Duhai mawar merah kini tangkaimu tak lagi tegap
Memberi senyum sebagai perhiasan perjalanan
Cerita kehidupan
Mawar merah kini kau layu bagai mahligai
Asmaraku yang erat terpatri
Namun hancur dalam sekejap
Lengkung durjapun kian menghampiri
Menambah penderitaan hati tersakiti
Mawar merah apa kau telah bosan
Dengan ceritaku
Atas deritaku separuh jiwa tercampuk
Hilang atas kepalsuan
Luka tergores dalam menjalar pada relung jiwa
Meracuni hati hingga muncul benih
Dendam kesumat
Mawar merah kaupun ikut menangis bersama hujan dan waktu
Apakah dia tau betapa luka dihati
Kala rendam rontak sendiri dalam gelap
Seperti seribu pukulan keras yang membirukan
Tubuh ini
Tak adakah cara lain agar aku bisa
Menyembuhkan luka ini
Bisakah aku memutar kembali waktu
Akan segalanya yang tidak pernah disangka
Tak sanggup aku merayunya kembali
Tak sanggup aku berlari dan mencarinya lagi
Mungkin suatu hari nanti
Rencana Tuhan tidak akan mengecewakkan lagi