Over Motivation Without Implementation: Steemit Writing | Bilingual |

in #steemit-writing6 years ago (edited)

UIN_02.jpg
Some of the writing participants who held the Aceh Writing Forum (FAMe) at the Malikussaleh State Islamic University in Lhokseumawe, Aceh, Saturday, April 28, 2018. Do not be bothered with the contents of the banner behind, it has nothing to do at all. We just borrowed the room in the campus.


The rare question I heard at the Aceh Aceh Writing Forum training session at the Malikussaleh State Islamic University (UIN), Lhokseumawe, Saturday (28/4). One participant admits that he has gained a lot of motivation in writing and motivation from various people in various ways. "The problem is that motivation is overwhelming, even abundant, but there is no action to write. Thoughts and hands are not moved. "

So about the student's complaint. She does not experience problems with motivation, a thing that often happens to novice writers even writers who already have high flying hours. The challenge that is often faced by the author is not merely technical issues, but how to keep motivation remain at the top level.

Motivation is not enough

However, high motivation does not guarantee a finished article. How could this happen? Is motivation and ability alone is not enough? What is inhibiting birth writing when motivation is high? Is this really a motivation or just a momentary passion that is not strong enough to start and or finish? Or is high motivation without the support of writing skills a bit, will cause difficulties start writing?

If it is true that motivation is at a high level, a writer should have been born with full strength. In the case above, motivation alone is not enough to move the hands and the mind. To what extent is the student's ability to write? Is he immediately faced with difficulties when about to start, so high motivation is inversely proportional to productivity, let the quality?

The second cause could be low discipline. Motivation and discipline are two different aspects. The one relates to thrust, while the other deals with propriety to commitment. Should be between motivation and discipline can support each other.

Get started with short posts

The solution I gave to the student was to start writing a short article, about 300 words. Get started with short articles and start today. With short articles, it's easier to maintain consistency, without losing the message.

If with a short writing still suits finish until the last point, I suggest to push myself to completion. To build the character of authorship, it must be self-imposed if it fails to start with "voluntary". Initially with the forced, but once accustomed, can enjoy, even then can be a necessity.

It's like the soldiers who are required to clean the boots every day. If it is not cleaned up, will be penalized around the field with a backpack full of sand. For fear of punishment, finally everyday polish shoes. Over time, the compulsion was lost and became a necessity.

Find your passion

But more importantly, one must find his own passion in authorship. This makes writing a fun activity, done without load. When you find a passion in writing, without any reward and punishment, the writing and reading activities are still running. Reading is indeed a package by writing because both support each other.

We should be able to have fun writing. Choose one of the most fun topics and focus on writing and reading the type. This does not mean you can not write with diverse themes. If you like to write various themes, it also does not matter. In essence, writing activities should be a fun routine.

Writing Exercise at Steemit

Most of the 60 trainees writing FAMe consisting of students (including teachers and lecturers) do not have a Steemit account and do not know what Steemit is. The opportunity I use to do @promo-steem to the participants. Briefly, I explain about Steemit, Steem, Steem Dollars, content, postings, tags (I again recommend to parse the tag "fame"), comments, rewards, and so on. FAMe members can use the Steemit platform for writing media, as most FAMe members throughout Aceh already have a Steemit account.

"Do not care about the rewards of Steem and Steem Dollars first. But the important thing is to be able to practice writing and can interact with FAMe members around the world to strengthen the culture of digital literacy," I said.

Unfortunately, the two hour time is too short to discuss writing and @promo-steem activities with details. In another meeting, I suggested again held @promo-steem with the concept of writing exercises on the Steemit platform. Hopefully more participants and will be born great writers in Aceh and in Indonesia.

Bravo digital literacy ...!

UIN_01.jpg

UIN_03.jpg


Over Motivasi Tanpa Implementasi: Steemit Writing

Sebuah pertanyaan langka saya dengar pada acara pelatihan Forum Aceh Menulis (FAMe) di Universitas Negeri Islam (UIN) Malikussaleh, Lhokseumawe, Sabtu (28/4). Seorang peserta mengakui sudah banyak mendapatkan motivasi menulis dan motivasi lainnya dari berbagai orang dengan berbagai cara. “Masalahnya adalah motivasi sudah banyak, bahkan berlimpah, tetapi tidak ada aksi apa pun untuk menulis. Pikiran dan tangan tidak tergerak.”

Begitu kira-kira keluhan mahasiswi tersebut. Ia tidak mengalami masalah dengan motivasi, hal yang sering terjadi pada penulis pemula bahkan penulis yang sudah memiliki jam terbang tinggi. Tantangan yang sering dihadapi penulis bukan melulu masalah teknis, tetapi bagaimana menjaga motivasi tetap berada di level atas.

Motivasi saja belum cukup

Namun, motivasi yang tinggi belum menjamin sebuah tulisan jadi. Mengapa ini bisa terjadi? Apakah motivasi dan kemampuan saja belum cukup? Apa yang menghambat tulisan lahir ketika motivasi justru sedang tinggi? Benarkah ini motivasi atau hanya gairah sesaat saja yang belum cukup kuat untuk memulai dan atau menyelesaikan? Atau apakah motivasi tinggi tanpa didukung kemampuan menulis sedikit pun, akan menimbulkan kesulitan memulai tulisan?

Kalau memang benar motivasi sedang berada dalam level tinggi, seharusnya sebuah tulisan sudah lahir dengan kekuatan penuh. Khusus kasus di atas, motivasi saja ternyata belum cukup untuk menggerakkan tangan dan pikiran. Sejauh apa kemampuan mahasiswi tersebut dalam menulis? Apakah dia langsung berhadapan dengan kesulitan ketika hendak memulai, sehingga motivasi yang tinggi berbanding terbalik dengan produktivitas, apalagi kualitas?

Penyebab kedua bisa saja kedisiplinan yang rendah. Motivasi dan kedisiplinan merupakan dua aspek yang berbeda. Yang satu berkaitan dengan daya dorong, sedangkan yang lain berkaitan dengan kepatutan kepada komitmen. Seharusnya antara motivasi dan kedisiplinan bisa saling mendukung.

Memulai dengan tulisan pendek

Solusi yang saya sampaikan kepada mahasiswi tersebut adalah memulai menulis dengan sebuah tulisan pendek, sekitar 300 kata. Memulai dengan artikel pendek dan mulai hari ini. Dengan artikel pendek lebih mudah menjaga konsistensi, tanpa harus kehilangan pesan dari tulisan tersebut.

Kalau dengan tulisan pendek pun masih suit menyelesaikan sampai titik terakhir, saya sarankan untuk memaksakan diri sampai selesai. Untuk membangun karakter kepenulisan, memang harus memaksakan diri kalau gagal memulai dengan “sukarela”. Mulanya dengan karena terpaksa, tetapi setelah terbiasa, sudah bisa menikmati, bahkan kemudian bisa menjadi kebutuhan.

Ini seperti prajurit yang diwajibkan membersihkan sepatu lars setiap hari. Kalau tidak membersihkan, akan dikenai hukuman keliling lapangan dengan ransel penuh pasir. Karena takut dengan hukuman, akhirnya setiap hari menyemir sepatu. Lama kelamaan, rasa terpaksa itu hilang dan menjadi kebutuhan.

Temukan passion

Namun yang lebih penting, orang harus menemukan passion sendiri dalam kepenulisan. Hal ini membuat menulis menjadi kegiatan yang menyenangkan, yang dilakukan tanpa beban. Bila sudah menemukan passion dalam menulis, tanpa adanya reward and punishment pun, kegiatan menulis dan membaca tetap berjalan. Membaca memang satu paket dengan menulis sebab keduanya saling mendukung.

Kita harus bisa bersenang-senang dengan menulis. Pilihlah satu topik yang paling menyenangkan dan fokus pada tulisan dan bacaan jenis tersebut. Ini bukan berarti tidak bisa menulis dengan tema beragam. Kalau memang suka menulis berbagai tema, juga tidak masalah. Intinya, kegiatan menulis harus menjadi rutinitas yang menyenangkan.

Latihan menulis di Steemit

Sebagian besar dari 60 peserta pelatihan menulis FAMe yang terdiri dari mahasiswa (di antaranya terdapat guru dan dosen) belum memiliki akun Steemit dan belum tahu Steemit itu apa. Kesempatan itu saya gunakan untuk melakukan @promo-steem kepada peserta. Secara singkat, saya jelaskan tentang Steemit, Steem, Steem Dollars, konten, postingan, tag (saya kembali menyarankan untuk mempopelarkan tag “fame”), komentar, rewards, dan sebagainya. Anggota FAMe bisa menggunakan platform Steemit untuk media latihan menulis, sebab sebagian besar anggota FAMe di seluruh Aceh sudah memiliki akun Steemit.

“Jangan peduli dengan rewards berupa Steem dan Steem Dollars dulu. Tapi yang penting adalah bisa latihan menulis dan bisa berinteraksi dengan anggota FAMe di seluruh dunia untuk memperkuat budaya literasi digital,” kata saya.

Sayangnya, waktu dua jam terlalu singkat untuk membahas kegiatan menulis dan @promo-steem dengan detail. Dalam pertemuan lain, saya menyarankan kembali digelar @promo-steem dengan konsep latihan menulis di platform Steemit. Semoga pesertanya lebih banyak lagi dan akan lahir penulis-penulis hebat di Aceh dan di Indonesia.

Salam literasi digital…!


UIN_04.jpg


Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Sort:  

Wow.....!!!

Post yang luar biasa
Saya suka dengan post ini

Terima kasih...

wow, great writing..

Bang @ayijufridar selalu punya terasyik yang membuat saya sangat menyukai gagasan yang disampaikan

Saya setuju dengan Bang Ayi.

Kalau menurut saya, harus diiringi dengan membaca, dan juga dengan latihan terus menerus, mencoba dan tidak takut menampilkan karya pada orang lain. Percuma banyak mengikuti acara pelatihan dan motivasi tapi dalam diri masih belum niat untuk berani mencoba.

Salam sukses selalu.

Motivasi saja memang tak cukup karena ia hanya merupakan stimulus awal agar seseorang mau menekuni aktivitas menulis. Untuk bisa menulis bagus, jiwa dan pikiran kita harus terisi penuh dengan bahan bacaan dan pengalaman lapangan. Jangan-jangan mahasiswi yang Bung @ayijufridar contohkan tadi adalah tipe mahasiswi yang malas membaca konten berkualitas. Padahal untuk menjadi penulis hebat, kita harus menjadi pembaca yang lahap. "Kita adalah apa yang kita makan. Kita adalah apa yang kita baca," begitu kata Prof Dr Ahmad Humam Hamid MA dalam sebuah pelatihan FAMe di Banda Aceh dua bulan lalu.

Ya benar sekali, Bang. Bagaimana mau 'mengeluarkan' yang berkualitas bila yang masuk tidak berkualitas? Otak juga butuh nutrisi lebih dari sekadar hanya motivasi

Bahkan, ayat pertama dalam Quran itu adalah iqra. Kita harus membaca, membaca, dan membaca, baru kemudian menulis. Memang sulit mengajakgenerasi sekarang membaca sebelum memulai menulis/

Wah sayang sekali tidak bisa mengikuti kelas keren minggu lalu
Jadi terlewati materi berharga tentang dunia steemit 😔😔

Semoga lain kali bisa ikut, @yundriana. Saya mengusulkan untuk mengoptimalkan platform Steemit untuk berlatih menulis. Kita menggunakan tag @fame" agar para tutor di Steemi bisa menangkap postingan dengan mudah. Kita senang karena guru di FAMe juga punya akun seperti Bang @yarmen-dinamika, @teukukemalfasya, @rismanrachman, @abuarkan, dan sebagainya.

Baik pak, kapan tag #fame mulai digunakan?

Mencerahkan dan sangat terinspirasi

Terima kasih @afrizalar. Saleum literasi.

Motivasi tanpa eksekusi hanya membuat tulisan berada dalam angan-angan. Hehe...

Dan tulisan dalam angan-angan tidak pernah bisa dibaca @asmaulhusna91.

Pencerahan yang luar biasa, terima kasih atas kiat dan motivasi nya bg @ayijufridar .

Terima kasih kembali @abughaisan83. Salam literasi.

Salam kembali bg ayi, kalau berkenan, suatu kebahagiaan bagi saya jika bg @ayijufridar mengunjungi blog saya, komentar aja juga boleh... hehehe

Kebanyakan pesertanya cewek bg?
Yakin aq, pasti cm dikit yg mendengarkan pembicaranya, yg banyak itu pasti memandangi wajah pembicaranya, ganteng pula hehehe...

Hanya empat orang peserta lelaki @jamanfahmi, dan semuanya ganteng-ganten srigala, hehehehe....

Benar @ayijufridar ketimbang menulis di media sosial facebok engak dapat apa , ya menurut saya terus menulis di steemit. Educiation yang bagus Terimakasih @ayijufridar salam KSI

This post has been upvoted by @steem-ambassador.

The #promo-steem mission is to support high quality promotional and educational posts which raise the profile and value of STEEM.

For full details of the programme, please visit https://promo-steem.com