Gerbang Kota Berdua
Masih terbayang temaram di gerbang kota
Berdua bergenggam tangan terasa mesra
Diterangi ufuk barat merona merah
Saat kulangkahkan kaki menjinjing bawaan
Tanpa ciuman, kecupan, dan belaian
Sengaja kulakukan
Tidak mau tinggalkan jejak perpisahan
Karena sekarang kita bukan terpisah
Sekedar dijarak, sebelum terikat
Sampai nanti
Di gerbang kota ini, Sayang
Aku kan pulang dalam pelukan
Kisah Sepatu Bot
Jejak kaki beralas sepatu bot
Tidak dihiraukan barang sekejap
Tanah merah dihias jejak sepatu bot
Mengular panjang dari awal dilangkahkan
Terciprat genangan diinjak sepatu bot
Berapa jauh tiada yang tahu
Si lelaki bersepatu bot
Apa zahirnya kehendak yang dikejar?
Wahai kaki bersepatu bot
Tidak lelahkah membawa lelaki?
Wahai sepatu bot
Jadilah sang penyaksi
Sampaikan Kabar Rindu
Duhai penyelam alam
Bolehkah aku titipkan sebuah gubahan?
Pesan picisan dari yang tersayang di seberang lautan
Hanya sebaris kalimat, tidak banyak
Mohon sampaikan
Lewati selat pembelah daratan
Tentu mampu, kau tangguh
Ombak ganas terabas lepas! Terjanglah!
Doaku terselip harap bersamamu
Mohon jangan lepaskan, dilupakan
Hingga tenang berlabuh di tepian
Lihat dia di sana, terduduk di tepian dermaga
Beri kecupan sayang dariku seorang
Sambil katakan
"Sabar, Sayang."
Berpulang Sayang
Sudah semua terkemas
Pakaian telipat disesakan ke dalam tas
Lembaran kertas masuk terselip di kantong jas
Senyum terkembang melangkah ringan
Jinjing semua titipan dan bawaan
Duduk tenang menantikan
Pekik peluit terdengar!
Pecah barisan menuju labuhan
Tempati lesehan di dalam kapal
Termenung, membayang, Sayang
Kini kupulang setelah lama meninggalkan
Semoga engkau sambut aku dengan senyuman
Haru bahagia di gerbang kota kenangan
Sendiri Dipeluk Mimpi
Di sini aku, yang dahulu temaram
Melewati gerbang diselimuti kelam
Terdiam bersama malam tanpa bulan
Masih mengembangkan senyum, walau tanpa kau, Sayang
Merenung sejenak di pelataran pertokoan
Tempat dulu kita tertawa berduaan
Gandeng tangan susuri jalanan
Pandangi langit, menghitung bintang
Sama berharap bisa terlelap di hamparan
Sampai pagi dibangunkan kokokan
Lempar senyum lalu berpelukan
Tiada sedetik pun ingin dilepaskan
Sampai terulang lagi hari bersamaan
Mimpi indah yang menjadi kenangan
Kemudian aku coba tenang
Menangkupkan kepala dalam lipatan tangan
Menangis dalam kesendirian
Tersenyum di kesunyian penantian
Entah akhiran atau awalan
Semua remang
Tiada kamu, Sayang
Re-Kun
Indonesia, 05-10-2016
Tulisan ini pernah diposting di sini
Kunanti kedatanganmu
Dengan menggenggam rindu
Biarlah rasa ini bertahta
kita luahkan saat berjumpa
😉
Tunggu tenang sampai datang
Biar dulu merpati yang sampaikan
Bawa potongan dari perasaan
Aku harap akan kau simpan;
Sampai waktunya 'kan datang
Selaksa rindu t'lah bertahta
waktu memburu ingin berjumpa
Alam belum memberi restu
tetaplah diriku di penantian biru
Rindu itu bumbunya hati
Kumohon jaga jangan tersisih
Biar restu aku yang cari
Agar biru menjadi pelangi
STOK kata2 sudah habis😅😅😅Sudah gk bisa komentar lagi saya @re-kun.
Congratulations You Got Upvote
& Your Content Also Will Got Curation From
You received an upvote as your post was selected by the Community Support Coalition, courtesy of @sevenfingers
@arabsteem @sevenfingers @steemph.antipolo