Motivasi saja memang tak cukup karena ia hanya merupakan stimulus awal agar seseorang mau menekuni aktivitas menulis. Untuk bisa menulis bagus, jiwa dan pikiran kita harus terisi penuh dengan bahan bacaan dan pengalaman lapangan. Jangan-jangan mahasiswi yang Bung @ayijufridar contohkan tadi adalah tipe mahasiswi yang malas membaca konten berkualitas. Padahal untuk menjadi penulis hebat, kita harus menjadi pembaca yang lahap. "Kita adalah apa yang kita makan. Kita adalah apa yang kita baca," begitu kata Prof Dr Ahmad Humam Hamid MA dalam sebuah pelatihan FAMe di Banda Aceh dua bulan lalu.
You are viewing a single comment's thread from:
Ya benar sekali, Bang. Bagaimana mau 'mengeluarkan' yang berkualitas bila yang masuk tidak berkualitas? Otak juga butuh nutrisi lebih dari sekadar hanya motivasi