Assalamu alaikum. Wr.Wb......
Apa kabar Sahabat @steemian, semoga sehat selalu.
Hari ini saya mau berbagi cerita, tentang berkunjung ke rumah peserta KPM komponen lanjut usia.
Sore jam 17.00, saya dengan suami pergi melajukan kendaraaan roda dua kami menuju ke desa simpang lancang, dusun uten badak. Ibu ini bernama Sabariah berumur 68 tahun.
Sampai di desa simpang lancang kami pun bertanya kepada masyarakat setempat alamat yang kami tuju. Allahmdulillah kami pun sampai di rumah ibu tersebut.
Suasana rumah hening dan kosong hanya ada seorang ibu tua renta yang sedang bangun dari tempat tidurnya. Saya pun menghampiri rumah tersebut, memberikan salam dan disambut oleh seorang ibu tua renta tersebut.
Ada rasa sesak di dada ini, kerena saya melihat ada keanehan dan kejanggalan terhadap si ibu. Ibu bernama sabariah, mempunyai 4 orang anak, 3 anaknya sudah di pergi merantau dan pergi dibawa oleh suaminya.
Yang membuat saya terkesan adalah anak yang paling kecil bernama Asnul Arifin berusia 24 tahun, anak yang berbakti. Dia rela tidak melanjutkan cita-citanya demi menjaga ibunya, kerena ibu sabariah tidak bisa melihat lagi.
Mata si anak pun berkaca-kaca sambil menceritakan bahwa dia juga punya cita-cita. Tapi dia tidak rela meninggalkan ibunya. Dia anak yang berprestasi, pernah belajar di pasantren dan sudah hafidz 30 juz.
Kakak dan abangnya yang di rantau tidak pernah pulang menjeguk ibunya. Dengan kondisi ibu sabariah seperti itu, semua pekerjaan rumah seperti masak, nyuci dan mencari nafkah Asnul Arifin yang kerjakan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, lanjut usia merupakan seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas. Secara fisik lanjut usia dapat dibedakan menjadi lanjut usia potensial maupun lanjut usia tidak potensial.
Lanjut usia rentan mengalami masalah fisik, mental, sosial, dan psikologis, sehingga dapat mengakibatkan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Allhamdulillah ibu sabariah mendapatkan bantuan dari PKH (Program Keluarga Harapan), walaupun tidak bisa memenuhi semua kebutuhan beliau minimal bisa sedikit mengurang kesusahan si ibu dan anaknya.
"Beli beras 1 bambu selama 2 hari sekali, anak saya upahan ke kebun orang, terkadang ada kerjaannya, terkadang ya gak ada" , ujar Ibu sabariah.
"Rumah ini kami sewa, setahun satu juta, kami tidak ada rumah, jangankan kebun, untuk sepetak tempat wc pun gak ada" , kata ibu sabariah.
Perbincangan kami pun mengalir, suasana jadi ketawa-ketiwi, kerena rasa senang yang dirasakan oleh si ibu terpancarkan di wajahnya. Ibu sabariah mempunyai keahlian bisa mengurut anak-anak, dewasa. Akhirnya saya juga merasakan bagaimana tangan ibu sabariah mengurut tangan saya.
Semoga diberikan ketabahan kepada ibu dan anaknya. Kesabaran menjalani kehidupan yang serba berkecukupan.
Aminnnnn
Jangan lupa votes balik ya saling membantu satu sama lain
Pekerjaan yang menyenangkan. Bisa meringankan beban hidup orang lain.
Paling banyak kasus di lapangan itu adalah kasus salah sekolah anak, itu ratusan hingga ribuan jumlahnya bang @catataniranda
Berarti hampir sama dg kasus di gayo lues ya. Kemarin tu ada kawan dr sana jumpa di banda aceh. Dia cerita soal anak sekolah. Namanya Supri Ariu. Apa kenal?
Ada puluhan kasus yang serupa yang pernah saya temukan sejak saya bergerak di bidang sosial dari tahun 2006 sampai dengan 2014 akhir. Situasi terkini sudah tak update lagi karena sudah tidak terlibat lagi