Iya bg terima kasih juga..
Tapi realita skrg saya melihat seperti itu trkait dengan upvote, saya berpikir apakah krna sering ddk ngopi, ktmu, atau reply komentar, apalah lainnya hahahah
saya juga menilai postingan saya mash sangat kurang dalam menulis di steemit dn harus banyak belajar lagi, blm paham betul ttg crypto dan sebagainya.. Krn bs dibilang 80% saya otodidak belajar di steemit selebinya bertanya sama kwn dekat hehe
Apa yang terjadi pada dirimu juga pernah ab alami dulu. Dan, setelah paham yang namanya subjective proof of work di Steemit maka ab ubah sudut pandang bahwa di Steemit ini ada sisi bisnis kontennya. Maka, mulailah berpikir dalam kerangka manajemen bisnis.
Bagi yang tidak punya modal (investor) maka saya mesti berkerja keras menghadirkan post yang lebih baik, plus membangun relasi dengan sesama kreator konten. Yang namanya membangun relasi itu, dalam kontek Aceh ya salah satunya dengan minum kopi bersama, kadang hadir dalam kenduri bersama, kadang ambil bagian dalam kegiatan bersama. Cara ini bisa jadi berbeda dengan cara di luar Aceh, apalagi di luar negeri. DI sana ndak boleh lama-lama duduk di warung kopi hehe. Tapi, apapun pilihan itu, jalan mesti kita buat sendiri. Tidak bisa seperti yang abang gambarkan, bangun komunikasi dan interaksi dengan yang sepakat dan sepemahaman dengan kita, cari koneksi dengan rekan-rekan di luar negeri jika bisa bahasa inggris, bergaullah dengan mereka melalui discord dan lainnya.
iyaa saat ini saya sedang berusaha mendekati tmena2 di luar negeri di discord,,
terima kasih atas pencerahannya....saya rasa bg @rismanrachman cocok jadi kurator, rata2 postingan di komentar ab, ab berusaha reply semua.. jadi semua stemian tercerahkan heheh.. terima kasih bg
Sama-sama dek, cari jalan terbaik yang lebih dekat dengan sudut pandang kita, tempuh secara sungguh-sungguh. Doa abang semoga berhasil. Aminnn
siap bang. semoga kita sukses di steemit ini . Aaaminn