Dalam usia produktif inipun terbagi dalam masa belajar kecakapan dalam menjalani kehidupan. Paling kurang dalam rentang waktu sepuluh tahun seseorang pasti jatuh bangun dalam berusaha menggapai kesuksesan. Hanya satu dua orang yang langsung berhasil dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai.
Antara usia 20 - 40 tahun seseorang disebut dengan pemuda. Pemuda merupakan tulang punggung bangsa, maju tidaknya sebuah negeri ada di tangan pemudanya. Pemuda hari ini merupakan cermin negeri 20 tahun kedepan. Seperti keadaan Aceh saat ini, pemimpin Aceh sekarang merupakan para pemuda 20 tahun yang lalu bila kita tarik garis kebelakang maka sekitar tahun 1998. Bisa kita bayangkan keadaan para pemuda Aceh di tahun-tahun tersebut. Pemuda Aceh saat itu sebagian menjadi gerilyawan, sebagian menjadi pengungsi di negara lain dan sebagian lagi tertekan hidupnya setiap hari dibawah ancaman bayonet dan popor senjata akibat dari konflik politik. Pemuda saat itu hanya memikirkan bagaimana caranya bertahan hidup dari hari ke hari tanpa sempat memikirkan hari esok apalagi untuk belajar tata kelola pemerintahan yang baik dan benar.
Sekarang Aceh berada dibawah kendali para pemuda era 90an. Kita bisa lihat tata kelola pemerintahan Aceh mulai dari tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota. Tidak jelasnya arah pembangunan baik itu pembangunan manusia, pendidikan maupun pembangunan fisik. Tidak ada target yang ingin dicapai alhasil sistem pemerintahan berjalan apa adanya. Wajar keadaan negeri seperti ini mengingat keadaan negeri sewaktu pemimpin masih sebagai pemuda yaitu era tahun 90an.
Berangkat dari.keadaan tersebut, diharapkan para pemuda hari ini menyadari cepat atau lambat negeri ini berada di tangan mereka. Kita tidak ingin para pemuda sekarang mengadu nasib ke negeri orang khususnya Malaysia. Disana para pemuda Aceh menjadi tenaga kerja ilegal dan sebagian menjadi penyelundup narkoba. Di Aceh sendiri para pemuda berada dalam kebimbangan, lapangan kerja yang semakin sempit dan kurangnya skill menjadikan pemuda terombang ambing hidup dalam ketidakpastian. Keadaan seperti ini harus segera ditanggulangi dan dicarikan solusi, jika tidak maka 20 tahun kedepan Aceh semakin terpuruk.

Pemuda seharusnya menjadi pemikir, pemikir terhadap keadaan negeri. Jika diperhatikan banyak sektor yang bisa di garap di tanah yang mulia ini. Hanya pemuda Aceh yang bisa membangun negeri Aceh bukan investor asing yang hanya mencari keuntungan dari sumber daya alam negeri kita. Di sumur gas alam kurang apa investor tapi apa yang didapati rakyat sekelilingnya. Hanya potret kemiskinan yang kita lihat.

Aceh butuh pemuda kreatif, berwawasan dan bertanggung jawab terhadap negerinya. Suatu negeri akan maju dengan berkembangnya dunia usaha. Suatu negeri akan berkembang bila pemimpinnya dipersiapkan dengan matang. Kita tidak menyalahkan siapapun dengan keadaan Aceh hari ini, kita maklumi kehidupan 20 tahun yang lalu berdampak sekarang ini. Maka dari itu pemuda saat ini diharapkan mengambil hikmah atas keadaan ini supaya bisa lebih baik untuk masa yang akan datang. Demi negeri Aceh yang lebih baik. Jangan lupa satu hal "keadaan pemuda hari ini begitulah keadaan negeri hari esok".
Hello @riskikhatami.. Selamat join di Steemit! Suka anda bergabung di sini.. sudah upvote yah.. 😊
Hahah iya. Makasih
Sudah vote kak