Kita tahu bahwa Steemit adalah media sosial berbasis blockchain. Tapi, apakah blockchain itu dan bagaimana kaitannya dengan Steemit. Artikel ini mencoba sedikit memaparkannya.
Sumber: Pixabay
Blockchain dan Steemit
Banyak yang menilai bahwa susah menjelaskan soal blockchain kepada orang awam, termasuk saya. Tapi, setelah membaca sejumlah literatur tentang blockchain, kesimpulan saya, blockchain sebenarnya sederhana saja. Tapi, karena banyak menggunakan istilah teknis, yang semula diciptakan orang-orang di bidang teknologi informasi untuk lingkaran mereka sendiri, blockchain seakan jadi misterius.
Contoh sederhananya adalah istilah "bug". Arti sebenarnya cuma "serangga" karena konon dulu ada programer yang komputernya ngadat tapi tak menemukan penyebabnya. Ketika komputernya dibongkar, ketemulah penyebabnya: ada serangga bersarang di dalam komputernya dan mengganggu kerja komputer itu. Belakangan istilah "bug" dipakai bukan untuk serangga tapi kode yang bermasalah sehingga sebuah program tak berjalan dengan baik.
Orang-orang IT yang geeky memang humoris. Cuma bagi orang awam jadi masalah karena istilah khusus itu tak mudah dipahami mereka. "Blockchain", misalnya, sebenarnya istilah yang "keliru". Tak ada blok dan rantai di "blockchain". Yang ada cuma data dan server/komputer.
Lalu, mengapa kita, para steemian, perlu tahu soal blockchain? Secara sederhana, dengan memahami sistem blockchain, kita lebih sadar dan dapat menghargai proses kerja Steemit. Kita tak membuat pos-pos sampah yang cuma mengotori platform ini. Kita akan lebih rajin memberi voting kepada tulisan yang menambah nilai bagi sistem ini. Itu harapannya. Tapi, keputusan sepenuhnya ada di tangan kamu. Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita bahas soal blockchain.
Ilustrasi blockchain. Sumber: Pixabay
Apa Itu Blockchain?
Untuk menjelaskan bagian ini, saya mamakai buku Pedro Franco, _Understanding Bitcoin: Cryptography, Engineering, and Economics" (Wiley: 2015) (tersedia di Amazon). Khususnya Bab 7. Buku ini mengurai hampir semua hal mengenai Bitcoin, dari aspek teknologi sampai ekonominya. Silakan membacanya bila ingin mendalami perkara blockchain dan Bitcoin (Catatan: para penulis umumnya sepakat menggunakan "Bitcoin" untuk menyebut sistemnya dan "bitcoin" untuk mata uang kripto-nya).
Blockchain sebetulnya adalah sebuah basis data (database) terdistribusi yang terus tumbuh. Dikatakan "terdistribusi atau terdesentralisasi" karena data itu berada di banyak server/komputer yang terhubung dalam jaringan (peer-to-peer network). Dalam sistem penyimpanan data yang biasanya terpusat atau tersentralisasi, hanya ada satu data yang valid dan yang lain hanyalah duplikatnya saja. Sedangkan dalam blockchain, semua data itu identik. Disebut "terus tumbuh" karena data itu akan terus bertambah seperti pohon yang bercabang dan beranting.
Dalam bahasa @timcliff, salah satu witness di Steemit, dalam Blockchain 101 - Why double producing is bad :
Blockchains are state-based databases. A "block" is a set of transactions that update the state of the database. The data in the database only changes when a new block is produced. During the time between blocks, the data in the database is static (it doesn't change). Whenever a new block is produced, it gets distributed to all the nodes in the network - which then validate whether or not the block is 'valid'. If the nodes consider the block valid, then they update their state.
Dalam blockchain, basis data itu menyimpan semua transaksi yang terjadi dalam sistem tersebut, seperti sebuah buku kas (ledger) yang mancatat pemasukan dan pengeluaran sebuah perusahaan. Data-data baru dikumpulkan dalam satu kelompok tertentu. Setiap kelompok data ini disebut "blok". Bila ada transaksi-transaksi baru, maka mereka dikumpulkan lagi dalam sebuah blok. Blok baru ini akan ditambahkan ke blok pertama dan terhubung dalam semacam "rantai" . Bila kemudian ada kelompok transaksi baru lagi, maka akan terbentuk blok baru dan terus begitu sehingga terbentuklah rantai-rantai blok-blok. Dari sinilah lahir "blockchain".
Perlu dicatat bahwa transaksi lama masih tersimpan di blockchain. Karena blok lama tak pernah dihapus dari blockchain, maka blockchain akan terus bertambah "panjang".
Hal ini unik karena dalam pembukuan biasa, setiap buku kas terpisah dari buku kas lain. Misalkan, laporan tahunan Microsoft pada tahun 2016 akan terpisah dari laporan tahun 2017. Sedangkan dalam blockchain, "laporan" itu saling terhubung sama lain.
Blockchain dirancang demikian untuk mencegah serangan terhadap jaringan komputer. Setiap blok terhubung lewat sebuah "rantai" berupa link kriptografis yang tak bisa diubah. Tingkat kesulitannya makin tinggi karena tak ada basis data tunggal. Basis data itu identik dan berada di banyak komputer yang saling terhubung tadi. Orang yang hendak menyerang sistem blockchain harus punya sebuah komputer yang hebat sekali, yang kekuatannya setara dengan semua kemampuan berhitung dari blok pertama dibikin sampai sekarang. Padahal, untuk menghasilkan satu blok saja dibutuhkan komputer yang sangat hebat. Selain itu, tentu saja, si penyerang harus juga menembus jaringan blockhain yang sah.
Diskusi tentang Bitcoin oleh ID Institute
Tentang Menambang atau Mining
Para ahli komputer sebenarnya orang yang suka sastra, setidaknya mereka suka menggunakan metafor dalam menjelaskan pekerjaannya. Salah satu istilah dari mereka yang kini populer terkait Bitcoin adalah "menambang" (mining).
Saya pada mulanya sukar membayangkan bagaimana mungkin komputer bisa menambang uang, seperti bitcoin? Lalu saya mengikuti diskusi "Masa Depan Cryptocurrency di Indonesia" yang digelar ID Institut di ke:kini, Cikini, Jakarta, Februari lalu. Pembicaranya antara lain adalah Jean-Daniel Gauthier, co-founder Blockchain Zoo, dan Oscar Darmawan, CEO Indodax. Dari sanalah mata saya mulai lebih terbuka mengenai apa sebenarnya "menambang" dalam konteks blockchain.
Menambang sebenarnya sebutan bagi kegiatan komputer dalam jaringan blockchain dalam menghasilkan sebuah blok. Tak setiap penambangan berhasil. Bila berhasil, si penambang akan mendapat reward tertentu, misalkan bitcoin untuk blockchain Bitcoin atau Steem dalam blockchain Steemit. Dalam Steemit, kegiatan penambangan dilakukan oleh para witness. Bila gagal, mereka menyebutnya "miss the block". Salah satu witness, @gtg alias Gandalf the Grey 😊, misalkan, pernah gagal.
Lalu, apa sih yang ditambang komputer itu? Dan, mengapa gagal?
Jean-Daniel Gauthier, co-founder Blockchain Zoo
Masalah Jenderal Bizantium
Untuk memahami kegiatan penambangan, kita perlu mengenal dulu apa yang disebut proof-of-work (PoW). Tapi, sebelum itu, akan saya dongengkan kisah tentang Jenderal Bizantium.
Suatu hari Tentara Bizantium akan melakukan serangan. Para jenderal harus bersepakat untuk menyerang bila ingin menang. Mereka dapat berkomunikasi lewat pembawa pesan. Tapi, ada jenderal yang dapat menjadi pengkhianat dan menyabotase rencana ini. Jika si pengkhianat dapat cukup mempengaruhi jenderal yang jujur, maka rencana ini akan gagal. Bagaimana memecahkannya?
Ini disebut "Masalah Jenderal Bizantium" . Istilah ini diperkenalkan oleh Leslie Lamport, Robert Shostak, dan Marshall Pease dalam artikel "The Byzantine Generals Problem" pada ACM Transactions on Programming Languages and Systems (1982).
Masalah ini tampak sederhana tapi pemecahannya rumit, yakni bagaimana membuat protokol yang memastikan bahwa keputusan mayoritas jenderal didengar oleh seluruh jenderal bahkan ketika tak setiap jenderal dapat berhubungan langsung dengan setiap jenderal lain. Intinya, pemecahannya adalah melalui konsensus para jenderal dan sebuah algoritma yang dapat divalidasi.
Dalam blockchain, masalahnya adalah bagaimana semua simpul (node), yakni server yang terhubung dalam jaringan, tahu keputusan mayoritas tentang kronologi transaksi, meskipun tak semua simpul dapat berkomunikasi langsung dan mungkin ada simpul yang ternyata milik pengkhianat.
Pemecahan dengan Hash dan Nonce
Blockchain memecahkan masalah ini dengan kekuatan berhitung sebagai sistem voting. Sebuah simpul harus mengajukan jawaban atas masalah matematika dalam suatu algoritma (mathematical proof) dan disetujui oleh semua simpul lain dan kemudian menyisipkan kode kriptografis (hash) pada blockchain.
Misalkan, kata kuncinya adalah "Krawang-Bekasi" — saya ambil dari judul puisi Chairil Anwar 😊. Lalu, kita pakai hash SHA256 (Bitcoin menggunakan dua kali SHA256). Ini adalah metode untuk mengenkripsi data (mengubahnya menjadi kode). Maka diperoleh hash:
B2B6EE8F563CE7AC9800B8FB090F50932CF2298CD3DED7089BA86CB65D00288E
Persoalannya adalah angka berapa yang saya perlu tambahkan pada "Krawang-Bekasi" dan Hash itu sehingga saya mendapatkan hasil sebuah Hash dengan 10 nol di depan. Itulah teka-teki yang harus dipecahkan komputer. Hasilnya nanti kira-kira seperti ini:
0000000000xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Silahkan mencoba menemukannya. Contoh lain sila baca Blockchain Mining - “The difficult mathematical problem”.
Angka yang diperoleh nanti disebut Nonce. Untuk mendapatkan angka itu dibutuhkan sebuah komputer yang melakukan "trilunan" putaran CPU. Itu sebabnya komputer para penambang harus sangat kuat dan memakan listrik yang besar. Suatu laporan untuk pemerintah Inggris memperkirakan bahwa untuk menjalankan blockhain seperti Bitcoin dibutuhkan listrik setara dengan seluruh listrik Irlandia! (Update: statistik Digiconomist.net menunjukkan sekarang konsumsi listriknya setara seluruh listrik Republik Ceko)
Pemecahan dengan hash dan nonce yang lalu disetujui oleh semua simpul lain inilah yang disebut Proof of Work. Orang yang menjalankan komputer itu kemudian akan mendapat reward, misalkan bitcoin, sesuai kesepakatan.
Setiap blok menyimpan data transaksi, hash dari blok sebelumnya, dan nonce yang disisipkan di Header blok. Mulanya, mungkin panjang sebuah blok cuma beberapa karakter (seperti contoh "Krawang-Bekasi"). Lalu, ketika blok baru diciptakan, dia membuat hash dari blok pertama dan nonce baru yang mungkin panjangnya dua kali lipat. Tapi, ketika jutaan blok berikutnya dibikin, bayangkan berapa panjang datanya? Bagaimana kalau miliaran atau triliunan blok?
Hash lengkap puisi Kerawang-Bekasi karya Chairil Anwar
Tentu, proses sesungguhnya jauh lebih rumit dan melibatkan faktor dan perhitungan lain yang tak mungkin dipaparkan seluruhnya di artikel ini. Namun, saya harap ini setidaknya dapat memberi gambaran bagaimana blockchain bekerja.
Dengan cara inilah blockchain mempunyai ciri:
- Desentralisasi.
- Keamanan tinggi.
- Immutabilitas atau tak dapat berubah.
Hal inilah yang membuat para ekonom dan pemerintah berbagai negara tertarik pada blockchain (Baca artikel saya sebelumnya: Why Indonesia Tax System Using Blockchain? Steem Has Used It for Social Media | Mengapa Sistem Pajak Indonesia Memakai Blockchain? Steem Sudah Memakainya untuk Media Sosial (Bilingual)).
Blockchain Steemit
Untuk membayangkan kerja blockchain, kita ambil contoh dari pola kerja Steemit. Misalkan, hari ini @levycore menulis tentang #promo-steem di Aceh. Lalu datang @bahagia-arbi, @mariska.lubis, @puncakbukit, @rismanrachman, @kemal13, @aiqabrago, @musismail, @willyana, @apilopoly, @beladro, @jkfarza, @zaimrofiqi, dan lain-lain memberi upvote atau mengomentarinya.
Berbeda dari Bitcoin, yang hanya mencatat transaksi yang terjadi (bicoin yang muncul, pemiliknya, pembelinya, dst.), Steemit menyimpan semua konten. Artinya, baik itu tulisan dan foto yang kau pos maupun komentar dan voting yang kau lakukan dan lain-lain. Semua kegiatan ini akan disimpan di blockchain Steemit dalam bentuk blok-blok yang saling terhubung.
Karena Steemit berbasis blockchain, maka seluruh aktivitasnya pun mencirikan blockchain:
- Desentralisasi. Seluruh data tersimpan identik di sejumlah server.
- Keamanan tinggi. Seluruh data terinskripsi.
- Imutabilitas. Semua aktivitas dicatat dan tak dapat dihapus.
Dalam Steemit, simpul (node) itu ada pada witness. Tugas para witness adalah menciptakan setiap blok ini. Tapi, berbeda dari Bitcoin dan Ethereum, Steemit menggunakan Delegated Proof of Stake (DPoS) yang lebih efisien daripada PoW. Dalam protokol DPoS, ada dua hal penting: pemilihan kelompok pembuat blok dan jadwal produksi.
Pertama-tama, pemegang token, yaitu user yang memiliki Steem Power, yakni @levycore dan kawan-kawan tadi, memilih pembuat blok, yang disebut witness. Mereka memilih dengan cara voting. Witness yang mendapat suara terbanyak berhak membuat blok.
Ya, betul, voting kamu, wahai para steemian, penting karena menentukan siapa witness yang akan membuat blok pada blockchain Steemit.
Lalu, blockchain Steem secara otomatis akan menugaskan witness untuk memproduksi blok. Setiap witness bertanggung jawab untuk membuatnya dalam rentang waktu tertentu. Jedanya 3 detik. Menurut @timcliff, Steemit sekarang memproduksi 21 blok setiap 63 detik atau 28.800 blok setiap hari. Bila witness tersebut berhasil membuat blok, dia akan mendapat reward Steem.
Yang terpenting adalah bahwa 21 blok itu dibikin oleh 20 witness yang mendapat voting terbanyak dari para steemian, yang diukur dalam Steem Power. Mereka ini masuk daftar "20 witness teratas". Jadi penting bagi kita para steemian untuk memberikan suara kepada para witness.
Caranya:
- Masuk ke https://steemit.com/~witnesses
- Klik beberapa akun witness. Kamu punya kesempatan untuk memilih 30 witness.
Dengan memilih witness, kamu turut membantu pengembangan Steemit.
Salam Steemian!
Disclaimer: Saya bukan pakar IT. Tulisan ini saya susun berdasarkan riset pribadi dari puluhan artikel dan buku. Saya berterima kasih kepada para pengarang tersebut, yang tak bisa saya sebut satu per satu. Koreksi dan masukan dari Anda akan saya terima dengan tangan terbuka. Mohon informasikan dalam kolom komentar di bawah ini.
#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #writing #blockchain #socialmedia #bitcoin #cryptocurrency
Recent Posts
- Why Indonesia Tax System Using Blockchain? Steem Has Used It for Social Media | Mengapa Sistem Pajak Indonesia Memakai Blockchain? Steem Sudah Memakainya untuk Media Sosial (Bilingual)
- Facebook Masuk ke Blockchain dan Menyiapkan Token
- A Woman, A Man, Her Lover, and His Lover # A Short Story
- Steemit Spread to Tangerang and Bogor, Talking about Steem and Art (Bilingual)
- No Self-Voting, Reduce Curration Window to 15 Minutes | Tak Ada Lagi Self-Voting dan Aturan Kurasi Turun Jadi 15 Menit
- Steemit Payouts is NOT 25-75 % | Reward Steemit Itu Ternyata Bukan 25-75 %, Sebuah Survei Kecil (Bilingual)
- Pecel Palmerah, Javanese Traditional Food in Jakarta
I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me. |
Thanks, valuable post and lots of information, i support this post
Regards :@starlost @steem-ambassador
Thank you for your support, @starlost
This post has been upvoted by @steem-ambassador.
The #promo-steem mission is to support high quality promotional and educational posts which raise the profile and value of STEEM.
For full details of the programme, please visit https://promo-steem.com
Jelas sekali uraiannya tentang definisi blokchain. Sangat membantu
Ya, @udinseduniaa. Saya senang bila hal ini dapat membantumu memahami dunia Steemit secara lebih nyata.
Bergizi sekali tulisan ini Bro @blogiwank...
Membantu membuka mata kita ttg teknologi baru yg skrg sdg ramai dibicarakan: Blockchain...
Terimakasih atas informasinya yg sangat berharga ini...
Salam kreatif & salam sukses...☕🤗❤
Terima kasih, bung. Mari kita ramaikan platform ini dengan konten bergizi. 👍🏾
Daging semua ini...cool..! resteem.....You have to read this @timcliff
Terima kasih bang @bahagia-arbi. Semoga bermanfaat banyak bagi pembaca. Tabik 🙏🏾
Sebuah pencerahan yang sangat bagus dari tulisan anda, semoga semakin banyak steemian yang memahami bagaimana ini bekerja,. Sukses selalu
@blogiwank
Terima kasih. Dukungan anda juga sangat dibutuhkan untuk pengembangan platform ini, @helmibireuen 🙏🏾
Awesome work bang, salam kenal ya :)
Terima kasih, @dilimunanzar. Salam kenal juga 😁🙏🏾
Ini dia penjelasan paus jakarta (istilah kami). Karena bang @blogiwank memang jago untuk mengurai kerumitan menjadi lebih sederhana.
Hahaha. Trims sudah mampir, @andrianhabibi. Dunia ini sudah rumit, janganlah kita bikin tambah rumit.
Penjelasan yang sangat detail bang... semoga bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi steemian
Terima kasih sudah berkunjung @albertjester. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Tabik!
apakah ada kekeliruan pada kalimat ini kawan ? aku menemukannya pada paragraf ke enam, apakah kata bitcoin yang pertama kita lihat semestinya blockchain ?
regard
@uncleboy
Silahkan bandingkan dengan lema pada kamus bitcoin.org
Postingan yang sangat berarti bagi para steemian seperti saya.
Terimakasih @blogiwank
Salam KSI
Irman Syah || @mpugondrong
Sama-sama @mpugondrong. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kawan-kawan. Salam takzim 😁🙏🏾
Sangat mencerahkan dan sangat mudah dipahami, meski yang dibicarakan hal yang berat menyangkut teknologi. Orang IT belum tentu bisa menjelaskan sehingga pembaca awam bisa memahami semudah ini. Terima kasih @blogiwank.