Kutemukan jasadku tergeletak,
Jasad yang kerapkali kau peluk itu,
Kini terjerembab,
Jatuh,
Namun menolak mati di ujung jurang pikiranmu.
Tubuh-tubuh yang dulu coba kau kekalkan,
Kini jatuh satu-persatu bagai rintik hujan,
Terpelanting,
Sia-sia,
Tubuh-tubuh itu menolak ditinggalkan,
Aku, adalah satu dari sekian banyak tubuh itu,
Yang kau lahirkan,
Tumbuh,
Lalu menjadi sia-sia,
Tubuhku adalah siluet senja,
Yang lahir dari bait puisimu,
Kau berikan secara utuh.
Di kebun pikiran kekasihmu,
Lalu ditanam,
Tumbuh,
Dan beranak.
Di lain waktu,
Di sudut meja kerjamu,
Kau melahirkan malam,
Kau semai,
Lalu kau berikan pada kekasihmu yang lain.
Selang dua purnama,
Kutemukan tubuhmu tercabik di kebun pikiran kekasihmu,
Kebun yang kau semai dengan tubuhku yang kini tergeletak,
Menolak mati,
Di jurang pikiranmu.
Surakarta, Februari 2018