Sejarah kelam panjat pinang

in #sejarah7 years ago (edited)

Indonesia merdeka pada tanggal 17 agustus 1945. Rakyat pun merayakan kemerdekaan dengan karnaval.

Salah satu ciri khas perayaan kemerdekaan kita adalah penyelenggaraan permainan rakyat, seperti panjat pinang, makan kerupuk, pukul bantal dan lain-lain. Ajang ini menjadi ajang berkumpul warga. Biasanya warga akan berbondong-bondong melihat jalannya permainan. Salah satu permainan rakyat paling legendaris adalah panjat pinang. Rakyat menonton permainan ini sambil tertawa.

Panjat pinang adalah permainan yang sederhana. Dimana ada tiang yang tingginya belasan meter dipanjat oleh beberapa peserta. Peserta biasanya membuka baju dan hanya mengenakan celana. Agar lebih sulit dan konyol, tiang itu akan dilumuri oli. Wah, jangan heran permainan itu bisa berlangsung lama. Pernah di gampong saya dulu tidak ada pemenangnya hingga menjelang magrib dan akhirnya hadiahnya di ambil waktu tiang dirobohkan. Di desa dan gampong yang ramai, bisa jadi ada belasan tiang sekaligus. Seru dan mengundang tawa.

Tapi darimanakah sejarah panjat pinang? Sayangnya sejarahnya tidak terlalu menyenangkan.

Panjat pinang merupakan warisan kolonial belanda. Permainan ini telah ada sejak zaman penjajahan belanda. Permainan ini berasal dari belanda. Di negeri asalnya, permainan ini dikenal sebagai de klimmast, yang bisa diartikan sebagai tiang panjang. Permainan ini merupakan salah satu permainan yang digelar untuk perayaan ulang tahun ratu wilhelmina pada 31 agustus, yang memerintah kerajaan belanda waktu belanda menjajah nusantara.

Namun, saat diselenggarakan di wilayah jajahannya, permainan ini hanya dikhususkan bagi pribumi. Di puncak tiang, akan diletakkan hadiah seperti makanan dan pakaian yang saat itu merupakan barang biasa bagi warga belanda namun barang mewah bagi rakyat yang dijajah. Warga belanda tidak mengikuti. Mereka hanya menonton dan menertawai warga pribumi yang bersusah payah, saling menginjak satu sama lain dan berjatuhan. Tidak jarang insiden memalukan terjadi seperti celan melorot dan hal itu makin menambah tawa mereka. Jadi, memang terasa ada sejenis penghinaan bagi warga pribumi dalam permainan ini.

Oleh karena itu, banyak sejarawan yang menentang keras permainan ini karena dilihat sebagai bentuk penghinaan bagi warga pribumi.

Tapi nyatanya permainan ini bertahan hingga sekarang. Argumen yang digunakan pendukungnya adalah permainan ini terlanjur melekat pada rakyat. Selain itu, bagi pendukungnya, permainan ini menunjukkan kerjasama, kekompakan hingga semangat gotong royong yang melekat pada nilai-nilai yang dianut masyarakat indonesia.

Perdebatan ini memang jarang ditampilkan di publik. Permainan ini nyatanya bertahan dan memang disukai rakyat indonesia yang dikenal suka tertawa. Permainan ini menunjukkan bahwa budaya belanda merasuki budaya kita. Tidak hanya panjat pinang, bahkan permainan makan kerupuk juag berasal dari belanda.

Sekarang bagaimana perspektif kita terhadap panjat pinang: apakah kita melihatnya sebagai penghinaan kolonial yang larut bersama sejarah atau sebagai sebuah permainan untuk bahan tawa untuk merayakan kemerdekaan? Well, nyatanya sebagian besar dari kita melihatnya sebagai refleksi kerjasama sekaligus bahan tawa.

Sort:  

Postingan yang menarik @rikiputra, sejarah yang anda uraikan sungguh sangat miris jika kita lihat sekarang ini.
Namun seperti yang Anda jelaskan, mungkin sebagian masyarakat kita menganggap ini sebagai salah satu bentuk kerja sama, sehingga membudaya hingga sekarang. So..kita ambil nilai baiknya saja, jika ini suatu ajang untuk menguji tingkat kekompakan juga ajang bersaing untuk sukses bersama.

mgkn masyarakat lebih memilih utk melihatnya dgn kacamata yg positif