Engkau terlahir ke dunia dalam buaian doa-doa.
Ketika pertama membuka mata,
Ayah adalah orang yang pertama Berbahagia.
Memeras keringat dan air mata tak mengapa.
Demi engkau mengenyam pendidikan, dan membanggakan keluarga.
Ayah jugalah orang yang pertama marah.
Ketika engkau terlambat pulang sekolah.
Demi kebaikanmu kelak, walau engkau meluapkan amarah.
Beranjak dewasa engkau mengenal cinta dan luka.
Lalu terhanyut dalam belantara sosial media sebagai pelampiasannya.
Malu-malu engkau mulai menjajakan diri dengan murah.
Gemerlap malam telah membuat imanmu goyah.
Langkahmu riang melangkah menyusuri lobi hotel mewah.
Demi sesuatu bernama rupiah.
Ayah jugalah yang pertama kali menangis dan kecewa.
Ketika tahu engkau menjadi bagian dari orang-orang pendosa.
Yang tidak pernah diharapkan kehadirannya.
Tahukah engkau, di dalam kubur ayahmu kelak, ketika tiada.
Engkau akan menyeret ayahmu ke dalam pusara api neraka?.