseumawe. When we met, we had a discussion of Steemit's problems. And he's the one who made me believe that I should try to play Steemit again after failing to try the other day. It is the same as others that have taught the stages of Steemit's play to this day. Until, sometimes I do not feel good to ask him many times as if I do not want to try. But, I am like that person, hard to like, but when it's like I will not stop, and will ask a lot too. Especially after I saw the teenage Steemian gait in Lhokseumawe who rarely want to teach with easy way to play Steemit for a beginner. But, Mr. @ mahlizarsafdi is not so. He always sincerely serves my questions.
Then due to the uncomfortable of asking too many questions about him afraid to take his time as a Businessman, then I asked my friend @ mocin1993 to enter me in a group Whats App Steemit. After I joined the group and greeted all the members and asked for help given criticism and advice because I just learned to write in Steemit. Then I try to share my Post Links in Steemit to be corrected, well, his name is also a beginner. I think how someone will judge and give me advice if the work on which the assessment and advice is not available. However, to my surprise as a beginner, it turns out that not everyone thinks the same way to teach it plainly. My postlink is rejected raw raw because it is considered a promotion when the intention is not for promotion. But, no matter what. I appreciate the type of thinking of people of all kinds. I keep writing on Steemit. If there is any less please enlightenment in the comment field. And apologize if I will trouble you again, Mr. @ mahlizarsafdi.
Happy process.
Ilustration from google.
Masih bingung dengan steemit ini, tp saya coba aja karena penasaran
Sama mas. Jalan satu satunya ya, lanjut aja. Alhamdulillah tp selama ini puas maen steemit
Good luck sobat I like it :)
Good luck sobat I like it :) >quote
Good luck sobat I like it :)
Thanks brader!
wow, i found you as one of the person who has a brighter future on this amazing community. keep on doing something good like this man.
ah, bukankan berbagi ilmu untuk kebaikan itu merupakan bagian dari ilmu bermanfaat yang bisa dibawa mati pahalanya. jadi terimakasih sudah mau belajar kawan, jangan segan sungkan bertanya, mohon maaf hanya dariku karena terkadang tak sempat membalas pesanmu.
Senang aku qe vote. Tadinya kupikir qe mampir untuk komen aja dah senang!
Kapan kapan aku nyusahin qe lagi lah, wen! Hahahaha