Gemuruh hujan malam itu
berdendang mesra nyalanya
pada atap nan karat melarat
yang tanpa sengaja, tempiasnya menyentuh
pusat kerinduan yang kian mengurat
pelan-pelan sang hujan
mengeja tiap tetes kenangan
melaju bersama angin mendayu hati
lenakan kelabu menyatu kelu
di bibir malam
di sela-sela hujan itu
di tanah nan lemah membasah
ku lihat wajah mu, ibu
yang sedang senyum memalu
karena kala itu, aku
lagi merindu mu dalam semu