*CARBON TRADE VS. VIRTUAL WATER.DIMANA POSISI KITA???.PEMENANG ATAU PECUNDANG???**CARBON TRADE VS. VIRTUAL WATER.DIMANA POSISI KITA???.PEMENANG ATAU PECUNDANG???*

in #steem7 years ago

Berkat proposal yang diajukan Brasil dan didukung oleh negara negara berkembang,lahirlah Protokol Kyoto pada Konferensi Internasional Perubahan Iklim di Kyoto ,Jepang pada tahun 1997.Protokol Kyoto mengatur tata cara perdagangan karbon layaknya perdagangan saham dan valuta asing di lantai bursa (Carbon Trade) Protokol Kyoto juga mengatur tata cara bagi negara dunia ketiga tiga mendapat dana pembangunan yang diatur dalam skema pembiayaan pembangunan bersih (Clean Development Mechanisme ).Protokol Kyoto dianggap sebagai upaya balas jasa dari negara negara maju kepada negara berkembang,khususnya yang memiliki areal hutan hujan tropis yang luas.Hutan tropis dapat membersihkan udara yang tercemar oleh asap yang berasal dari pabrik /industri besar milik negara maju.Kehadiran Protokol Kyoto tidak diterima dengan ikhlas oleh negara maju khususnya Amerika Serikat,dan mereka merasa kecolongan,kalah berargumentasi dengan delegasi negara negara berkembang.Walaupun demikian mereka tetap membayar kewajibannya,khususnya negara negara Eropa dan Kanada.Negara negara Amerika Tengah dan Amerika Latin dengan cekatan mengambil kesempatan emas itu yang berlaku hanya sampai tahun 2012.Sayangnya Indonesia tidak mengambil kesempatan itu.Sebagai contoh,sebuah negara bagian di Brasil dapat meraup dana sebesa 500.000.000 US $ per tahun dari skema Protokol Kyoto.Posisi antara negara negara Amerika Latin terhadap negara maju adalah 1 - 0,untuk kemenangan Amerika Latin,dan untuk Indonesia dengan negara maju 0 - 0,alias Draw.Negara maju tidak terima dengan keadaan ini.Mereka membalas dengan mengajukan proposal konsep Virtual Water(Air Maya).Dasar pemikiran konsep air maya adalah :Sebagian besar pangan dunia (gandum,jagung,kedelai) dihasilkan oleh negara negara maju.Untuk memproduksi pangan itu dibutuhkan air yang banyak dan air itu diambil dari bumi negara negara maju.Di dalam pangan itu terkandung air dalam jumlah banyak,tetapi tidak kelihatan.Jadi selain mengeksport pangan ke negara berkembang,sebenarnya negara maju juga mengeksport air.Oleh karena itu komponen harga air harus dihitung dan otomatis harga pangan mengalami kenaikan antara 20 sampai 25 persen dari harga sebelumnya. Bagi negara berkembang pilihannya hanya 2,tetap beli pangan dengan harga lebih mahal atau hentikan /ubah pola konsumsi makanan dengan tidak lagi import gandum,kedelai,jagung,buah buahan dari negara maju.Dalam konsultasi sekarang posisi negara negara Amerika Latin dengan negara maju adalah 1 - 1 alias Draw.Sementara itu posisi kita dengan negara negara maju adalah 2 - 0 untuk kemenangan negara maju,karena kita tidak pernah memanfaatkan dana dari Carbon Trade dan Clean Development Mechanisme,sementara itu kita harus bayar harga pangan lebih mahal dari sebelumnya. Dalam situasi seperti ini tidak ada cara lain selain memperkuat ketahanan pangan dengan memaksimalkan pemanfaatan diversifikasi pangan.Kita dapat memanfaatkan ubi jalar,ubi kayu,talas,sukun,jagung,sagu, sorgum dan tentu saja beras.Sangat disayangkan,kelimpahan variasi bahan pangan di negsra kita tidak dimanfaatkan secara optimal.Akibatnya ,untuk urusan pangan saja kita jadi sangat tergantung pada bangsa asing.Kita hidup di jaman beradab,Medan perangnya bukan lagi di padang/area terbuka dengan mesin perang canggih,tapi di ruang konferensi,kongres,seminar internasional,beradu gagasan,kecerdasan,argumentasi.Sudah waktunya kita jadi pemenang,jangan terus jadi pecundang. Salam,Yance.

Berkat proposal yang diajukan Brasil dan didukung oleh negara negara berkembang,lahirlah Protokol Kyoto pada Konferensi Internasional Perubahan Iklim di Kyoto ,Jepang pada tahun 1997.Protokol Kyoto mengatur tata cara perdagangan karbon layaknya perdagangan saham dan valuta asing di lantai bursa (Carbon Trade) Protokol Kyoto juga mengatur tata cara bagi negara dunia ketiga tiga mendapat dana pembangunan yang diatur dalam skema pembiayaan pembangunan bersih (Clean Development Mechanisme ).Protokol Kyoto dianggap sebagai upaya balas jasa dari negara negara maju kepada negara berkembang,khususnya yang memiliki areal hutan hujan tropis yang luas.Hutan tropis dapat membersihkan udara yang tercemar oleh asap yang berasal dari pabrik /industri besar milik negara maju.Kehadiran Protokol Kyoto tidak diterima dengan ikhlas oleh negara maju khususnya Amerika Serikat,dan mereka merasa kecolongan,kalah berargumentasi dengan delegasi negara negara berkembang.Walaupun demikian mereka tetap membayar kewajibannya,khususnya negara negara Eropa dan Kanada.Negara negara Amerika Tengah dan Amerika Latin dengan cekatan mengambil kesempatan emas itu yang berlaku hanya sampai tahun 2012.Sayangnya Indonesia tidak mengambil kesempatan itu.Sebagai contoh,sebuah negara bagian di Brasil dapat meraup dana sebesa 500.000.000 US $ per tahun dari skema Protokol Kyoto.Posisi antara negara negara Amerika Latin terhadap negara maju adalah 1 - 0,untuk kemenangan Amerika Latin,dan untuk Indonesia dengan negara maju 0 - 0,alias Draw.Negara maju tidak terima dengan keadaan ini.Mereka membalas dengan mengajukan proposal konsep Virtual Water(Air Maya).Dasar pemikiran konsep air maya adalah :Sebagian besar pangan dunia (gandum,jagung,kedelai) dihasilkan oleh negara negara maju.Untuk memproduksi pangan itu dibutuhkan air yang banyak dan air itu diambil dari bumi negara negara maju.Di dalam pangan itu terkandung air dalam jumlah banyak,tetapi tidak kelihatan.Jadi selain mengeksport pangan ke negara berkembang,sebenarnya negara maju juga mengeksport air.Oleh karena itu komponen harga air harus dihitung dan otomatis harga pangan mengalami kenaikan antara 20 sampai 25 persen dari harga sebelumnya. Bagi negara berkembang pilihannya hanya 2,tetap beli pangan dengan harga lebih mahal atau hentikan /ubah pola konsumsi makanan dengan tidak lagi import gandum,kedelai,jagung,buah buahan dari negara maju.Dalam konsultasi sekarang posisi negara negara Amerika Latin dengan negara maju adalah 1 - 1 alias Draw.Sementara itu posisi kita dengan negara negara maju adalah 2 - 0 untuk kemenangan negara maju,karena kita tidak pernah memanfaatkan dana dari Carbon Trade dan Clean Development Mechanisme,sementara itu kita harus bayar harga pangan lebih mahal dari sebelumnya. Dalam situasi seperti ini tidak ada cara lain selain memperkuat ketahanan pangan dengan memaksimalkan pemanfaatan diversifikasi pangan.Kita dapat memanfaatkan ubi jalar,ubi kayu,talas,sukun,jagung,sagu, sorgum dan tentu saja beras.Sangat disayangkan,kelimpahan variasi bahan pangan di negsra kita tidak dimanfaatkan secara optimal.Akibatnya ,untuk urusan pangan saja kita jadi sangat tergantung pada bangsa asing.Kita hidup di jaman beradab,Medan perangnya bukan lagi di padang/area terbuka dengan mesin perang canggih,tapi di ruang konferensi,kongres,seminar internasional,beradu gagasan,kecerdasan,argumentasi.Sudah waktunya kita jadi pemenang,jangan terus jadi pecundang.

Sort:  

Congratulations @agussalim7! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

You published 4 posts in one day

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!